Bayaran Penceramah X Komika X Penyanyi
10/26/2017 02:08:00 AM
Gue sering mikir, kenapa bayaran penceramah murah? Oke bisa
dikatakan relatif lebih murah, karena ada juga “ustadz” atau “ustadzah” pasang
tarif puluhan juta.
Kadang gue merasa ini adalah suatu hal yang ironi, kenapa
fee komika atau penyanyi bisa puluhan bahkan ratusan juta. Kenapa harga tiket
nonton Stand Up Comedy Pandji bisa 500 ribu? Kenapa harga tiket Ed Sheeran bisa
2,6 juta? Taylor Swift 4 juta? Ariana Grande 6 juta? Dan laku! Puluhan ribu
orang berebut buat beli tiketnya.
Sedangkan, untuk acara dakwah, tiket harga 30 ribu aja udah
pada ngeluh. Bahkan geratis pun sepi peminat. Bandingkan juga dengan harga satu
semester kelas ngafal Quran yang cuma 600ribu!
Lalu gue mencari
jawabannya. Kalau menurut Pandji dalam vlognya yang berjudul “Kenapa tiket
Pandji mahal”, ia menjabarkan tiga alasan. Tiga aspek yang menentukan harga
sebuah produk: Produksi, Marketing, dan Branding.
Dan emang bener, modal untuk menciptakan acara Stand Up
Comedy sekelas Pandji, atau menyelenggarakan konser musik sekelas Ariana Grande,
biayanya gak sedikit. Bagaimana mereka menciptakan karya, mengiklankannya,
hingga membesarkan nama mereka, usaha yang dikeluarkan tidak main-main!
Jadi, wajar harganya mahal.
Pertanyaan selanjutnya, haruskan para penceramah melakukan
hal yang sama?
Untuk hal ini, seseorang pernah mengeluhkan masalahnya
padaku, “Kenapa sih pembicara X fee-nya mahal banget? Sampe 20 juta, 5 juta,
tiket pesawat, hotel, agh! Dimana letak dakwahnya coba?” Sebut saja namanya
Mage. Anak ini pusing tujuh keliling memikirkan dana untuk membuat big event
acara kemuslimahan.
So, menurutku, bukan hal yang bijak juga kalau penceramah
pasang tarif. Apalagi disejajarkan dengan para entertainer.
Gaes, dari soal fee penceramah, komika, dan penyanyi ini ku
menemukan pelajaran yang luar biasa.
Ternyata, besar kecilnya sesuatu hal tak melulu bisa
dihargai dengan uang.
Akan tiba masanya, uang kita tak lagi berfungsi sebagai alat
tukar untuk membeli tiket Surga, atau buat nyewa guide Jembatan Siratal
Mustaqim. Atau kesalahan dan dosa kita, sama sekali gak bisa disogok sama duit.
Bahkan kalau ada orang yang punya kekayaan seluruh bumi dan
isinya, hal itu tetap gak akan bisa menebus sekecil apapun kesalahannya.
Buat mencapai Life Goals-nya manusia, satu-satunya alat
tukar yang legal hanyalah amal soleh. Di dunia mungkin lo bisa dapet first
class penerbangan, dengan segala pelayanan dan fasilitas terbaik, dengan duit. Asal
punya duit, lo bisa membeli derajat, gengsi, dan penghormatan sampe mabok.
Tapi yang namanya Surga. Fasilitas, derajat, dan tingkatan
lo nanti, cuma bisa ditentukan sama amal perbuatan. Sesuatu yang
jauh-jauh-jauuuh lebih sulit usahanya dibanding nyari duit.
Dulu, sahabat Rasulullah, Salman Al Farisi, harus melakukan
perjalanan jauh dari Persia ke Madinah, ganti agama dua kali, plus jadi budak, cuma
buat meyakini Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Mahal men. Lebih mahal dari harga tiket konser musisi terbaik
kelas dunia.
So, kenapa fee penceramah murah, kenapa tiket acara dakwah
murah, bahkan seringnya gratis?
Karena urusan ini udah berkaitan sama negeri akhirat.
Kaitannya sama Surga. So, alat tukarnya bukan lagi uang, tapi amal dan
keimanan.
Keinginan lo buat sekedar “tergerak” datang ke kajian atau
majlis ilmu, gak bisa dibeli pake uang. Alasan dan motivasinya harus kamu cari
sendiri. Kekuatan yang bisa menggerakkan seseorang sampai di tempat kajian ini sering
kita sebut dengan hidayah.
Karena harganya tak ternilai, hanya orang-orang tertentu
yang bisa datang dan menikmatinya. Jumlahnya sedikit? Wajar.
Ah, kamu kah orang yang beruntung itu?
FQ.
0 komentar