Taman Nasional Bromo

1/19/2013 11:08:00 PM

Hari senin tanggal 14 Januari  mungkin hari paling gila di tahun 2013! Setelah berjuang di malam minggu, mengejar deadline video tentang Unpad pesenannya Dewi, mencoba mengedit video dari pukul 23.00-2.00 dini hari, padahal aku baru banget kenal movie maker, ya bodo amat deh, yang penting videonya jadi, hehehe.. :P maaf ya dew :)

Jadi, begini ceritanya..

Karena ada masalah dengan data sebelumnya, aku dan dian baru bisa mulai edit video pukul 23.00, Dian yang lagi gak enak badan memilih tidur duluan. Dengan pedenya qoonit yang baru dua kali ngedit video mencoba mengedit sendiri, dewi yang gak ngerti sama sekali tentang dunia pervideoan cuma bisa teriak-teriak "Ayo Qoonit semangat! Semangat!", ya..oke dew aku hargai, haha..

Sebenarnya ini menyenangkan, jika saja laptonya dewi gak suka cari ribut dengan menunda-nunda perintah. Ketika di klik play, dia baru mulai sekitar lima detik kemudian, emosi banget ya Allah :''( dengan sabar dan senyum aku bertahan hingga pukul 2.00. Kemudian dilanjutkan sama dian, aku langsung pules. Besok paginya aku bangun dengan segar, ingin segera melihat hasil videonya. Aku lihat dian sudah tertidur di depan laptop, pasti begadang nih anak. 

"Qoon, laptopnya lemot banget, sering ngehang, gue gak kuat jadi gue tidur deh, ahahahaha :D" Dengan tidak berdosanya dian bilang seperti itu ketika bangun. -_____- itu berarti perjuangan ini masih berlanjut hingga nanti siang, padahal aku belom packing apa-apa buat ke Bromo. Dengan level kesabaran yang lebih lebih dan lebih tinggi dan dengan tingket kesetressan yang udah di ubun-ubun akhirnya itu video yang amat sangat tidak niat jadi juga. Ancur lebur! wahahaha :D lumayan, anggap saja belajar editing video. 

Pukul 15.15 baru meninggalkan kosan dewi, dengan kepanikan tinggi, takut kesorean, gak dapet damri, langsung ke Jatos, beli snack, air, dan payung, setelah itu ke depan Jatos untuk sewa sleeping bag, dari situ aku dan dian berpisah menuju kosan masing-masing. Berjanji datang ke pangdam jam17.30.

Sampe kosan, dengan panik dan kecepatan tinggi ala-ala militer, langsung packing, nyetrika, mandi, dan salat. Karena mau ditinggal lama, bak kamar mandi harus dikosongin, sementara isinya masih penuh. Mengosongkan isi bak setinggi satu meter dengan gayung, berarti memakan waktu yang lama, sementara waktu yang aku punya tidak banyak. Dengan pikiran singkat dan sok kuat, aku angkat lah bak itu, aku tuang airnya perlahan. Namun, apadaya tangan tak kuat, bak itu jatuh! 

GEDEBUM!
BYUUUURRR!

bak air bah, kamar mandi langsung banjir, cuma kamar mandi? air itu juga membahasahi lantai kamar kosan. Waaaaaaaaaaa! tambah panik! gak cuma di Jakarta doang yang banjir, kamar kosan aku juga banjir :'''(
Dengan sigap aku amankan semua barang yang dilantai, air sudah menyebar kemana-mana. Selanjutnya koran-koran sudah memenuhi lantai, kemudian memenuhi tempat sampah, setelah lumayan kering aku langsung cabut ke pangdam. Semoga dia baik-baik saja aku tinggalkan dengan kondisi agak lembab dan berantakan, ahahahaha :''D

Sampe pangdam, dian yang kurang berjiwa militer ngater 20 menit. Damri udah gak lewat lagi :'''o akhirnya kami naik geulis travel, Rp13000, mahaaal..huh :( 

Geulis travel adalah kendaraan termewah kami selama petualangan ke Bromo ini. Sampai di Bandung, kami menuju simpang dago, kemudian di jemput Isna menuju asrama Etos. Jalan-jalan kali ini disiapkan oleh Etos, sebenarnya ini acara penutupan mereka, tapi dengan baik hati mereka mengizinkan kami, aku dan dian, nyempil buat ikut liburan, hehe :p biayanya Rp325.000,00 untuk empat hari, termasuk makan, transportasi, dan penginapan. Cukup terjangkau bukan? kesempatan yang sayang untuk dilewatkan.

