Permintaan Terbaik

1/04/2016 12:33:00 AM

Tanpa sadar kita sering "meremehkan" Allah.


Kapan coba?

Saat kita membuat permintaan yang terlalu rendah. Saat kita sangat pesimis memandang dunia. Dan saat kita menganggap potensi yang kita miliki sangat kecil. 

Tanpa sadar kita sedang meremehkan Allah.

Aku pernah melakukannya saat liputan "Indonesia Darurat Rokok" bersama Nabila untuk mata kuliah Penulisan Berita Mendalam.

Gabungan dua sifat perempuan ini membuat kami mendapat masalah besar. Nabila, seorang aktivis rokok yang sangat idealis, ditambah Qoonit dengan kesotoyan dan keoptimisannya yang sangat menjadi. Jadilah kita satu tim die hard.

Alhasil, kita bertekad akan mengerjakan tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya. Tercantumlah serentetan nama narasumber ring satu:
1. Presiden RI, Jokowi
2. Menkes, Prof. Nila
3. Mendikbud, Anisbaswedan
4. Ketua komisi IX DPRRI, Dede Yusuf (kontra)
5. Pencetus RUU Pertembakauan, Anggota DPR fraksi Nasdem, Taufikul Hadi (Pro)
6. Direktur Gudang Garam, gatau

Waktu itu, kita cuma ketawa-tawa liat list yang kita buat.
"Qoon gak salah nih qoon? ahaha"
"Bisa kok bisaaa, ahaha"
Gak tau diri, udah tau Qoonit lagi jadi timses Faris-Hafizh yang menyita sangat banyak waktu. Eh, malah bikin tugas akhirnya sangat niat. Cari masalah banget!

Waktu peliputan yang dosen berikan sebenarnya dua bulan. Namun, karena jadi timses Faris-Hafiz sangat seru, aku sering lupa diri. Nabila, yang super woles (sama aja nih berdua) juga santai aja aku cuekin -_- akhirnya satu bulan dua minggu terbuang tanpa hasil apapun.

HAHAHA :'D *tertawa pedih*

Dua minggu tersisa untuk pengerjaan tugas akhir, dengan narasumber orang-orang super sibuk dan penting.
"Nab, kita gak boleh tunda lagi, ayo liputan ke Jakarta!"
"Ya ayok! dari dulu yang sibukkan elu qoon"
"Oiyak, maaffiin nab, aku udah izin ama geng Jagoan kok, dua minggu ini fokus ngerjain tugas akhir"
"Okkaayy"

Setelah kembali melihat list, kami memulai dari narasumber yang paling mudah: anggota DPRRI. Aku dan Nabila langsung mengerahkan seluruh jaringan yang ada. Pesan broadcast langsung diluncurkan "Ada yang punya kontak anggota DPR, komisi IX?"

Sayangnya, kami hanya mendapatkan link menuju narasumber impian. Bapak anggota komisi IX, dan anggota DPR fraksi Nasdem. Kami langsung mengontak mereka malam itu, padahal besok pagi kami sudah ke Jakarta.

Dann...hanya di-read!

HAHAHA :'D *tertawa pedih lagi*

"Gimana nih qoon? belom jelas gini, besok lanjut Jakarta?"
"Yaudah lah nab, hajar! Kali aja besok dibales"
"Oke, kalo enggak door step qoon!" 

door step sejatinya beda-beda tipis sama nekad ;') sebuah teknik jurnalis dalam mencari berita dengan langsung mendatangi narasumber tanpa janjian. Langsung ke tempat narsum dan meminta kesediaannya untuk wawancara.

Sungguh sangat beresiko!

Pukul enam pagi, kami berangkat menuju Jakarta. Lalu tiba di DPRRI pukul 11. Di depan gedung hijau dengan dua kubahnya yang sangat ikonik, kami langsung menghubungi narasumber.

"Gak diangkat Qoon" ujar Nabila pasrah.
"Hemm..eh dia bales wa nab!" harapan baru
"Apa katanya?" antusias
"Yah, doi lagi di Jepang, ahahaha" ketawa-tawa pedih lagi dan lagi :'D

Aura kesuraman langsung menghinggapi kami. 
"Masih semangat kan nab?"
"Masih doong!"
"YEEE! Semangaat! Semangaat!" Antara nyemangatin nabila dan diri sendiri, wgwg

Rencana pertama telah gagal. Oke, rencana kedua! Door Step!

Kami menuju bagian humas DPR untuk menanyakan letak anggota komisi IX berada.

"Wah, kalo hari jumat gini dek, biasanya mereka rapat dengan fraksi masing-masing. Abis zuhur tuh biasanya udah sepi" ujar bapak humas DPR yang sangat ramah dan lucu.
"Hemm..boleh minta kontaknya gak pak?" tanya qoon mencari celah.
"Kalian butuh yang seperti apa?"
"Kita butuh anggota DPR yang kontra dengan RUU Pertembakauan, nah itu komisi IX, atau fraksi PKS juga boleh, ada kontaknya ga pak?
"Hoo..oke dicariin dulu ya"

"Siapa aja deh pak, yang penting anggota komisi IX atau fraksi PKS" (Mulai meremehkan Allah)

"Sebenernya kita sih maunya ketua komisi IX, Dede Yusuf, hahaha, tapi anggota juga ga papa lah" celetuk Nabila. 

Setelah lama berdiskusi dengan bapak humas, tetiba ada yang nyeletuk dari balik pintu.

"Dede Yusuf? Sekarang lagi mimpin rapat tuh terkait buruh, coba samperin, kali aja masih bisa" ucapnya dengan nada datar, tapi langsung membuat hati meletup-letup.

Triiiing~

Secercah sinar datang! Senyum mengembang!

