Cinta Sejati

2/12/2017 01:41:00 PM

"Mei kau percaya ada cinta sejati tidak?" tanyaku sambil menyantap kentang goreng. Usia kandunganku 9 bulan. Selera makanku jadi amat tinggi.
Mei sedang di depan leptop. "Percaya.." sahut Mei tanpa menoleh.
"Tahu apa kau soal cinta Mei? Pacaran saja belum pernah," Ujarku tak percaya.
Mei akhirnya menoleh dengan muka yang amat sengak, "Justru karena aku tidak pernah pacaran, aku percaya April! memangnya kau gonta ganti cowok!" Balas Mei Pedas.
Pencarian cinta sejatiku memang tak pernah mulus. Cowok terakhir paling menyebalkan, membuatku punya bayi, lalu pergi.
"Aku yang rajin mencari cinta saja tak dapat dapat Mei, apalagi kau yang tidak laku." balasku tak kalah pedas.
Mei mendengus kesal, "sudah ku bilang berkali-kali padamu. Ini namanya prinsip! Save the last for the best!" ujarnya dengan intonasi tinggi.
Aku tertawa. "Haha! oke oke baiklah..kuhargai prinsipmu. Jadi bagaimana cara kau menemukan cinta sejati Mei?" aku penasaran. Menurutku prinsipnya aneh sekali.
"Eumm..kau tau kenapa kau selalu gagal dalam tiap momen percintaanmu itu april?" sekarang ia malah balik bertanya.
"di awal mereka manis, lama-lama menyebalkan. Jadi hubungan kami selalu kandas." jawabku sekenanya.
"Nah, di situ salahnya dari konsep percintaanmu." ujar Mei.
Kawanku ini belagak macem profesor cinta saja. Aku terkekeh. "menarik, coba lanjutkan Mei."
"Kebanyakan manusia punya konsep 'take and give' dalam mencintai. Padahal di situlah asal muasal kekecewaan." lanjut Mei.
"Maksudmu?" Mei mulai serius. Aku berhenti mengunyah kentang gorengku.
"Yaa..seperti, kalo aku senyum, dia harus senyum balik. Kalo aku berikan perhatian, dia harus kasih perhatian balik. Kalo aku kasih hadiah, dia harus kasih hadiah balik, dan seterusnya.."
"Padahal konsep seharusnya ialah 'give and give' memberi tanpa berharap balasan dari manusia. Memberi karena kau mencintai-Nya" papar Mei sambil mengancungkan jari ke atas.
"Pacaran saja sudah dilarang agama Mei. Bagaimana bisa konsep 'give and give' mu itu aku terapkan," ujarku menanggapi.
"Nah, tumben kau pintar April!" seru Mei.
Aku melempar satu kentang goreng tepat ke kepala Mei sambil cemberut. Ia malah terkekeh.
"Cinta sejati itu.. saat kau melakukan kebaikan, dibalas sepuluh kali kebaikan, bahkan bisa sampai 700 kali! sedangkan saat kau melakukan kesalahan, dibalas sesuai kesalahanmu saja.
Cinta sejati itu, saat kau berniat melakukan kebaikan dihitung satu pahala, sedangkan saat kau berniat melakukan keburukan, Ia rahasiakan niatmu itu.
Cinta sejati itu, saat kau mendekat pada-Nya satu jengkal, ia mendekat padamu satu hasta. Saat kau mendekat satu hasta, Ia mendekat padamu satu depa. Saat kau mendekat dengan berjalan, Ia mendekat dengan berlari.
Cinta sejati itu, saat kau bahkan melupakan-Nya, Ia tetap memberikan seluruh kasih sayangnya. Menunggumu kembali. Membukakan pintu maaf yang amat luas, bahkan jika kesalahanmu sebesar gunung April.
Indah sekali kan cinta sejati itu.." papar Mei sambil tersenyum manis.
Aku tertegun. Memaknai kalimatnya dalam dalam.
"Kadang manusia suka mempersulit dirinya sendiri April saat mencari cinta. Padahal letaknya dekat sekali."
"Tak ada yang lebih sejati dari cintanya Allah April. Sumber kebahagiaan, tak pernah mengecewakan.." lanjut Mei masih tersemyum.
Air mataku membendung di lelupuk. hatiku sesak. tenggorokanku tercekat.
O, Allah..aku bodoh sekali selama ini menyia-nyiakan cinta-Mu.
Mei malah tertawa mengejek, "jadi siapa yang tak tahu soal cinta April?"

You Might Also Like

0 komentar

Instagram