Pukul 4.00 pagi kami, Dian-Qoon dan rombongan etos, menuju Stasiun Kiaracondong. Sampai sana pukul 5.00 dan stasiunnya belom buka, haha :D setelah salat subuh, dan semua etoser berkumpul, stasiun sudah buka, kami semua masuk, antri, menuju tempat pengecekan tiket. Walaupun rombongan, tiket tetap harus dicek satu per satu.


Ulalala~ semakin dekat saja aku dengan Bromo :D garis kuning di atas adalah jalur kereta api yang akan kami lalui, hampir dua per tiga Pulau Jawa! Hemm.... sepertinya akan menyenangkan :)

Aku dan dian mengantri, menunggu tiket kami diperiksa. Semua rombongan etos sudah menuju gerbong kereta, tinggal Qoon-Dian, teh tami, teh hana, dan teh gagan, sebagai panitia. Entah, tetapi ada yang tidak beres di meja pemeriksaan tiket:
PS (pak satpam) TT(teh tami) TG(Teh gagan) TH(teh hana) Q-D(Qoon-Dian) PL(pak loket)

PS : Wah, ini kok yang nama yang di tiket dan di KTP beda?
TT : Oh iya pak, tadinya orang itu ikut, terus dicancel, jadinya digantikan sama dua orang ini.
PS : Wah gak bisa gitu dek, nama di tiket dan di ktp harus sama
TG : Tapi kita kan serombongan pak, masa mereka berdua gak jadi ikut
Q-D : *nelen ludah* *lirik-lirikkan* *mulai pamik*
TH : Yaah, bapak, terus gimana dong?
PS : Kalo mau, beli tiket lagi
TT : Jadi ini hangus? *sambil megang tiket*
PS : *ngangguk*
TT, TH, TG : *melengos pergi menuju loket* *mulai emosi*
Q-D : *mengekor* *penuh harap*
TT : *menceritakan semua ke bapak di loket* jadi gimana pak?
PL : iya bener, tapi tiket Bandung-Surabaya udah habis sampai tanggal 25 Januari 
Q-D : *super panik*
TG : Loh, tiket ini kan hangus, berarti masih ada dua tempat duduk kosong lagi dong?
PL : Iya, tapi itu tetap dihitung ada
TM : *ngomong pelan* gak bisa gini! urusan kita sama bapak itu 
TM, TG, TH : *menuju tempat pengecekan tiket lagi*
Q-D : *mengekor* *pasrah*
TM : Pak, masa gak bisa sih! kita gak bakalan nyalo kok!
PS : Iya, saya sih boleh aja, tapi kalo nanti di tengah jalan diturunin saya gak tau urusan ya *nyolot*
TM, TG, TH, dan PS : *diskusi panjang*
sementara itu...
Q: kalo emang kita gak jadi berangkat, berarti itu yang terbaik di :) *sok tegar*
D : Iya bener qoon, belom rezeki berarti
Q : kalo gagal, pergi berdua aja yuk!
D : iya, tapi tiket udah full sampe tanggal 25. naik bus, ke garut aja deh!
Q : ya Allah drastis banget, dari bromo jadi garut :'''''(
D : aduuh, antara ikhlas, pasrah, sama sesek nih qoon :(
Q : iya sama di, udah bawa tas berat-berat, tripod, kamera, sewa sleeping bag, masa gak jadi, huuu :"(

TM, TG, TH : *pindah lagi ke tempat loket*
Q : mereka pindah lagi, ikutin gak?
D : udah deh duduk aja yuk *lemes*
Q-D : *duduk dengan lesu*
Q : *menyiapkan hati jika mereka datang dan berkata, "maaf ya dian qoonit, kita udah usaha, tapi kalian gak bisa masuk, maaf yaa, ini salah kita, ini uang kalian teteh balikin.."* *inhale-exhale*

TH, TM, TG, dan PL : *diskusi sengit*
D : mereka masih berusaha qoon
Q : iya, doain aja di *motret-motret*
D : dalam keadaan begini lo masih motret-motret! heeeghh..
Q : lumayan kenang-kenangan, ahahaha.. *sok hepi*
D : Takdir Allah tuh, subhanallah banget
Q : iya, bahkan udah di stasiun dengan bawaan super lengkap gini, masih bisa Allah bikin gagal. Pasti yang terbaik kok. 

