Komodifikasi Ramadhan

7/04/2016 12:05:00 AM

Dari kejauahan kulihat ramai manusia menyambutku. Bumi mereka terlihat semarak. "Ramadhan Mubarak!" teriak mereka.

Kegembiraan Ramadhan nampaknya terlihat dari berbagai sudut kota.

Ada sebuah pusat perbelanjaan besar memajang baliho raksasa bertuliskan "Festival Ramadhan".

Acaranya fashion hijab, fashion wanita, pria, dan anak. Juga fashion perlengkapan salat seperti, baju koko, sarung, dan mukena. Diskon besar-besar membuat mereka menyemut memadati acara tersebut.

Namun, rupanya tak sedikit pun mereka memperdulikan aku. Hey hey, aku Ramadhan, nama acara yang jelas-jelas kalian usung.

Di sudut kota lainnya, ada sebuah taman yang mengadakan acara SHAUM, Sound of Ramadhan Al Mubarak. Terdengar indah bukan?

Acaranya begitu meriah. Dibuka dengan orkestra, bedug ensamble, dan 21 Gamelan Band. Lalu diikuti dengan buka bersama. Muda mudi ramai dan berbahagia berkumpul di taman tersebut.

Namun, sekali lagi tak sedikit pun mereka mengingatku. Hey hey, aku Ramadhan..alasan mengapa acara kalian terselenggara.

Di sudut kota lainnya, ada sebuah kampus yang mengadakan acara "Ngabuburit Cantik".

Acaranya belajar merias wajah dengan brand konsmetik ternama. Lalu banyak wanita bersolek sambil menunggu maghrib tiba.

Namun, sekali lagi tak sedikit pun mereka mengingatku. Hey hey, aku Ramadhan, bukan kah acara ini dibuat khusus untuk menyambutku?

Di sudut kota lainnya, ada sebuah lapangan luas mengadakan acara "Food Truck Festival Ramadhan".

Acaranya menampilkan band ternama ibu kota, fashion show, stand up commedy, dan berbagai macam kuliner khas Ramadhan. Muda, mudi, orang tua, dan anak anak berbahagia meramaikan acara ini.

Namun, sekali lagi tak sedikit pun mereka memperdulikan aku. Hey hey, aku Ramadhan, bukankah ini semua untuk menyemarakkan kedatanganku?

Sekilas, kulihat manusia ramai menyambutku. Tapi berkilas kilas, rupanya acara penyambutanku hanya semu. Kegembiraan kalian palsu. Kedatanganku tak juga membuat kalian lepas dari hiruk pikuk dunia.

Ini aku Ramadhan, datang membawa berjuta juta rahmat, kebaikan, dan pahala berlipat ganda.

Ini aku Ramadhan, datang membawa seluas luas ampunan bagi manusia yang ingin menyesal dan kembali.

Ini aku Ramadhan, bahkan karena kedatanganku, Allah membelenggu setan-setan. Tinggal manusia dan nafsunya yang masih saja menimbulkan maksiat.

Ini aku Ramadhan, yang membuat para syuhada cemburu atas manusia yang masih berkesempatan bertemu denganku.

Ah, kalian tidak tertarik dengan semua yang kubawa ya? Kalian lebih terterik menjual-jual namaku untuk meraup kesenangan dunia.

Nampaknya aku, hanya dijadikan komoditas belaka.

Cerpen semi fiksi, "Komodifikasi Ramadhan"

You Might Also Like

0 komentar

Instagram