Kami langsung tancap gas menuju ruang rapat. Hampir tersendat di resepsionis karena tidak memiliki kartu pers atau surat izin dari kampus, akhirnya kami bisa masuk dengan jaminan KTM, ehehe... Alhamdulillah

Sesampainya di sana, rapat telah usai. 
"Sudah selesai ya pak rapatnya?" tanyaku pada pak polisi di depan ruangan
"Iya dek, mau ketemu siapa?" 
"Dede Yusuf"
"Tuh, lagi salam-salaman di dalem, masuk aja" sambil  menunjuk letak Dede Yusuf.

Kami langsung masuk, dan kami temukan sesosok "Dede Yusuf" sedang tersenyum ramah berbincang santai dengan perwakilan serikat buruh.
"Qoon itu qoon!" tunjuk nabila girang
"Iyaa naab! Ya Allah semoga bisa yaa :') "
"Qoon..dia mau pergi, cepet cepet!"
"Omaigad, ayoook!!"

Secepat kilat, kami langsung mendekat,
"Pak dedeeeee!" teriak Qoonit sok kenal, ahhaha..pejabat publik kan harus dekat dengan rakyat.
Setelah memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud ke datangan,

"Ohh..boleh-boleh, tapi setelah makan siang ya. Ketemu di ruangan saya jam satu." Ujar Dede Yusuf ramah sambil melihat.

AAAAAKKK :'''') Masya Allah banget kan, kami akhirnya mendapatkan sesi wawancara eksklusif langsung dengan pak Dede di ruangannya. Skenario Allah berjalan dengan sangat indah.

Berulang kali kami mengucap syukur, terharu Alhamdulillah :'')



Dan hal ini, tidak terjadi satu kali.

Saat kami kesulitan mnghubungi Menkes RI, Prof.Nila, 

simsalabim!

Tetiba ada Simposium Komunikasi Kesehatan di Rektorat, dan prof.Nila menjadi salah satu pembicaranya. Lewat skenario Allah, aku berhasil mewawancarainya.

Saat kami mencari narasumber yang pro dengan RUU Pertembakauan,

"Udah deh nab, ga usah pencetusnya, pokoknya fraksi Nasdem"
"Iyaa qoon, udah lelah dan ingin mengakhiri semua ini" 

Lewat, skenario yang tak kalah indah, Allah mempertemukan kami dengan bapak Taufikul Hadi, Pencetus RUUP, yang secara terang-terangan mendukung habis-habisan goal-nya RUUP.

Juga saat mencari narasumber korban rokok,

"gimana nih qoon, belom dapet, masa kak haikal, dia cuma asma"
"Hemm..pengennya yang parah nab, yang sampe tenggorokannya bolong."

Pun lewat skenario Allah yang berseni tinggi, di detik detik terakhir, akhirnya kami mendapat kontak bapak Panjaitan. Seorang korban rokok, yang menderita Kanker Pita Suara, dengan tenggorokan bolong, dan bersuara seperti robot.

Saat mewawancarinya, beliau harus menutup lubang tersebut baru bisa mengeluarkan suara. Jika kalian bertemu dengannya, kalian akan sangat bersyukur bisa berbicara dengan mudah :')

Di akhir peliputan akhirnya kami menyadari satu hal:

"Qoon, sadar gak? tiap nyari narasumber kita selalu minta yang ecek-ecek, selalu pesimis bakal bisa dapet yang ring satu, tapi Allah selalu mempertemukan kita dengan yang keren"
"Iyaa naab, Allah baik banget yaaa, heuhe :')"
"Ya kan? Dede Yusuf, pak Prio, pak Taufikul Hadi, terus pak Panjaitan, prof.Nila"


Bahkan di saat aku gak yakin dengan pertolongan Allah, Dia menurunkan pertolongan-Nya.
Bahkan di saat aku meminta permintaan remeh temeh, Dia memberikan yang terbaik. 

Tanpa sadar aku telah meremehkan-Nya. Astaghfirullah..

Lupa kalau Allah Mahakuasa, Maha Berkendak, Maha Mengatur, bahwa semua urusan ini kecil bangi-Nya.

Lupa kalau tugas kita hanya berdoa dengan permohonan terbaik, lalu berusaha semaksimal mungkin.

Mungkin serentetan kesulitan selama proses peliputan hanyalah ujian yang Ia berikan, untuk mengetahui seberapa yakin aku dengan pertolongan Allah. 

Seberapa kuat doa dan harapan yang aku panjatkan. Seberapa keras dan gigih usaha yang aku lakukan.

 “Dan, Tuhanmu ber firman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah- Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’.” (Al-Mu'minun: 60)

Juga, seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, untuk meminta permintaan terbaik.

“Apabila kalian memohon kepada Allah, maka mohonlah surga Firdaus, karena ia adalah surga yang terletak paling tengah dan paling tinggi” (HR al-Bukhari)

Jangan pernah meremehkan Allah dengan permintaan remeh-temeh. Sadarlah Dia yang menciptakan alam semesta dan semua hal-hal genius di dalam-Nya. Mungkin ibarat dikasih satu permintaan ke Bill Gates, tapi lo cuma minta duit gopek. Kesel ga tuh si Bill Gates? ahaha

Mulai sekarang minta yang paling tinggi, yang terbaik!

"Ya Allah, aku mau minta surga Firdaus :')"

Tentu diiringi usaha yang pantas juga ya..

Daaann...karena sekarang awal tahun 2016, pasti semua orang lagi semangat-semangatnya kan punya permintaan-permintaan buat hidup.

Yak! Jangan pernah takut untuk meminta permintaan terbaik! :D

Selamat berdoa dan biarkan Allah mengantarkanmu pada petualangan terbaik.

Give your best!

You Might Also Like

0 komentar

Instagram