TM, TG, TH : *dateng nyamperin kita*
Q-D : *sesek napas*
TM : *tersenyum lebar*
TH : Bisa kok! nih tiket kalian! *sambil menyodorkan tiket

 


Q-D : Alhamdulillaaaaaaaaaah :D
Q : kok bisa teh? Makasi  ya teeeh :D
D : Iya makasi banyak ya teh :D aduuh udah deg-gedan
TT : Makasi nya sama Allah, tadi pas teteh bilang Bismillahirrahmanirrahim langsung bisa
TH : iya, tadi bapaknya nelfon atasannya ternyata bisa
dan akhirnya Qoon-Dian pun bisa melanjutkan perjalanannya ke Bromo :)

Itu tadi adalah skenario yang sudah Allah buatkan untukku. Rasanya seperti berada di film, ketika ada adegan yang sudah akan berakhir bahagia tetapi ada sedikit masalah, hingga di titik kritis akhirnya berakhir bahagia. Seperti ada seorang pria yang sedang dikejar-kejar gozila, dengan tergopoh-gopoh menuju mobilnya. Namun, ketika akan membuka mobil, kuncinya jatuh dan masuk ke kolong mobil. Gozila makin mendekat, tetapi pria malang itu masih sibuk menggapai kunci mobilnya. Ketika gozila sudah selangkah lagi, pria itu berhasil meraih kuncinya, masuk mobil, dan kabur dari gozila itu. Rasanya mirip seperti itu, hihi.. Secuil skenario hidupku hari itu sungguh mendebarkan, Allah yang mengaturnya sedemikian indah.

Kami, rombongan terakhir, akhirnya masuk menuju gerbong. Masih tidak menyangka akhirnya dapat melanjutkan perjalanan ini.
Yap, Qoonit dan Dian siap memulai petualangan menuju Bromo! YEEEEEE :D

Kami memulai perjalanan dengan sarapan bubur kacang hijau dan roti tawar yang sudah disiapkan panitia. Kereta mulai melaju, aku dan dian mulai berkenalan dengan tiga teteh itu dan teman-teman etos yang lain, mengobrol-ngobrol ringan seputar kuliah, semester, dan asal daerah.

Ini pertama kalinya aku naik kereta ekonomi jurusan bandung-surabaya. Tiga hal yang menarik tentang kerata ekonomi adalah, hampir di setiap stasiun berhenti, udara hanya bersumber dari jendela kecil, panas, pengap, dan yang paling berkesan ada backsound dari seribu jenis pedagang: nasi-ayam, dompet, aksesoris, sendal kesehatan, gunting kuku, mijon, aqua, kopi, popmi, sodet, pecel, tukang sapu, tukang minta-minta, mainan pelastik, bencong, kacang, kerupuk, peniti, dan masih banyak pedagang lainnya.Khas kereta ekonomi banget deh pokoknya, hihi :)
Ini ketika keretanya berhenti, kereta kami harus selalu mengalah dengan kereta lainnya.
Teman-teman etoser :) say hi!
Akhirnya aku bisa memotret kereta api yang sedang berbelok! :D ini agak horor caranya, dengan mengeluarkan kamera dari jendela kecil itu dan dengan ilmu kira-kira langsung jepret! hehe
Teman-teman etoser yang lain, kerjaannya ngelawak dan ketawa-tawa, ahahaha :D

