Manusia Paling Bodoh

3/02/2017 06:41:00 AM

Untuk yang kesepuluh kali April muncul ke permukaan air. Nafasnya terengah-engah. Tubuhnya bergerak ke atas ke bawah, seirama ombak lautan. Tenaganya telah habis.
Semangatnya telah pupus. Wajahnya dipenuhi kekecewaan dipadu kesedihan yang mendalam.
Ia lalu naik ke atas perahu.
"Masih tidak ketemu April?" tanya Mei sambil memandangi manuver epic burung-burung Camar, terbang rendah di atas air.
yang ditanya pasang muka kusut. Duduk berselonjor kaki kelelahan. "Aaargh!" teriak April sambil memandang langit.
"itu liontin kesayanganku Mei! harganya 10 juta! hadiah dari ayahku." April mulai menggerutu.
Mei terkekeh menyebalkan. "Kau sudah cari dengan benar belum?" tanya Mei setengah peduli, setengah meledek.
"Aku sudah cari di berbagai titik tempat tadi kita snorkeling. 10 kali bolak balik Mei! Tetap tidak ketemu!" Balas April kesal kehilangan benda berharganya.
"Aarggh!" Air mata April mulai menggenang di pelupuk. April terisak. Bahunya naik turun dengan cepat. Nafasnya tak beraturan.
Kalau sudah begini Mei tak akan tega. Akhirnya ia menyudahi tontonan manuver burung Camar favoritnya, lalu menoleh pada April.
"Cup..cup..jangan nangis dong, nanti kamu jelek...emang mau foto liburan matanya sembab?" Ucap Mei sambil beranjak duduk di sebelah April.
Tangisan April makin keras. "Huaaaa!!!"
"yeee..malah makin nangis," ucap Mei sambil terkekeh.
"kau pernah meghitung volume lautan di bumi ini April?" Mei mulai mengeluarkan jurus andalannya.
April menoleh pada Mei sebentar. Pasang muka ingin membunuh. Lalu kembali menangis, "Huaaaa...!!" 'Mana aku tahu' begitu makna tangisannya.
Mei tertawa. "yaya..kali ini ku tak kan menyebutmu bodoh April, haha..jawabannya 1.37 triliun kilometer kubik!"
"Bisa kau bayangkan April? Triliun kilometer pangkat tiga! membayangkannya saja membuatku gila! itu banyak sekalii"
"Laut juga menyimpan misteri yang tak terbayangkan oleh siapapun...apalagi kau April!" Mei masih sempat meledek.
April menyikut kawannya gemas. BUK!
"Aw! canda April.." Mei nyengir.
"Dunia mencatat explorer terjauh menyelami lautan sedalam 11.000 meter! Puncak Everest saja 8000 meter April! Itu dalam sekali bukan?"
"Ah..bahkan puncak gunung tertinggi ada di dasar laut! 10.000 meter! di Samudera Pasifik! Namanya Mauna Kea.."
"Nah, coba kau bayangkan, laut di kedalaman 1000 meter saja sinar matahari sudah tak tembus! Gelap gulita! mahluk seperti apa yang bisa hidup di kedalaman 11.000 meter!"
"WOW! SUPER FANTASTIC!!" Mei heboh sendiri dengan penjelasannya. Tangisan April mulai berhenti karena kelakuan sahabatnya ini.
"Katanya ada cumi-cumi sebesar bus April! Lalu hewan hewan pada kedalaman itu glow in the dark! Bisa menyala, transparan, bisa hidup, wah luar biasa!"
"Ah bahkan hewan terbesar di Planet ini ada di Laut. Paus dengan panjang 33 meter! Wuuuooowwww....." Mei menirukan suara Paus di film Finding Nemo tepat di kuping April.
"Annoying!" Teriak April sambil menjauhkan kepala kawannya.
Mei tertawa. "Ah ada lagi April! Tadi kau terpana dengan terumbu karang warna warni saat kita snorkeling kan?"
"yaa.." jawab April pelan.
"ternyata jumlah terumbu karang yang kita kira sudah sangat luas itu, hanya 1% dari total lautan!"
"Ah...dan ikan warna warni yang imut-imut itu..cumi sebesar bus, ikan paus setinggi gedung, ikan ikan glow in the dark, dan semua spesies hewan di lautan, jumlahnya mencapai......."
Mei sengaja menggantung kalimatnya untuk menciptakan efek penasaran.
"230.000 spesies!!" Ucap Mei tidak nyantai.
"Daaaan....ini fakta paling keren! Pasti kau bisa gila mendengarnya April!" Mei melanjutkan dengan tidak sabaran.
April penasaran tapi sok jual mahal, "apa?" tanya April singkat.
"Dari semua kekerenan fakta tentang laut yang aku jabarkan tadi. Ternyata manusia baru mengeksplorasi 5% saja! Masih ada 95% misteri tak terungkap di lautan yang luas ini......." ucap Mei sambil membentangkan tangannya perlahan.
"Coba kau bayangkan kemugkinan gila apa lagi yang mungkin ada di laut April!" Ujar Mei sambil geleng geleng kepala. Takjub akan luar biasanya laut.
"WOW! WOW! WOW! KEREN SEKALI MEI YANG CERDAS!" Tiba tiba April berteriak sambil tepuk tangan sarkas.
Prok..prok..prok...
"Lalu apa hubungannya dengan Liontinku yang hilang Mei?" tanya April kesal.
"Ah ya! aku sampai lupa bagian itu! Hahaha! Padahal itu yang paling penting! HAHAHA!" Mei malah tertawa terbahak-bahak.
April melengos.
Mei lalu mencelupkan jarinya ke laut. "Ah, kau lihat tetesan air yang menggantung di jariku April?" kata Mei sambil mendekatkan jarinya ke wajah April.
April mengangguk.
"Nah! Liontinmu itu harganya tidak ada sepersejuta dari tetesan air ini April..."
"Sedangkan nilai akhirat ialah seluruh lautan dan isinya! Beserta semua keluarbiasaan yang aku ceritakan tadi!"
"Tak usah lah kau sedih kehilangan Liontin 10 juta. Kemarin saja kau kebablasan tidak Salat Subuh biasa saja!"
"Sebenernya kau sudah rugi berkali kali lipat dari liontinmu yang hilang itu April! Sudah berapa kali kau meninggalkan salat? apalagi bangun Tahajud!" Papar Mei cepat dengan intonasi tinggi.
Tinggal April tertohok.
Tiba-tiba liontinnya jadi terasa tak berharga. Tiba-tiba ia merasa telah rugi besar.
"Kalau ada manusia paling bodoh....
mungkin itu aku Mei..." ucap April pelan dengan tatapan kosong ke arah laut yang membentang seakan tak bertepi.
sumber:
"Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut; air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia.” (HR. Muslim)
www.divein.com/articles/ocean-facts
http://www.savethesea.org/STS%20ocean_facts.htm
http://marinebio.org/

You Might Also Like

0 komentar

Instagram