Untold Story

11/05/2016 12:04:00 AM

Di saat kamu sedang habiskan berjam-jam waktu buat gosipin cowok bareng geng kesayangan, penuh canda dan tawa. Nun jauh di sana sekolompok pemuda tengah berdiskusi serius, atur strategi untuk menjaga Al-Aqsa dari tentara Israel.

Di saat kamu sedang kepoin gebetan, scroll hp sambil mesam-mesem, seorang anak kecil nun jauh di sana, sedang menyelidiki gerak gerik tentara Israel, waspada penuh, dengan pisau di tangan kanan.

Di saat kamu sedang galau, berderai air mata karena diputusin pacar, seorang ibu nun jauh di sana, tengah memeluk buah hatinya yang bersimbah darah terkena rudal Israel.

Di saat kamu sedang melayang berbunga-bunga abis digombalin cowok murahan. Di belahan bumi lain, seorang anak tengah terkapar dengan peluru menembus jantungnya, tersenyum penuh kemenangan menjemput syahid menuju Surga.

Di saat kamu sedang hura-hura nonton konser, jedag jedug lupa diri sambil menenggak alkohol. Nun jauh di sana, ribuan orang tengah melarikan diri, bertahan hidup dari ledakan bom, serangan roket dari udara, atau tembakan peluru dari para tentara.

Ah, kawan.

Dunia ini jauh lebih rumit dari persaingan pejabat politik yang bertempur sengit. Jauh lebih kejam dari aksi pembunuhan sianida yang penuh drama. Jauh lebih busuk dari para koruptor negeri yang mendapatkan amnesti.

Dalam tiap helaan nafasmu, dalam tiap jam yang kau lalui, dalam tiap istirahat malammu, dalam tiap hari yang kau lalui dengan damai dan indah, ada jutaan orang di belahan bumi sana yang berdiri di atas garis tipis, antara hidup dan mati.

Maka simak baik-baik!

Saat ini tercatat 5,4 juta warga Palestina telah mengungsi ke negara-negara terdekat: Suriah, Jordan, Mesir, dan Lebanon.

Pengungsi, ternyata harus kembali mengungsi. Konflik di Suriah mengharuskan 6,5 juta penduduk Suriah (termasuk pengungsi Palestina) mengungsi ke negara terdekat: Turki, Lebanon, Iraq, dan Mesir.

96% pengungsi Palestina pernah menghadapi konflik senjata di Suriah
94% di antaranya mengalami trauma akibat penculikan, pembunuhan keluarga, dan penghancuran rumah.
53% di antaranya melihat sendiri rumah rumah mereka dihancurkan.
14% di antaranya mengalami kekerasan fisik dan penculikan.

Genosida yang dilakukan Israel di Palestina, telah merenggut 4400 syuhada pada 2000, 1400 syuhada pada 2009, 2100 syuhada pada 2014, dan 250 syuhada pada 2015-2016.

Jumlah korban jiwa ini amat timpang jika dibandingkan dengan Israel. 1059 orang pada 2000, 13 orang pada 2009, 67 orang pada 2014, dan 38 orang pada 2015-2016.

Kawan, ternyata bumi ini penuh dengan gelimang darah manusia. Penuh dengan dentuman bom yang menghancurkan rumah, sekolah, bahkan rumah sakit! Penuh dengan manusia yang kehilangan tempat tinggal. Penuh dengan anak-anak yang kehilangan orang tua. Penuh dengan orang-orang yang tak memiliki makanan saat lapar, tak memiliki selimut saat musim dingin, tak memilki tempat berteduh saat panas terik atau hujan lebat.

Kisah ini nyata.

Kalau negara-negara terdekat Palestina (Jordan, Mesir, Suriah, Iraq, dan Iran) diporakporandakan negaranya agar tak bisa membantu membebaskan Al Aqsa, maka negara-negara yang jauh seperti Indonesia, "dibutakan matanya" agar tak dapat juga membantu membebaskan Al Aqsa.

Ratusan juta penduduk muslim Indonesia seakan terpenjara dalam ruang-ruang sempit kehidupan dunia. Dibuat sibuk memikirkan fashion, kecantikan, kekayaan pribadi, romansa cinta, film, lagu, dan hal-hal menyenangkan lainnya.

Buta. Tak sadar ada fenomena kehancuran kemanusiaan selama ratusan tahun. Tak sadar memiliki Masjid suci, Al Aqsa (sama derajatnya dengan Masjidil Haram), yang tengah dalam kondisi bahaya dihancurkan Israel.

Buka mata lebar-lebar, duniamu tak sekecil itu kawan.

Lakukan sesuatu.

- Jatinangor. 17.10.2016
Farah Qoonita.

Sumber:
https://www.map-uk.org/annual-review/map-in-action-2015-16-1 )
http://www.aljazeera.com/indepth/interactive/2015/12/151209100759278.html
http://www.scoopnest.com/user/MiddleEastMnt/600254386011557889
Materi dari Al Aqsa International Conference ke-8 dengan tema "Al Aqsa dalam Bahaya"

You Might Also Like

0 komentar

Instagram