Memilih yang Bisa Dipilih

2/04/2016 03:56:00 AM

Banyak perempuan terjebak memilih hal yang tidak bisa dipilih.
Perkara hitam, putih, mancung, pesek, kotak, bulat, sipit, belo, tirus, tembem, lurus, bergelombang, kribo, memang sifatnya sudah ditetapkan. Tidak bisa dipilih. Terimalah.
Tak perlu ngotot hingga uring-uringan, bahkan menghabiskan biaya dan waktu yang tidak sedikit.
Tapi ingat, Allah maha adil. Nyatanya, lebih banyak hal yang bisa dipilih.
Seperti kecerdasan, karier, profesi, pendidikan, karya, kebermanfaatan, keimanan, ketakwaan, akhlak, kesehatan, dan banyak lagi.
Hal ini bisa dipilih dan diperjuangkan.
Pun wanita-wanita hebat dalam sejarah bukan karena berparas rupawan bukan?
Dewi Sartika dan RA Kartini dikenang karena kegigihannya memperjuangkan pendidikan bagi perempuan. Tak tega melihat kaumnya terbelakang, mereka gigih menuntut ilmu walau banyak yang mengekang. Lalu bertekad berjuang hingga habis gelap terbitlah terang.
Gaung nama Sri Mulyani yang mendunia pun karena kemampuan dan kecerdasannya dalam mengatur ekonomi negara. Dunia mengakui karyanya saat menjadi Menteri Keuangan dan Direktur Pelakasana Bank Dunia.
Pun perempuan hebat yang tercatat abadi ribuan tahun dalam Al-Quran.
Asiyah, seorang istri penguasa tiran Firaun. Teguh beriman dalam pusat kejahatan dan kesombongan. Memilih hidup tidak nyaman dalam pusat kekayaan.
Dengan lantang dan berani sang Ratu berkata,
"Kuperingatkan kau wahai Firaun dan kunyatakan bahwa Tuhan-ku, Sang Pencipta, Robb-ku, Allah-ku, dan Tuhanmu juga Robbmu dan Allah-mu, dan Tuhan Masyitah dan anak anak itu, dan Tuhan langit dan bumi adalah Allah yang satu, yang tak seorangpun sanggup menyamai-Nya. Dia tak memiliki tandingan."
Perkataan tersebut membuatnya harus berakhir terbakar di tangan suaminya. Namun, dalam hatinya tetap bergelora cinta kepada Tuhannya. Lalu, Allah janjikan rumah intan permata di Surga.
Kita juga mengenal wanita yang teguh menjaga kesuciannya, Maryam. Perempuan "Suci sampai akhir hayat". Ketaatannya pada Allah membuat ia dipilih untuk melahirkan Nabi besar, Isa alaihi salam. Maryam lalu mampu bertahan di tengah cemooh dan fitnah atas dirinya. Bertahan melihat buah hatinya dimusuhi, ditolak, diejek, bahkan disakiti karena pejuangannya.
"Dan ingatlah ketika para malaikat berkata, Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, mensucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala wanita seluruh alam (pada masa itu). (QS. Ali-Imran: 42)
Juga pendamping hidup kesayangan Rasulullah, Khadijah. Ia yang telah beriman ketika semua orang ingkar. Ia yang membenarkan ketika orang orang mendustakan. Ia yang memberikan semua hartanya ketika orang-orang melakukan pemboikotan.
Perempuan yang bahkan membuat Allah menitipkan salam padanya melalui Jibril. Hingga kabar bahagia menutup hidupnya,
"Aku (Muhammad) diperintahkan untuk menyampaikan gabar gembira kepada khadijah tentang sebuah rumah di surga dari permata di mana di dalamnya tiada keributan dan kepayahan." (HR. Ahmad)
Lihat kan?
Tidak ada yang peduli soal rupa bagaimana bentuknya. Lalu, tak terhitung berjuta orang memuja. Menjadi inspirasi, semangat, dan motivasi banyak manusia.
Toh, perkara kecantikan akan berakhir di masa senja nanti. Namun, karya dan kebermanfaatan akan abadi bahkan setelah mati.


You Might Also Like

0 komentar

Instagram