“Agama Mematikan Potensi Saya”

11/30/2015 09:57:00 PM

“Agama mematikan potensi saya teh!”

Ujar seorang perempuan berkerudung panjang di depanku. Ia tidak terima hobi parkur dan modern dance-nya harus terhenti karena ia  berhijab. Hatiku tersentak, pilihan diksi yang menarik adik kecil, “mematikan”. Begitu keras dan berbahaya.

Tahukah?

Adik perempuan itu mengingatkanku pada kondisi dua tahun yang lalu. Aku persis punya pikiran yang sama seperti adik itu.

Aku pun persis punya hobi yang banyak bergesekan dengan nilai-nilai Islam. 

Apalagi kalau bukan “Naik Gunung”

Hobi ini luar biasa baget pengaruhnya buatku. H-10 hari sebelum berpetualang aja udah bisa senyum-senyum sendiri saking bahagianya. Hobi ini mampu menggerakkan aku setiap pagi untuk lari, sit up, plank, latihan fisik. Hobi ini juga bisa menggerakan aku untuk cari duit. Bahkan H+10 naik gunung aku juga masih heppi. Lagi edit foto atau edit video dokumenter perjalanan.

Pokoknya super duper bahagia kalau sudah berkegiatan di gunung. Namun, ternyata kegiatan menyenangkan itu terpaksa aku kurangi dengan sangat drastis intensitasnya. 

Dulu aku muak sekali dengan aturan-aturan yang harus aku patuhi.

Tidak boleh bercampur baur dengan lawan jenis.
Harus pergi dengan mahramnya.
Tim perjalanan harus jelas, harus diselediki dulu asal muasalnya.
Tidak boleh ini. Tidak boleh itu. Harus begini. Harus begitu.
Aaaaaaakkk!! Keseeeel!

Lalu muncul pikiran-pikiran: “Apaan si ni kenapa banyak banget aturannya. Aku kan cuma pengen naik gunung. Lagian di gunung kan kita bisa melihat kebesaran Allah, bertafakur alam, lalala..” Dan banyak lagi segudang keluh kesah dan pembenaran-pembenaran karena kegiatan super menyenangkan ini harus dihentikan.

Inikah yang dinamakan “Agama mematikan potensi saya”?

Mungkin teman-teman juga merasakan hal yang serupa? Teman-teman dilarang apa? Bernyanyi? Menari?

Bukankah bakat juga dari Allah? Kenapa Allah juga turunkan aturan-aturan yang melarang tumbuhnya bakat tersebut?

Tunggu, tunggu dulu teman teman..

Ada yang harus diluruskan di sini.

Tidak pernah ada yang namanya “Agama mematikan” potensi seseorang.

Catat baik-baik!

Agama justru berperan melindungi seseorang. Islam tidak pernah mematikan potensi. Kehadirannya justru melindungi. Hikmah memang tidak terungkap di awal pagi. Tapi yakin lah, akan ada jawaban luar biasa nanti yang pasti kamu syukuri.

Yakinlah!

Dulu tidak pernah ada impian menjadi desainer grafis profesional. Urusan seni itu hanya sampingan. Dulu cita-citaku adalah menjadi “Rover Journalist”. Apa pula ini qoon? -_-

Haha.. Rover journalist adalah jurnalis petualang. Jurnalis yang bagian liputannya harus ke gunung, hutan, daerah konflik, peperangan, palestina, suriah, berada di bawah desingan peluru, di antara dentuman bom, dan segudang tantangan lainnya.

Tapi mimpi ini harus terhenti karena aturan-aturan yang harus diikuti saat aku mantap berada di jalan yang Surga jadi tujuannya.

Aku telan pil pahit itu.

Rasanya menyedihkan melihat kerir Jack Wolf Skin 65 lt kesayanganku hanya terpajang di kamar. Rasanya menyedihkan melihat deretan destinasi gunung yang sudah aku rencanakan tak kunjung dicoret tanda belum terlaksana. Betapa aku merindukan petualangan!

Tapi, aku percaya rencana Allah pasti lebih indah.

Siapa sangka? Cara pandangku perlahan berubah. Aku menemukan potensi lain dari dalam diriku. Lihat? Betapa mudah bagi Allah membolak-balikkan hati. Cita-citaku perlahan bergeser.

Kevakuman naik gunung membuat aku mengalihkan hobi ke arah desain grafis dan animasi. Lalu terbentuklah Kanan Studio. Lalu berubahlah sudah cita-cita yang semula Rover Journalist menjadi Professional Graphic Designer.

Naik gunung?

Tetep suka, tetep ingin. Tapi dipending dulu, bentar aja kok, sekitar setahun atau dua tahun lagi, hehehe..

Dan yang paling penting aku menemukan hikmah yang sangat luar biasa, dari mengikuti perintah dan aturan-aturan Allah.

Aku merasa menjadi pribadi yang lebih baik.

Gagalnya aku menjadi anggota PALAWA membuat aku sangat aktif di Biro Kerohanian Islam Fikom Unpad. Organisasi kesayangan ini membuat aku semakin mengenal Islam, semakin mendekatkan aku pada Allah. Bahkan aku memiliki adik mentor. Dulu aku paling anti ngementor, dengan alasan merasa belum pantas.

Hikmah lain, aku jadi mandiri secara finansial. Qoonit yang semula “menghabiskan” uang menjadi “menghasilkan” uang. Umi dan Abi sepertinya juga lebih bahagia dengan Qoonit yang sekarang. Rido Allah ada pada rido orang tua bukan?

Luar biasa kalau hikmah sudah terungkap?

Lihat?

Agama tidak pernah mematikan potensi seseorang.
Betapa logika kita begitu dangkal teman-teman. Allah lah Sang Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Setelah Allah berikan tak terhingga nikmati setiap harinya, masihkah kita berprasanngka buruk kepada-Nya?

Bahkan kepada manusia saja, kita harus menghadirkan 70 alasan dulu, sebelum akhirnya boleh berprasangka buruk. Lalu, secepat itu kah kau berkata “Agama mematikan potensi saya”?
Secepat itu kah kamu berprasangka buruk kalau Allah hendak mematikan potensi hambanya?

Yakinlah!

Allah hanya ingin melindungi hambanya.

Semua aturan-aturan itu, semua pedoman itu, Al-Quran dan Hadits, semata-mata diturunkan Allah untuk menuntun manusia mendapatkan kebahagiaan abadi.

Sepakat?

Jadi selamat menemukan hikmah-hikmah luar biasa!

Selamat melejitkan potensimu! Selamat bersinar dengan sinar cinta-Nya!

You Might Also Like

0 komentar

Instagram