Wabah Mematikan

7/04/2016 12:03:00 AM

Kesalahan terbesar bangsa Romawi dan Persia 1400 tahun silam, ialah tak pernah memperdulikan, bahkan sekedar melirik semenanjung Arab. Mereka asik berperang sendiri.

Siapa juga yang ingin peduli?

Daerah gurun pasir. Dalam satu tahun, hujan dapat dihitung dengan jari tangan kanan. Penduduknya bodoh dan terbelakang.

Bahkan menginvasi pun mereka enggan.

Ah, sebuah penyamaran yang sempurna bukan? Begitulah Allah menjadikan semenanjung Arab sebagai inkubator bagi perkebangnya Islam.

Maka saat Eropa dan Afrika sedang berkecamuk. Saat raja-raja Roma dan Persia sedang bertempur hebat ratusan tahun, dengan teknologi dan kemajuan peradaban yang luar biasa pada zamannya. Ada satu daerah terpencil yang diapit kedua benua tersebut.

Semenanjung Arab!

Jika saja Roma dan Persia menyerang semenanjung Arab kala itu, maka habislah Islam hingga ke akar-akarnya.

Maka lawan umat Islam saat itu hanyalah suku paling bergengsi di Arab, Quraisy. Kemampuan mereka bisa dikatakan seimbang. Senjatanya hanya pedang melawan pedang, panah melawan panah.

Arab, sebuah tempat belajar yang baik. Belajar berperang, belajar membangun pemerintahan kecil, belajar berstrategi, dan  belajar bernegosisasi dengan orang-orang berwatak batu.

Lalu ketika nabi Muhammad telah selesai mewariskan sebuah sistem sempurna Agama Islam. Maka manusia-manusia padang pasir ini siap untuk ke luar dari inkubator mereka.

Bagai diterjang topan, Eropa dan Afrika berguncang. Tak menduga musuh mereka datang dari arah yang tak disangka-sangka. "Bagaimana manusia padang pasir ini menjadi begitu kuat?"

Mereka tak tahu saja, yang menyerang mereka ialah generasi terbaik umat manusia di bumi ini.

Kekuatan mereka tak tertahankan sehingga tak ada yang dapat menahan laju gerak kaum Mukmin. Kecepatannya menyapu kerajaan dan kekaisaran begitu mencengangkan. Penguasaan atas politik, ekonomi, budaya, dan teknologi meluas dengan cepat.

Lalu Islam menyeruak ke luar dari semenanjung Arab. Menyebar ke Alexandria, Gaza, Mesir, Etiopia, Palestina, Suriah, Turki, dan Iraq.

Kekuatan mencengangkan ini tertulis dalam sejarah dunia. Bagaimana mereka bisa begitu kuat? pertanyaan ribuan tahun lalu yang terlontar dari panglima Romawi, "Bagaimana caranya memiliki pasukan yang berperang seakan tidak takut mati?

Rahasianya ialah sebenar-benarnya kemurnian hati. Sebenar-benarnya mengamalkan Quran dan Hadits.

Maka, ketika kaum Mukmin telah berjaya kala itu. Mereka terserang wabah yang menjangkiti hati mereka. Ialah Wahn, cinta dunia dan takut mati. Wabah ini mematikan. Dengan cepat kekuasaan bergulir lagi ke tangan-tangan musuh.

"Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang kukhawatirkan menimpa kalian, tapi justru aku khawatir bila kemewahan dunia terbentang di hadapan kalian sebagaimana pernah dihadapi oleh orang-orang sebelum kalian, lalu kalian saling berlomba-lomba untuk mendapatkannya sebagaimana mereka dahulu berlomba-lomba mendapatkannya, dan akhirnya membinasakan kalian sebagaimana dahulu membinasakan mereka," (HR.Bukhari)

Sumber: The Greatness of Andalus, Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat karya David Levering Lewis

You Might Also Like

0 komentar

Instagram