Kisah Romantis

3/02/2017 06:38:00 AM

"Kalian berdua kenapa sih senyum senyum sendiri terus!?" selidikku kesal. Dua kawan dihadapanku ini seperti orang gila saja.
Terseyum-senyum tidak jelas, mengaduk-ngaduk sup yang sebenarnya tak perlu diaduk, memandang langit padahal tidak ada apapun, dan keanehan gerak gerik lainnya.
"Pasti lagi pada jatuh cinta nih...cerita cerita dong punya gebetan baru!" terkaku kemudian.
Mereka berdua beradu pandang, lalu melirikku.
"Yaampun...romantis bangeet!" teriak mereka berbarengan. Membuatku makin ilfeel berada di dekat mereka. Aku melengos sambil membuang wajah.
"Ih kok kita sama sih!" ujar Juni kepada Juli. Mereka lalu tertawa bersama.
Dasar tidak jelas!
Juni seorang muslimah idaman satu kampus. Cantik, solehah, supel, modis, pintar, akademik gemilang, bertabur prestasi, penulis buku best seller, incaran ikhwan-ikhwan.
Juli juga cewek idaman satu kampus. Hanya saja beda pangsa pasar. Cantik, tinggi, model dengan tarif dua digid, langganan juara paper contest ke berbagai negara, fasih berbahasa Inggris dan Jerman, ah incaran cowok cowok populer.
Mereka berdua layaknya bidadari turun dari kayangan. Sedangkan aku? rakyat jelata di kampus. Cewek tak terlihat. Kalau aku jalan bersama mereka, hanya aku yang tak disapa.
Menyedihkan..
Ah, sudah biasa.
"Jadii...?" tanyaku lagi.
"Akhir-akhir ini banyak sekali kisah romantis yang aku alami April," Juni mulai bercerita duluan.
"Aku seneng banget kalo dapet cubitan-cubitan kecil nan manis." Ucap Juni dengan senyuman paling lebar.
Aku dan Juli sontak menengok ke arahnya, "Hah? gimana maksudnya?" Potong Juli.
"Iyah, misal waktu aku lagi kesel banget sama dosen di motor, tiba tiba ada daun jatoh tepat nabrak wajah aku.
'Buk!' Kaget banget gue. tapi langsung nyadar kalo lagi dicubit.. 'Astaghfirullaah maafin aku ya Allah..gak lagi jelek-jelekkin dosen'
Terus waktu lagi nonton yutub video cover lagu abang Levine. Padahal sebelumnya, gue download banyak video lancar lancar aja, tapi saat itu tiba tiba ngadet...
Langsung nyadar lagi diingetin, "Aaa..maaf ya Allah..gak lagi-lagi denger yang gak penting."
uuw so sweet kaan..terus..terus.."
"STOP STOP!" Juli memotong cerita Juni. "Apanya yang romantis sih!!?" tanya Juli tak terima.
"Iihh.. lo ga peka banget si jul," Juni melengos lalu menyantap jamur di supnya.
Sambil mengunyah dengan kecepatan tinggi, ia mejawab pertanyaan Juli, "Coba lo pikir, dari jutaan kemungkinan selembar daun jatuh dari ranting, lalu diterbangkan angin ke berbagai tempat, kenapa bisa banget pas ke muka gue..?"
"Pas banget waktu aku lagi mikirin hal buruk...gak ada yang kebetulan di dunia ini Juliii!" Papar Juni penuh semangat.
"Lah..gue sama August pacara lama, kok gak pernah ada teguran-teguran dari Allah? Hidup gue masih jadi 'goals' semua orang gitu."
Yaampun Juni benar. Aku juga suka bertanya hal yang serupa. Mengapa Allah berikan kesempurnaan pada Juli padahal ia jauh dari Allah. Salat aja harus diseret-seret Juni.
Juni terdiam beberapa detik. Merenugi pertanyaan Juli.
"Nah, justru kesempurnaan hidupmu itu yang harus kau takutkan Juli..." Juni akhirnya angkat bicara.
"Dengan semua kemudahan hidupmu, padahal kamu Salat saja malas, jangan-jangan kamu sudah dicampakkan Allah Jul."
"Dicampakkan...?" ucap Juni heran.
Aku dan Juli saling lempar pandang ngeri. Kata 'Dicampakkan' terus terngiang dalam hatiku.
"Yaap. Allah berikan semua kesenangan dunia seluas-luasnya..hingga akhirnya...BOOM! pintu taubat tak terbuka lagi."
Suasana hening. Kami bertiga diam saling pandang.
"Tidak juga Juni..kau salah," Juli akhirnya menanggapi.
Juni hanya angkat Bahu. "Bisa jadi.."
"Allah tidak mencampakanku Jun, buktinya ia sedang menugurku sekarang..
"Lewat kamu..." lanjut Juli.
Sontak kami bertiga tertawa.
"Iih..so sweet," balas Juni sok imut.
Aku tersenyum. Lalu mengingat hidupku yang juga lancar dan mudah walau berlumur dosa.
Ah, jangan-jangan....

You Might Also Like

0 komentar

Instagram