The Art of Speaker

3/02/2017 06:37:00 AM

Ilmu ini kudapat dari ahlinya. Narasumberku ini sudah menjadi pembicara selama puluhan tahun. Di undang hingga ke pelosok Indonesia bahkan mancanegara. Di undang untuk acara insidental sampai rutin tiap minggu atau tahunan.
Ku pernah menanyakan padanya, "Kapan si nyiapin materinya tiap kali ngisi?" lalu dengan santai ia menjawab,
"eumm 10 menit sebelum tampil, saat moderator sedang membuka atau membacakan cv"
Eumm...okay, terdengar menyebalkan 😂😂 oo..betapa aku sangat mungil dalam hal ini.
Mari simak pesan berharganya:
1. Bersyukur
Gak semua orang dipercaya sebagai pemateri. Maka ketika tawaran itu jatuh padamu, bersyukurlah. Menjadi pemateri, bukan berarti kamu yang paling pandai dalam materi tersebut.
Banyak sekali orang yang secara ilmu lebih mumpuni, tetapi tidak dapat kesempatan. Ini soal kepercayaan orang-orang disekitarmu. Allah lah yang kelebatkan namamu di pikiran-pikiran mereka.
Bersyukur juga atas rizki ilmu, yang ketika kamu sebarkan sifatnya akan selalu bertambah. Bersyukur atas jaringan yang semakin luas. Bersyukur atas kebahagiaan dari berbagi.
2. Tawakal
Niatkan untuk selalu membuat orang lain jadi lebih baik. Maka, jika ada satu dua orang yang terketuk hatinya, semoga bisa menjadi amal jariyah untuk kita.
"Enakkan kalo saat kita mati nanti, pahala masih terus mengalir karena seseorang mengamalkan apa yang kita sampaikan," ujarnya. Aku mengangguk.
Sebelum mulai, berdoalah agar ucapan kita mudah dimengerti. Berdoalah agar Allah bukakan hati mereka sehingga mudah menerima. Tugas kita, hanya berikhtiar, menyampaikan, sisanya serahkan pada Allah.
Menjadi pemateri bukan sekedar masalah nominal bayaranmu. Tidak seperti motivator berharga puluhan hingga ratusan juta, narasumberku ini tak pernah menetapkan tarif. "Tapi kalo ngisi satu hari di lima titik yang berbeda capek juga si," keluhnya.
Kenapa ga ditolak aja si? simpel | ya gimana ya Qoon..orang kan butuh, masa kita tolak
"Yaampun kok baik banget si" ujarku dalam hati, wkwk 😂
3. Upgrade!
Jika seorang pemateri mau berumur panjang, wajib hukumnya untuk selalu meningkatkan kapasitas diri. Zaman selalu berubah, jika tidak meng-upgrade, siapa pun akan tertinggal.
Tetap baca buku, ikuti perkembangan isu, belajar terus dan terus. Tidak hanya ilmu, ruhiyah ternyata juga harus di-upgrade.
"Kalo ruhiyah bagus, pemateri akan mampu menyuntikkan energi ruhiyah kepada seisi ruangan." jelasnya. Ini yang membuat pesan yang disampaikan tidak masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
Yaampun, ga bisa maen-maen jadi pemateri tuh ya, wkwk 😂😂
4. Ruhi dan Ilmi
Ada dua tipe konten yang disampaikan seorang pemateri. Pertama dari segi ruhi, konten yang mendekatkan manusia pada Allah. Dekat sekali dengan keagamaan.
Kedua dari segi ilmi, biasanya disampaikan oleh para ahli dari berbagai disipilin ilmu. Nah yang paling keren adalah pemateri yang mampu menggabungkan keduanya. Sehingga pendengar terpenuhi aspek kognisi dan ruhiyahnya.
Thats all mafrens 😎
"yang perlu diingat, menjadi pemateri berarti telah menjadi aset bagi umat. Mengisi di saat yang lain menerima. Membangun di saat yang lain menghancurkan," begitu pesannya.
*lalu ia melafalkan ayat AlQuran* | plis kalo menyampaikan dalil pake artinya, aku ga bisa bahasa arab 😂😂 | Surat Hud ayat 115, kapan kamu bisanya niit..... 😬 | ehehe 😂😂
"Intinya, Allah gak akan menyia-nyiakan hambanya yang berbuat baik. Pasti ada perlakukan spesial untuk mereka yang mau berbuat lebih dalam menyebarkan kebaikan." ujarnya menutup diskusi pagi itu.
Sekian, semoga bermanfaat!

You Might Also Like

0 komentar

Instagram