The Game is On! #TurkeyProject

11/05/2016 12:01:00 AM

Rasanya baru beberapa jam lalu aku habiskan waktu di antara gang-gang sempit Jatinangor yang licin dan becek, berkutat di sekitar kosan dan kampus.

Sekarang aku meraba, mencoba mencerna dimana pintu kedatangan, bagasi, kereta antar terminal, tempat makan, dan lainnya. Aku yang masih terperangah di antara megahnya Bandara Internasional, dalam balutan dinding kaca puluhan meter, tiang-tiang kokoh nan mewah, dalam sistem rigid yang mengatur ratusan penerbangan ke seluruh dunia.

Rasanya baru kemarin aku menggunakan dompet kecilku, berisi rupiah rupiah lecek dan rencengan uang koin. Sekarang ada bermacam mata uang licin dan rapih di dalamnya: Ringgit, Lira, Dolar, dan Euro. Betapa nilai uang yang terasa banyak di Indonesia jadi tak berarti di sini.

Rasanya baru kemarin aku beramah tamah dengan masyarakat Padjadjaran. Ber-akang-teteh, ber-aa-bapak-ibu pada tiap penjual makanan, dan ber-punten ria pada tiap pejalan kaki.

Sekarang aku berada di antara manusia beragam ras suku bangsa. Mulai dari yang tinggi, sedang, pendek. Berkulit kuning, merah, putih, sawo matang, hingga hitam legam. Mulai dari yang berbaju super mini hinga berlapis-lapis menjuntai. Masih gagap berbahasa, dengan "kang..eh, punten...eh.." Lupa sudah beda negara.

Rasanya baru kemarin aku habiskan waktu dalam angkutan antarkota. Jalanan yang macet, banjir, sampah dimana-mana, ramai bunyi klakson memenuhi langit jakarta, sumpah serapah antar supir angkot, hingga aksi salip dan kebut-kebutan di jalan raya.

Sekarang aku berada dalam sistem transportasi yang begitu nyaman, mudah, ramah, cepat, sunyi, tepat waktu, bersih tanpa sampah.

Rasanya baru kemarin aku putar otak untuk mendapatkan uang puluhan juta rupiah. Dari menjual souvenir, mencari sponsor, donatur, sampai bermain detektif ala Sherlock Homes. Sekarang dengan mudahnya aku habiskan belasan juta untuk transportasi dan akomodasiku sendiri. Bantuan dari sponsor mengalir dengan begitu mudah.

Rasanya baru kemarin, aku mengunjungi rumah sakit negeri di Bandung. Bertemu dengan banyak manusia yang tengah diuji kesehatannya. Juga porak porandanya kondisi korban bencana banjir dan longsor di Garut.

Sekarang aku melihat manusia-manusia tegap bercelana pendek, membawa papan selancar sepanjang lima meter. Manusia-manusia dengan merk ternama membalut tiap inci tubuhnya. Manusia-manusia berjas, dengan gadget mutakhir di tangan kanan, sambil menjinjing tas kulit di tangan kiri, berjalan cepat penuh percaya diri.

Rasanya baru kemarin aku atur waktuku seefektif mungkin, aku kurangi jam tidurku, agar tercapai semua target yang telah kususun. Sekarang, aku habiskan waktu berjam-jam, leyeh-leyeh, tanpa kegiatan yang jelas. Pasrah diatur jadwal penerbangan.

Lihat kan? Dunia ini begitu mudah terbolak-balik kawan.

Maka benarlah ayat cinta-Nya yang berbunyi, "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan sebenarnya jika mereka mengetahui.” (QS. Al Ankabut 64)

Mereka yang terperangkap di dalam permainannya, tak akan pernah puas mencari dan mengejar fatamorgana dunia. Merasa lari cepat padahal jalan di tempat.

Maka, apapun lakon dan posisi permainan yang sedang kau jalani saat ini, bermain lah dengan cerdas kawan. Hanya hati-hati yang selalu dekat Tuhannya, dan pribadi yang bermanfaat yang akan  memenangkan permainan ini.

Selamat bermain kawan! The game is on!
-Kuala Lumpur, 25.9.2016.

You Might Also Like

0 komentar

Instagram