16 jam berada di kereta bukanlah hal yang menyenangkan. Berbagai cara duduk sudah dilakukan, mendengarkan musik, ngaji, makan, ngobrol, tidur, salat, tidur lagi, tidur, makan, liat pemandangan, dan tidur lagi sampe capek. Ketika malam tiba, makin gabut aja soalnya gak ada pemandangan yang bisa dilihat :'' Finally, pukul 23.32 kami tiba di Stasiun Wonokromo, Surabaya. Kota yang tiap tahun aku datangi bersama keluarga, sekarang aku datangi bersama teman-teman.
Dari Surabaya kami melanjutkan perjalanan menuju rumah Isna, Probolinggo, menggunakan angkot yang disambung dengan damri. Pengalaman unik di damri, kami duduk menggunakan kursi pelastik khas kaki lima di tengah karena seluruh kursi di bus sudah penuh, hihihi.. :) sepanjang perjalanan aku terpaksa harus mendengarkan musik dangdut yang sangat tidak berhasil menghiburku, huuuffffttt... :(

Pukul 3.00 dini hari kami tiba di rumah Nurul Isna! Alhamdulillah... dengan perasaan lelah, dan perasaan sangat ingin mandi kami disuguhkan makan pagi! keluarga Isna ternyata sudah menyiapkannya untuk kami, padahal ini pukul 3.00, tapi soto, tahu, dan telur sudah siap terhidang untuk kami :) salut lah~

 
Esok pagi menjelang siang, pukul 10.23 kami berangkat menuju Tengger, rumah saudara Isna. Ah~ Isna kurang baik apalagi sih! kisss :* naon sih
Sejuk! itulah yang aku rasakan saat menginjakan kaki di daerah Tengger ini. Pemandangan perbukitan nan hijau, pertanian yang dihiasi kabut, dan udara yang sejuk telah membayar lunas semua kepenatan di kereta. Tarik nafas yang panjang.... dan keluarkan... :)) yuhhuuuu... Bromo! ini aku, tunggu sebentar lagi datang :)

Waktu itu batre kameraku tinggal dua dan aku berencana menghabiskannya dengan memotret bintang pada malam hari, setelah itu baru aku charge agar bisa puas memotret esok pagi. Kenyataannya, membuat hati dag-dig-dug, sakit, dan sesak. Pukul 19.00 mati lampu! hingga menunggu lampu menyala aku terus berdoa, istighfar, dan berzikir, berharap Allah berbaik hati menyalakan kembali listriknya. Bahkan aku sudah merencanakan, jika harus berangkat dengan kondisi batre demikian, berarti aku harus memotret di lokasi ini sekian jepret, di lokasi ini sekian, gak boleh ada yang salah, apalagi gak penting. Bahkan aku berfikir mencari hotel atau apapun agar bisa memakai listriknya. Semakin malam, lampu belum menyala, aku tidak bisa tidur, bagaimana nasibku besok. Sudah tahu momen akan muncul, tetapi kamera tidak siap berarti bodoh kuadrat. Aku terus berdoa dan berdoa hingga akhirnya

Blasss... ruangan seketika terang, dan seketika itu juga ruangan dipenuhi ucapan Alhamdulillaaaaah...
aku langsung berlari mengecas batre kameraku :D

