Pers: Idealisme Omong Kosong (?)

2/12/2017 01:46:00 PM

"Gak usah idealis-idealis banget lah, susah nanti kalo di dunia pers." begitu orang pernah berkata.
Dunia pers ini aku geluti sejak lima tahun terakhir. Yah..walau hanya dalam ranah akademik.
Belakangan, kuperhatikan dunia pers makin runyam. Tingkat kepercayaan masyarakat pada pers makin menurun. Aku miris melihat pengusiran dan pem-bully-an wartawan Metro "tipu" saat aksi 212 lalu.
Terlebih menjelang pilgub Jakarta 2017. Dunia pers jadi sasaran empuk sebagai senjata peraih kemenangan.
Di tengah kecarut marutan ini, apakah idealisme pers hanya omong kosong yang diajarkan dosen jurnalistik di semester awal?
Dasar pers selalu mulia.Pers punya peran menerangi, mengawasi, menjadi telinga, mata, hidung, dan mulut untuk masyarakat.
Lewat pers aku tahu, tulisan mampu menjadi senjata ampuh. Menembus jutaan kepala dalam sekali tembak. Tak lekang oleh waktu. Menjadi perekam sejarah terbaik.
Salah satu cara tetap idealis dalam dunia pers ialah tidak menjadikan profesi ini sebagai priuk nasi. Jadi kau menulis karena kau tahu kenapa harus menulis. Tulisanmu selalu punya misi, tujuan, dan ruh, bukan hanya jadi kuli tinta alias penulis pesanan.
Kokohkan pijakan tempatmu berdiri. Maka peran menerangi dan mengawasi akan selalu bisa dilakukan.
Bagi yang alergi dengan idealisme, ingatlah, tanpa ada orang idealis, maka dunia akan hancur. Semua penuh dengan pesimistis bahwa hal baik tak akan pernah terjadi. Semoga dunia pers makin baik ke depannya.
Selamat hari pers!

- yang mencintai pers, walau tak mau jadi wartawan, wk
FQ.

You Might Also Like

0 komentar

Instagram