Dipecat

12/27/2017 05:50:00 PM

Pernah gak ngerasa kita dijauhkan dari sebuah kebaikan?

Suatu kebaikan yang biasa rutin kita lakukan tiba-tiba terhenti begitu saja.

Aku pernah. Begini kisahnya.

Suatu waktu ku pernah ikut lembaga menghafal Al Quran. Hanya dua bulan tapi amat berkesan.

Untuk mengikutinya, aku harus menempuh perjalanan Jatinangor - Jakarta, dengan kondisi tol Cikampek yang super macet. Karna duitnya dikit, jadi kupaksain pake Prim*jasa, dengan jadwal keberangakatan sepagi mungkin (biar ga kena macet).

Untuk mengikutinya, aku harus stress mempersiapkan hafalan yang akan aku setorkan. Sepertinya karena banyak dosa, ku jadi sulit menghafal.

"Duh belom hafal ini"
"Gimana dong, besok tasmi juz ini"
uring-uringan mempersiapkannya, dibantu Wilda, teman sekamarku, yang super solehah.

Karna rugi bat udah capek capek ke jakarta, terus setoran cuma seuprit.

Setiap pertemuannya, aku harus terus bersama Al Quran selama 3 jam. Awal-awal rasanya kayak diruqiyah. Berkali-kali ustazah menegurku,

"hayo jangan main hp!"

Lalu cengar-cengir ambil Quran lagi.

Kalau habis setoran, padahal cuma beberapa halaman sih, rasanya super bahagia dan bangga sama diri sendiri.

"WOW! GUE BISA!!" Alhamdulillah.. Ketemu Abi juga jadi pede kan, wkwk

Selain itu, ku juga suka lingkungannya. Isinya memang emak-emak yang sudah berumur. Beberapa membawa anak mereka. Dengan kerudung super panjang, yang eum....tidak mengikuti fashion terkini.

Sekilas, mereka memang tidak menarik. Tapi berkilas-kilas, rasanya mereka berubah menjadi bidadari surga, dengan sayap besar menjuntai. Mukanya teduh, matanya penuh binar.

Apalagi kalau tahu jumlah hafalan mereka. Ada yang 10, 20, bahkan 30 juz. Rasanya kayak upik abu yang terlunta-lunta menyamai kecantikan sang bidadari.

Lalu suatu hari, kegiatan pekanan bersama emak-emak fashion disaster ini terhenti.

Karena masih join grup WA, ku selalu melihat perkembangan aktivitas mereka. Aku tidak ikut, saat mereka melakukan A, B, dan aktivitas keren lainnya. Para bidadari ini semakin melesat, di saat aku justru mundur.

AKU IRI! Dan merasa....

"kenapa aku tidak bersama mereka?"
"kenapa waktuku bersama Al Quran tak sebanyak dulu?"
"Kenapa aku mengalami kemunduran?"

Lalu ku tahu, ternyata Allah itu memilih hati-hati hamba-Nya yang dianugerahi Al Quran. Hati yang cukup pantas untuk sebuah kesucian kalimat kalimat Allah.

Mereka yang diberi rezeki tak ternilai untuk bisa bersamanya siang dan malam. Mereka yang Allah pilih untuk memahami hikmah besar di dalamnya.

Kenapa aku dikeluarkan dari kebaikan?

 "Jangan-jangan aku sudah dipecat Allah?"

 KENAPA? KENAPA AKU DIPECAT! Apa aku tidak pantas? kesalahan apa yang ku lakukan?

aku panik. Aku tak sudi. Sepertinya ku akan coba cari kerja lagi. Doakan aku ya :)

You Might Also Like

0 komentar

Instagram