Antara Pengganggu, Penunggu, atau Pejuang #TurkeyProject

11/04/2016 11:58:00 PM

"Dor dor dor!"

"Lima kali tembakan untuk mata-mata itu, dan dia berhasil dibunuh," cerita sang kakek dengan penuh semangat.

Kulitnya memang sudah keriput, fungsi pendengarannya menurun, dan tubuhnya tidak lagi tegap. Tapi aku bisa lihat dengan jelas, tatapan matanya tajam dan berapi-api tanda masih ada nyala harapan di dalam dadanya.

Umurnya sekitar 80 tahun. Tapi kisah heroiknya sudah dimulai sejak 12 tahun.

Kalau kalian punya kakek yang masih semangat menceritakan kisah perangnya di zaman penjajahan Belanda dulu. Mungkin persis seperti itu gambarannya. Hanya saja kisah penjajahan sang kakek belum berakhir hingga saat ini.

Penjajahan Palestina oleh Israel. Tentu saja. Jika penjajahan ini berakhir, maka dunia akan memulai fase barunya.

Ialah adalah satu dari jutaan orang yang terusir dari bumi Palestina hingga kini. Saat muda dulu, ia termasuk ke dalam 20 dari 100 orang yang mau turut berperang di desanya.

Kakek yang dahulu berani angkat senjata, berani membidik dan menembakkan timah panas pada tentara Israel. Mengumpulkan batu di jalan, lalu melemparkannya sekuat tenaga pada musuh. Berani beradu strategi dengan mata-mata. Ah, kakek..dalam dirimu mengalir darah para mujahid pemberani yang tak takut dengan apapun.

"Kenapa mau berperang kek? kenapa tidak mengungsi ke negara lain saja?" tanyaku ingin mengulik cerita kakek lebih dalam lagi.

Ia membeku beberap saat. Sempat kehilangan kata, tapi akhirnya mulai bercerita lagi.

"Palestina milik umat Islam. Tidak boleh ada sejengkal pun tanah Palestina yang dijajah oleh Israel! Dengan darah dan seluruh jiwa raga, aku akan mempejuangkannya, wallahi! dan Allah janjikan Surga bagi mereka yang mau berjuang, insya Allah.."

Tiba-tiba nafasnya tercekat. Ia tak mampu berkata-kata lagi. Perlahan air mata menggenangi pelupuknya. Aku tahu itu sebuah air mata kerinduan akan tanah kelahirannya, Palestina. Juga sebuah air mata kerinduan untuk berjumpa dengan Rabb-nya.

"Kita merebut kembali AlQuds! Insya Allah.." ucapnya lirih.

Aku merinding. Jelas-jelas aku iri dengan semangat kakek renta ini.

Kawan, jika dilihat secara garis besar, ada tiga tipe manusia di bumi ini:

1.  Pengganggu: Bukannya membantu malah membani. Tak sadar sedang ada masalah besar, padahal isu Internasional.
2. Penunggu: Ia tahu persis sedang ada yang tidak beres di dunia ini. Apa masalahnya dan mengapa terjadi, tapi memilih menunggu, diam, hingga kemenangan datang.
3. Pejuang: Jalan ini paling sulit. Ia memilih lelah walau harus berdarah. Ia terus bertempur walau yang lain gugur. Ia yang berjuang menepati janji yang ia ucapkan lima kali dalam sehari, "sesungguhnya hidup dan matiku untuk Allahu Rabbulalamin."

Sang Kakek memilih jalan Pejuang. Masa mudanya ia habiskan untuk bertempur. Bahkan ia berharap, jika mampu, ia masih ingin ke Palestina untuk berjuang di sana.

Sekarang giliranmu kawan, sudah tentukan pilih jalan yang mana?

"Dan masa kejayaan dan kehancuran itu, Kami pergilirkan di antara manusia agar mereka mendapat pelajaran; dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya gugur sebagai syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim." (QS Ali Imran : 140)

Semoga diam tidak jadi pilihan. Kencangkan tali sepatumu kawan, karena mulai hari ini kita akan berlari lebih kencang!

- Istanbul, Turki. 4.10.2016

You Might Also Like

0 komentar

Instagram