Generasi Amnesia

11/11/2016 07:25:00 AM

Ada masalah besar yang menjangkiti anak muda masa kini. Tidak nampak, tapi nyata.
Tebak apa?
Ketertarikan anak muda sama sejarahnya. Duh, hari gini siapa sih yang suka baca buku sejarah tebal-tebal tanpa gambar?
Entah, karena sistem pendidikan kita yang punya banyak cacat, budaya berbicara yang lebih disukai dari budaya membaca, atau demam media sosial yang membuat akun komedi youtube subscribe-nya beratus kali lipat lebih tinggi dari akun edukatif.
Seinget saya dulu di SMP dan SMA, pelajaran sejarah hanya sekedar menghafal nama orang, tanggal, nama kejadian. Sesuatu yang tidak menyenangkan dan dibenci murid sekelas. Duh, padahal sejarah jauh lebih penting dan dalam maknanya dari itu.
"Kemon Qoon, yang berlalu biarkan berlalu. Ada hal besar di depan sana," sebagian orang berkata demikian.
Di suatu kajian, aku pernah bertanya kepada teman-teman yang datang,
"Siapa di sini yang suka baca sejarah Islam?" semua saling melempar pandang hening.
"Kapan kekhalifahan Islam terakhir runtuh?" responnya sama.
"Sejarah Palestina? saat kekhalifahan siapa pertama kali Palestina dibebaskan?"
Ku berharap sekali ada yang mengacungkan tangan dan menjawab. Tapi nyatanya mereka hanya tertunduk, lirik kanan dan kiri.
Ya, separah itu kondisinya.
Saat ini, pemuda dan sejarah bagai dua kutub magnet yang sama. Tak bisa bersatu. Padahal ada pepatah yang mengatakan, "Orang yang tidak tahu sejarah, sama halnya dengan pohon yang dipotong akarnya."
Bagaimana pohon tanpa akar?
Orang yang tidak tahu sejarahnya, sama seperti orang yang amnesia. Seakan baru bangun dari tidurnya, linglung, tidak tahu siapa dan dimana dirinya?
Kalau kalian ulik konspirasi global. Salah satu hal yang diutak-atik adalah sejarah. Mengapa? jelas karena Islam punya sejarah yang amat gemilang.
Sadar kah? Belum 100 tahun sejak kekhalifahan Islam terakhir runtuh, tapi generasi saat ini sudah buta akan sejarah.
Banyak yang malah mengagung-agungkan budaya Inggris, Belanda, Jepang, padahal jelas-jelas dahulu mereka yang menjajah Indonesia.
Lupa kalau dulu, saat orang-orang barat meninggalkan Istanbul, yang mereka bawa adalah jam, teropong, buku-buku, ilmu pengetahuan yang amat maju.
Lupa saat Black Death menjangkiti eropa dulu, yang didatangkan adalah dokter-dokter dari Kekhalifahan Islam.
Lupa saat Andalusia berjaya, bermacam penemuan penting ditemukan. Ilmu pengetahuan dari berbagai disipilin berkembang pesat.
Lupa saat Umar bin Khattab membebaskan Palestina, tiga agama hidup tentram di dalamnya. Namun, saat Crussade memimpin, 70.000 Yahudi dan Islam dibantai, hingga darah menggenangi Kota Tua setinggi lutuh kuda.
Kamu tidak perlu memulai segalanya dari nol kawan. Cukup lanjutkan saja prestasi gemilang para pendahulumu.
Sejarah membuat kita bangga akan jati diri, prinsip, dan nilai-nilai yang kita pegang. Bukan bangga dengan gaya kebarat-baratan, yang mereka sebut modern dan kekinian, yang justru mengikis sedikit demi sedikit identitas Muslimmu.
Sejarah membuat kita belajar banyak hal. Mulai sekarang, buka mata lebar-lebar.
Selamat menenggalamkan diri dalam gelimang sejarah-sejarah Islam yang memukau. Jangan mau jadi generasi amnesia!

You Might Also Like

0 komentar

Instagram