Pukul 3.00 aku bangun dengan senyuman semangat! rencananya kami akan melihat sunrise dari pananjakan. Bagaimana bisa tidak berhenti tersenyum? :)))
Kami semua dibagi lima kelompok untuk memasuki jeep. Aku kelompok ke-4 bersama teh tami, hasna, Isna, Dian, Winda, dan Aku. Pukul 4.00 jeep berangkat menuju Pananjakan! Yuhhuuuuuuuuuu :D
Tebak seperti apa pemandangan malamnya! Penuh taburan bintang, aku tidak berhenti melihat langit. Bahkan aku mengobrol bersama pak supir tetapi mataku tetap melihat langit. Allah Mahabaik banget banget kepadaku malam ini. Taburan bintang berserakan di langit yang hitam pekat derhiaskan awan tipis di antara pegunungan. Subhanallah..subhanallah... :)
Pak supir mungkin lucu melihatku, "hemm..kalau menurut saya sih, pemandangan seperti ini masih biasa" bapak beruntung sekali kalau begitu. Foto di atas memang gagal mengabadikan keindahan langit bromo, maklum jangan mengharap terlalu tinggi sama kemampuannya D3000. Doakan upgrade kamera yaa :D
Samapi lokasi, udara dingin menggigit tulang! aku berusaha menyiapkan kamera dengan tangan yang seperti ingin membeku, akhirnya aku gunakan sarung tangan yang membuat aku sulit mengoperasikan kamera, simalakama~ Ternyata Pagi ini, mataharinya malu-malu, berlindung di balik awan :) tidak perlu bersedih masih banyak keindahan ciptaanNya yang bisa diabadikan. Ah ya~ kalian dapat salam dari Mahameruuuu :D tunggu aku!
Barisan pegunungan dengan komposisi yang tertata indah! Subhanallah :)
Qoonit dengan slayer BKI di atas puncak Pananjakan! semoga kita bisa ke sini yaaaa :D AAAMIIIN!! :''')
Ini suasana di atas puncak Pananjakan, harus rebutan cari spot motret dengan mereka semua, hihihi.. :)
Ini lokasi tempat matahari terbit yang tertutup awan :"
Ini dia potret landscape dari atas puncak Pananjakan :D
Setelah itu Jeep meluncur menuruni gunung menuju kawah Bromo!
Ini suasana di sana ramai oleh Jeep, kuda, wisatawan, dan orang asli tengger. Kami di sambut dengan bukit hijau terjal yang indah, yang akan membuat kita merasa kecil.
Gunung Batok menjadi start awal kami menuju kawah Bromo :) yang tidak kuat bisa naik kuda, biayanya sekita Rp100.000,00 bisa lebih murah tergantung keahlian menawar :)
Berjalan kaki merupakan pilihan yang tepat karena membuat ku leluasa mengambil gambar :)
Ada beberapa penjual makanan dan bunga Edelweis. Edelweis itu dilindungi loh, sebagai traveler, cerdas sekali jika tidak menjadikannya sebagai oleh-oleh, itu berarti menjaga kelestariannya :)
Setelah perjalanan menanjak dilanjutkan dengan menaiki anak tangga, hop! hop! Semangaaat! :D
Wisatawan yang sudah di atas kawah Bomo
Akhirnya samapi juga! ini pemandangan dari atas kawah Bromo, lagi-lagi membuat aku merasa amat kecil! Allahuakbar :)
Hamparan perbukitan dan langit biru yang memanjakan mata :)) rasanya tidak mau turun dan memandangi ini terus, tetapi rombongan harus segera turun. Masih ada dua destinasi lagi :)
Kakek asli suku Tengger dengan sarungnya yang khas dan kudanya
Ramainya penyewaan kuda
Kami kembali menuju jeep kami untuk melanjutkan perjalanan :)
Selanjutnya Savana! padang rumput dan tebing-tebing terjal yang eksotis. Seperti berada dalam film jurasic park! ayat Al-Quran "..Sesungguhnya kami adalah sebaik-baik penghampar..." memang sangat amat benar! Subhanallah
Di sana etoser foto session, kalian keren sekali! :D wuaaaaa ngiri :O
Puas foto-foto, jeep-jeep kami meninggalkan tempat yang luar biasa indah itu.

Perjalanan pulang kami melewati pasir berbisik. Pasir berbisik adalah sebuah hamparan padang pasir yang dikelilingi gunung dan perbukitan. Hamparan padang pasir itu diselimuti kabut yang uniknya ada di bawah kaki kita, kabut itu terseret halus sesuai arah angin, mneyebabkan suara desisan seperti berbisik. Memasuki zona ini seperti memasuki dunia magis nan misterius, Subhanallah :) baru aku temukan di Bromo!

Kami, penghuni jeep 4, menyempatkan foto bersama di antara kabut-kabut itu :)

Foto-foto kami di Pasir Berbisik adalah akhir dari perjalanan di kawasan wisata Bromo ini. Sedih memang meninggalkan keindahan alam yang sangat keren ini! huuuuu... selamat tinggal Bromo! :""") semoga kita bisa bertemu kembali!

Akhirnya, sampailah aku dalam suasana ini kembali. Perjalanan pulang dengan kereta ekonomi memang paling seruuuu! hihihihi :)

Yap! dan foto anak kecil di kereta ini yang lagi sibuk dadah-dadah sama orang menjadi akhir perjumpaan kita, sampai jumpa di petualangan seru selanjutnya! heheheheheee :D

Semoga setiap perjalanan selalu bisa mendekatkan kita padaNya, memperoleh ilmu, dan meraih hikmah agar bisa menjadi pribadi yang selalu lebih baik, amin :)

You Might Also Like

0 komentar

Instagram