Pilih Angle-mu!

11/10/2014 12:47:00 AM

Tidak berlebihan kalau aku sebut ini adalah pemandangan terindah yang pernah aku lihat.


Dari ketinggian 3000an lebih mdpl ini, barisan gunung-gunung nan hijau menghampar layaknya minatur. Belum selesai sampai di situ, samudra awan putih menyelimuti sebagian gunung-gunung, menciptakan keindahan tiada banding. Langit biru menjadi latar yang sempurna untuk semua keindahan ini. Semuanya sedang bertasbih pada pencipta.

Apa kalian bisa merasakannya?

Kalian tahu tidak mudah untuk mendapatkan pemandangan seindah ini. Begitu kompleks, rumit, dan berat. Aku janji akan menceritakannya pada kalian.

Waktu itu 21 Agustus 2014, aku sedang duduk beristirahat setelah sejak pukul 23.00 memulai pendakian dari Kalimati.

Ditemani angin dingin aku mengatur nafas. Hidungku sudah sejak awal berair, memerah, menyesuaikan suhu luar yang dingin dengan suhu tubuhku. Aku menekuk kaki agar dudukku tidak meresot. Jalur ini memang yang tersulit, miring sekitar 45 derajat dan berpasir-kerikil. Rasanya ingin menangis melihat pemandangan ini. Bersyukur tiada henti.

Siapakah seniman yang bisa mengalahkan-Nya?

Dari atas sini aku bisa lihat barisan bukit Bromo, gunung Argopuro, bukit setelah Ranukumbolo yang aku naiki kemarin siang, dan gunung lain yang aku tidak tahu namanya. Indah bukan main!

Subhanallah..

Mendaki membuatku tersadar mengenai cara memandang sesuatu. Kalau meminjam istilah fotografi, kita bisa sebut angle. Dalam mendaki, dari kaki gunung hingga puncak, akan kau temui beragam angle  yang berbeda.

Kalau dalam pendakian Semeru ini, banyak sekali angle yang akan kalian temui. Perkebunan, hutan, jurang, Danau Ranukumbolo, bukit, padang Savana, padang Pasir, hingga puncak.

Kembali pada posisiku semula. Dari anglel-ku ini, tidak terlihat lagi keril para pendaki, warna-warni tenda, bahkan tanda-tanda adanya manusia di Gunung Semeru ini. Padahal, ratusan jumlahnya.

Seandainya ada seseorang yang dengan tega meletakanku di tengah hutan sana, sendirian. Mungkin dengan mudah aku akan hilang, mati, mungkin tidak ditemukan.

Dari angle ini, hanya ada manusia dan Tuhan. Tidak ada aku, kamu, dia, mereka. Tidak ada kamu yang pake keril Deuter, TNF, JWS, eiger, atau rei. Tidak ada kamu yang kuat fisiknya, standar, atau lemah. Tidak ada kamu yang asalnya dari Jakarta, NTT, kalimantan, atau negara lain. Tidak ada kamu yang tampan, dia yang jelek, atau, dia yang cantik. Dari angle ini semua manusia terlihat sama.

Hey, kalau dari ketinggian 3000-an meter saja manusia sudah tampak sama apalagi dengan angle Allah dari atas Arsy sana.

Dari angle-Nya, Allah tidak peduli tampanmu, cantikmu, warna kulit, kekayaan, apalagi kesombonganmu.

Dari angle-Nya, Allah cuma tahu hamba yang ini suka solat malam, hamba yang itu suka sedekah, hamba yang satu lagi suka berpuasa.

Dari angle-Nya, Allah cuma tahu, hamba yang satu ini masih sering berbohong, hamba yang itu masih durhaka pada orang tua, atau hamba yang satu lagi suka meninggalkan salat.

Allah lalu memilih-memilih, menandai mana kesayangannya, mana yang Ia benci, mana yang Ia jaga, dan mana yang Ia biarkan, mana yang Ia mau berikan petunjuk, mana yang Ia sesatkan.

Hidup hanyalah tentang caramu memandang.

Jadi, sekarang pilih angle-mu!


You Might Also Like

0 komentar

Instagram