Masa Lalu

2/12/2017 01:46:00 PM

"Bayimu cantik sekali April" ujar Mei lembut sambil mengelus ngelus pipi mungilnya dengan jari.
Dari tadi pandangannya tak pernah lepas dari bayiku. Mengajaknya ngobrol dengan senyuman paling manis.
Baru dua jam lalu proses persalinanku berakhir. Rasanya mau mati. Aku masih terduduk lemah di kasur rumah sakit.
Tak kusangka aku benar-benar memiliki bayi sekarang. "Bagaimana ini? bisakah aku membesarkannya? bisakah ia berteman nanti? bagaimana kalau banyak orang yang mengolok-ngoloknya?" batinku berkecamuk dalam hati.
Tatapanku kosong. Aku menghela nafas panjang.
Mei menoleh.
"Ada apa April? kau tidak bahagia? lihat bayimu sangat montok dan menggemaskan," ujar Mei.
"Mei...." Aku ragu melanjutkan. Ia menunggu kalimatku.
"Mungkin lebih baik bayi itu tidak dibiarkan hidup.." lanjutku pelan sambil menunduk.
Mei mendekat ke arahku.
"Hidupnya pasti hancur kalau tahu ia anak haram.." aku tercekat, tak mampu melanjutkan kalimat. Air mataku tumpah.
"Aku ibu yang buruk Mei! Apakah ia bisa tumbuh jadi wanita solehah dengan hitamnya masa laluku.." ucapku sambil sesenggukan. Tangisanku makin kencang.
"Tenang April, kau kan cuma hamil di luar nikah." Di luar dugaan, Mei malah menanggapinya santai. Aku menoleh dengan galak. Apa maksudnya dengan 'cuma'!
Mei nyengir.
"Dulu pernah ada wanita amat liar, bengis, yaah...hampir psikopat lah April," Mei melanjutkan.
"Tak tanggung-tanggung, ia membunuh paman Nabi April, orang super soleh yang dijuluki Singa Allah. Tak puas hanya membunuh, wanita ini merobek dadanya, mengambil jantung, dan mengunyahnya.." papar Mei sambil memeragakan adegan mengunyah jantung dengan tatapan horor.
"Dikunyah April! mirip seperti hewan!" lanjut Mei
"Coba kau bayangkan, pasti dosanya besar sekali. Membunuh orang, membuat Nabi Muhammad sedih."
Suasana hening.
"Namun siapa sangka, suatu hari ia mendatangi Nabi untuk bertaubat. Allah dan Rasul memaafkannya. Lalu ia jadi wanita solehah yang memiliki sifat luhur, pemberani, kuat, berjiwa besar, dan turut membela agama Islam. Namnya Hindun." papar Mei sambil tersenyum.
"Ada juga preman paling sangar di Arab. Tinggi besar, kasar, kalau naik kuda kakinya sampai menyeret, semua orang takut padanya."
"Preman ini tak punya hati. Ia mengubur hidup-hidup bayi perempuannya, menyembah berhala, tak segan memukul orang jika kerjanya tidak benar, tamak harta, mencambuk budak wanita karena masuk Islam sampe kedua tangannya capek dan tak mampu menggenggam cambuk..."
"dan yang paling parah ia getol sekali ingin membunuh Rasulullah!" cerita Mei gregetan. "Coba kau bayangkan sebesar apa dosanya!"
"Namun siapa sangka, ia bertaubat. Bahkan menjadi khalifah Islam yang mampu melakukan ekspansi ke Eropa dan Afrika dengan kecepatan tinggi!"
"Dari manusia berlumur dosa, ia berubah jadi pejuang agama Islam di garis terdepan! Namanya Umar bin Khattab April." ujar Mei sambil tersenyum.
"Kau lihatkan, cinta sejati Allah memang yang paling murni. Sehitam apapun manusia, jika ia mau bertaubat, pasti selalu bisa kembali putih."
Aku tersenyum. Air mataku berlinang. Aku menengok putri cantikku yang tengah terlelap. Ku bertekad membesarkannya dengan baik. "Ia harus jadi wanita solehah." janjiku dalam hati.
"Mei aku mau berjilbab..."
"Aku mau belajar Islam lebih dalam lagi. Bantu aku Mei! bantu aku!" ucapku sambil menggenggam tangannya erat.
Untuk pertama kalinya aku melihat Mei menangis. Ia menatapku dengan tatapan terdalam..
Tersenyum amat manis, dan mengangguk.


The Great Leader of Umar bin Al-Khattab karya DR. Muhammad Ash-Shalabi

You Might Also Like

0 komentar

Instagram