Pernah gak merasa tidak dianggap dalam kawan sepermainan. Semua kawanmu asik bercengkrama, kamu tak diajak. Semua kawanmu mendapat peran, kamu tak diberikan. Lalu kamu coba buka suara demi mengingatkan kau ada, tapi melirikpun enggan.

Lalu kau mulai berpikir, jangan-jangan aku tidak kelihatan. Jangan-jangan kita berada pada dimensi yang berbeda. Sakit? Ya, itulah sebuah kondisi di mana seseorang tidak dianggap.

Lebih sakit lagi, sebuah kondisi dimana manusia tidak dianggap oleh Tuhannya sendiri.

Kondisi ini dikisahkan Dalam Al-Furqon ayat 77 “Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, kalau tidak karena ibadahmu.”

Ibadah ternyata yang menghadirkan eksistensi manusia di hadapan Tuhannya.

Tanpanya, kau meminta, tapi tak didengar. Kau memohon, tapi tak ditolong. Kau mengadu, tapi tak dihadirkan ketenangan. Tanpa ibadah, kita hanyalah debu semesta yang melayang menunggu kematian. Tak ada penghubung antara kita dengan Pencipta. Tanpa diabadah, kita tak dianggap ada.