Logika Bumi dan Langit

2/04/2016 03:54:00 AM

Ada banyak hal yang menjadi tidak logis di mata manusia.
Tentang mengapa ada sekolompok orang yang mau mengabdikan dirinya menjadi guru di pedalaman. Kebagaiaannya sesederhana melihat anak anak tumbuh dalam ilmu pengetahuan. Tak berharap sumbangsih, apalagi sekedar ucapan terima kasih.
Tentang mengapa ada sekolompok orang yang rela mengabdikan dirinya menjadi dokter di pelosok nan terpecil. Tak peduli fasilitas yang minim, penghargaan yang tak sebanding, atau gengsi yang merosot hingga ke titik nadir.
Tentang mengapa ada para pemimpin yang rela mengabdikan dirinya bagi rakyat. Tak goyah digempur lawan politik. Dimaki hingga diancam mati. Baginya ia hanya ingin mengabdi melayani.
Tentang mengapa ada para mujahid yang rela berjuang mempertahankan tanah suci Palestina. Hidup dalam dentuman bom, desingan peluru, dan genangan darah. Tak sejengkal pun mereka rela meninggalkan tanah sucinya, hingga kemerdekaan tegak di depan mata.
Tentang mengapa ada sosok sekuat Sumayyah, Bilal, Aflah, Zanirah, dan Abyas yang tetap kokoh memeluk Islam walau menghadapi tekanan dan penyiksaan maha hebat. Diseret-seret, ditindih batu besar, dicambuk, dibunuh perlahan-lahan. Tapi hati mereka tetap teguh pada keimanan.
Tentang mengapa ada sosok sedermawan Abu Bakar dan Abdurrahman bin Auf. Ia yang rela menyerahkan seluruh hartanya untuk tegaknya Islam. Abu Bakar hanya sisakan Allah dan Rasul untuk diri dan keluarganya. Atau Abdurrahman bin Auf yang rela mendermakan lautan hartanya. Bergemuruh dan bergetar kota Mekah karenanya.
Tentang mengapa ada sosok setangguh dan sehebat Nabi Muhammad yang berani menyampaikan kebenaran di tengah-tengah pekatnya kejahilian. Tak goyah diiming-mingi harta dan kekuasaan. Tak mundur dicaci maki, diperangi, hingga terancam mati berkali-kali.
Lalu banyak lagi hal yang menjadi tidak logis di mata manusia.
"Bagaimana mungkin?"
Logika kerdil kita lalu bertanya-tanya. Tak habis pikir!
Kawan,
merekalah orang-orang pilihan yang logikanya mampu menembus bumi dan langit.
Mereka yakin benar dengan janji Allah dalam Al-Hadid:20
“Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang karenanya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
Juga dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
"Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut. Air yang menetes di jarinya ketika diangkat itulah nikmat dunia" (HR Muslim).
Kawan,
Merekalah orang-orang pilihan yang bersedia menjual diri, harta, dan seluruh tenaganya kepada Allah. Lalu Allah tukar dengan balasan tak ternilai.
"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan Surga untuk mereka. (QS. At Taubah: 111)
Kawan,

Mereka yang dipandang tak logis nyatanya menjadi orang-orang yang paling logis.
Pikirannya sudah jauh meninggalkan bumi, melesat jauh hingga langit tertinggi 



smile emoticon

You Might Also Like

0 komentar

Instagram