Konsep Seleb
9/06/2019 01:04:00 PM
Ada yang sadar sejak kapan, kata “selebritas” muncul dalam kamus
bahasa?
Karena konsepnya saja sudah merupakan sebuah kesalahan
berlogika sebagai hamba-Nya.
Hari ini, di mana media sosial jadi sebuah kerajaan baru,
muncul pula istilah selebgram atau selebtwit. Ya, kata seleb ini identik dengan
popularitas, kekaguman, dan gemerlap kehidupan.
Di sini letak kesalahannya.
Konsep seleb bisa membuat manusia yang dasarnya hina dan
lemah, merasa tinggi, dikagumi, dicintai, gemerlap bertabur kemilau. Konsep
seleb pula yang mampu menipu pengagumnya mencintai sebuah sosok, bukan sebuah
makhluk. Lalu di mana peran manusia yang hanya harus menghamba pada-Nya?
Inilah yang membuat tak pernah ada kata “seleb” walau Umar
bin Khattab telah mampu meluaskan Islam hingga lintas benua. Ia tetap
mengejar-ngejar Uwais Al-Qarni, lelaki miskin yang belang, untuk meminta
dipanjatkan doa dan ampunan untuk dirinya.
Inilah yang membuat tak pernah ada kata “seleb” walau Abu
Bakar Asshidiq telah jadi pemimpin yang paling dicintai satu negara. Ia tetap
berlinangan air mata setiap membaca surat cinta, mengharap penuh rahmant-Nya.
Ia tetap gemetar, memohon harap dari siksa neraka.
Tak pernah ada “Aku dan kehebatanku”, bahkan bagi manusia
yang telah dijamin Surga untuknya. semua tentang, “Dia dan kesempurnaannya”, semua
tentang “Aku dan kelemahanku.
0 komentar