Jatuh Cinta Pake Otak

12/15/2015 11:52:00 AM

Selama ini kita selalu beranggapan ketika seseorang jatuh cinta, maka yang bermain adalah hati.

Hati selalu jadi pemeran utama.

Benarkah?

Sepertinya terlalu banyak drama, lagu, film, yang kita konsumsi hingga akhirnya mengubah prespektif kita.

Sejatinya, saat kita jatuh cinta, yang bermain peran adalah otak. Dari otak inilah, baru mengirimkan berbagai perintah ke anggota tubuh, jantung, kulit, temperatur, aliran darah dan lain-lain.

Saat seseorang jatuh cinta. Ada 12 area di otak yang terlibat dalam pelepasan berbagai hormon cinta emosi, seperti dopamin, oksitosin, adreanalin, dan vasopresi. Hormon ini akan mematikan amigdala, sistem siaga rasa takut, dan Cingulated-corteks, sistem berpikir kritis.

Gak cuma mematikan bagian tertentu, hormon ini juga memberikan efek bahagia dan candu. Persis ketika seseorang mengonsumsi narkotika. Keadaan otak menjadi tidak rasional.

Semakin sering orang membiarkan otaknya dipenuhi hormon-hormon ini (baca: mereka yang pacaran), efek ketagihan akan terus meresap pada otaknya. Sehingga, apabila mereka menjomblo atau putus, muncullah reaksi layaknya "sakaw". Otak yang sudah ketagihan hormon-hormon ini, meminta kembali reaksi kimia tersebut. Apabila tidak terpenuhi, muncullah reaksi-reaksi tubuh yang menurut orang berlebihan: depresi, sedih berlebihan, hingga ingin bunuh diri.

Itulah mengapa orang yang tidak pacaran, menganggap berlebihan reaksi orang saat putus cinta.

"Yakelah! lebay banget! cowok banyak kalii.."

Komentar itu muncul, ya karena reaksi kimia dalam otak kamu dan dia berbeda.

Atau kenapa ada aksi bully dan resah saat seseorang menjomblo,

"HAHA! Jomblo ngeness!"
"Gilaak, udah dua bulan gue jomblo, cariin cowok dong"

Padahal gue yang jomblo, hepi-hepi aja hidupnya dah, ahahha :D

Atau itulah kenapa muncul diksi "Human Error" dari Sherlockholmes, untuk menyebut orang yang jatuh cinta. Karena emang, sistem otaknya lagi eror, haha.

atau, itulah mengapa banyak orang yang bingung, termasuk saya, bagaimana bisa seorang akhwat berkerudung panjang pacaran,

"Lah, teteh itu kan muslimah pisan, kok bisa pacaran sih?"

Jelas bisa, karena reaksi dalam otak yang mematikan sistem rasa takut dan berpikir kritis.

Dan kapan reaksi otak akan kembali normal? Waktu yang akan mengobatinya. 

Itulah sebabnya, sejak 14000 tahun yang lalu Allah sudah menurunkan sebuah surat cinta,

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra: 32)

Perintahnya, jangan mendekati loh, bukan jangan berzina.

Dan ketika ilmu pengetahuan sudah maju, terbuktilah sudah dengan ilmiah mengapa ayat ini turun. Jangan mendekati, berarti mencegah munculnya hormon-hormon yang mengganggu jalannya otak tersebut. Kalau sudah terganggu, setan dapat dengan mudah melancarkan berbagai aksinya, hoho!

Yah, walaupun ini sifatnya alamiah. Tapi ya jangan distimulus macam-macam.

Ternyata Allah pengen menjaga otak kita tetap rasional kawan-kawan. Tetap sehat! Tetap takut sama murkanya Allah, tetap rasional dengan hubungan-hubungan yang merugikan. Masya Allah :'D

Ya, dari pada nambah dosa, mending nge-proyek Kanan, ketauan dapet duit, ahahaha.. #paansiqoon -_-

Yah, intinya gitu deh, khususnya buat para ladies, yang lebih banyak berpikir menggunakan common sense, alias perasaan, coba diubah sedikit perspektifnya, haha..

Saya, sebagai seorang yang berkepribadian thinking, anaknya logika banget, sekedar berbagi info yang saya temukan dari buku Rahasia Kedahsyatan Otak Wanita, karya Tadkirotaun Musfiroh.

kalo ada salah, mohon koreksinya yak, sumbernya emang cuma dari buku itu doang, maklum bukan anak kedokteran, ehehhe :p

Yak! Semoga selalu dekat-dekat dengan Allah ;)

Semangat semuanya!


Tulisan ini untuk temen-temen aku yang katanya lagi kena VMJ, alias kena Virus Merah Jambu. Tapi gak tau siapa, aku kan gak peka anaknya, ahahahha :D


Bayy!

You Might Also Like

0 komentar

Instagram