Selama Pandemi Ngapain Aja?

9/24/2020 08:16:00 PM

24 September 2020. Kalau dihitung dari Maret, saat kota-kota besar memutuskan lockdown, kira-kira sudah enam bulan kita memasuki masa pandemi.


Segala hal rasanya jungkir balik. Allah menyajikan sebuah episode yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Aku benar-benar di rumah. Yah, sesekali keluar, tapi jarang sekali. Kalau kalian lihat, bagaimana google merekam gerak posisiku, pointernya hanya menunjukkan satu lokasi. Rasanya waktu berjalan amat cepat. Tiba-tiba pagi lagi, tau-tau sudah malam.

Sedih?

Sekilas memang menyedihkan. Rasanya, kalau lupa ada rasa yang harus dipegang erat-erat bernama syukur, aku ingin bilang, "Ya Allah bosaaaaaan!"

Namun, aku justru jadi segelintir orang yang bisa menikmati bekerja dari dalam rumah, tanpa harus melewati badai virus Covid-19 di luar sana. Alhamdulillah. Di era pandemi, banyak yang harus mempertaruhkan nyawanya untuk sesuap nasi.

Abang gojek yang amat berjasa, menolongku makan dan minum dengan sangat praktis. Para buruh harian di pabrik, abang angkot, pekerja kantoran, mereka yang harus menggunakan angkutann umum. Huft, kebayang gimana khawatirnya hari-hari mereka dibayang-bayangi virus.

Jadi, mari kita syukuri keberadaanmu yang hanya di rumah ini. Nanti, kalau sudah mereda, semoga Allah izinkan kita memperbanyak sujud di berbagai petak bumi-Nya lagi ya. 

Mari kita menghitung-hitung, apa saja yang sudah kulakukan selama pandemi:

Aku masih bekerja di SMART 171. Seperti NGO lainnya, jumlah donasi berkurang. Era sedang sulit, perputaran uang sungguh sedikit. Aku dan kawan-kawan SMART menyelesaikan angkatan pertama Baik Berisik akhir Agustus lalu. Membuat video-desain campaign seperti biasanya. Daaan sedang menggarap e-learning kepalestinaan. 

Aku membuat @selamanya.alquran tapi belum jalan lagi. Itu sebuah proyek pribadi, untuk menyampaikan Al Quran pada milenials dari buku-buku Abi. Haha, ayo lanjutkan!

Hanya dalam waktu satu minggu rasanya, di awal September lalu, terciptalah Global Quranic Student. Sebuah wadah untuk milenials mendunia bersama Al Quran dan memaksimalkan potensinya.

Ramadhan lalu, aku meluncurkan novel pertama, yang menjadi buku keduaku, dengan seizin-Nya. Novel yang sejak dulu ingin sekali aku tulis. Novel tentang Palestina. Ini benar-benar novel yang sangat idealis. Aku khawatir penerimaan pasarnya sangat kecil. Tapi, kalau bukan kita yang menyuarakan Palestina, siapa lagi? Bismillah ayo terus suarakan qoon!

Alhamdulillah, masih istiqomah ngonten di instagram @qooonit walau sederhana, semoga bisa jadi tambahan amal jariyah ya!

Setiap sabtu dan minggu, aku berikan slot untuk sharing sama kawan-kawan dari seluruh Indonesia. Banyak hal lucu, butuh postingan sendiri untuk menceritakannya. Sesi sharing ini, berhasil membuatku untuk selalu belajar hal baru, melatih kelancaran dan kerapihan berbicara (public speaking-ku sungguh harus di-upgrade, aku tak mengerti mengapa banyak orang masih memberiku kesempatan sharing :""), melatih menimbulkan rasa cinta untuk berbagi sama orang lain.

Dan tentu saja, sharing tiap pekan ini, menuntuku jadi orang baik. Selalu berbenah, selalu mengevaluasi, selalu menjaga ruhiyah. 

Awal september, Allah kasih hidayah lagi untuk ikut mulazamah-menghafal Al Quran, bersama the Master, Ustazah Masyitoh! Ustazah bermuka teduh itu, istqomah banget mendampingi murid-muridnya untuk menghafal Al Quran. Apalagi aku, yang sering ilang-ilangan. Ampuni ya Rabb.. Saat pertemuan darat dahulu, beliau bisa menerima 3 setoran sekaligus. Masya Allah.

Sepertinya hanya itu yang kulakukan. Tambahin lain, mungkin pekerjaan domestik, seperti membantu umi memasak, mencuci baju, membersihkan meja, menyapu, dan bermain bersama Gazi (3 tahun).

Jujur, keproduktifitasanku sungguh menurun. Ini menyedihkan. Ayo bangkit lagi!! Bismillah, pandemi bukan alasan malas-malasan. Pandemi tak membuat waktu berhenti. Kehidupan terus berjalan. Siapa pun yang diam akan tertinggal.

You Might Also Like

0 komentar

Instagram