Teh Jasmine #kaputstory

11/04/2016 11:49:00 PM

Kalian pernah gak, merasa kepedean dalam memegang sebuah jabatan. You know..rasa "kayaknya tahun depan gue akan ada di posisi ini deh" definetly merasa amat yakin!

Dengan track record saya sebagai anak jurnalistik, tiga tahun berkarier di syiar media BKI Fikom Unpad, selalu aktif di divisi Pubdok tiap kepanitiaan,  dan punya bisnis di bidang desain, semua pengalaman itu membuat saya yakin akan ditempatkan sebagai Kepala Departemen Syiar Media FKDF (sekarang Syamil). (Padahal jabatan ini ga ada yg memperebutkan juga sih, bahaha)

Antara kepedean, sotoy, dan sombong emang anaknya. Astaghfirullah..Entahlah, aku punya rasa greget pengen bikin syiar media Unpad keren.

Namun, rupanya takdir berkata lain. Dunia berputar men! Rupanya saya tidak diamanahkan sebagai kepala departemen syiar media 😂😂

WWHHHYY???? *lari sambil nangis, ujan ujanan* 😭😭 (lebay deng, wkwk). Itu gak qoonit banget.

Dengan didikan jurnal, aku punya mental seperti air: "selalu menelusup ke tiap celah. Kalau celah  A ditutup, coba celah B, ditutup, celah C, dan seterusnya." Kalo dibekuin baru deh ga bisa kemana-mana. Bahaha.

Semua berawal dari salah satu tugas kaput: Menjadi teman curhat para muslimah Unpad. Menjadi pendengar, penguat, dan pemberi solusi bagi para muslimah. (wkwk, sounds like angel😂).

Men, jumlah muslimah Unpad ada 20rebu. Gak mungkin kan kalo tatap muka satu-satu. Siapa gue juga? emang mereka mau curhat dan minta solusi? wkwk..😂

Akhirnya tercetuslah "Teh Jasmine". Sosok muslimah sempurna virtual yang siap menjadi teman curhat bagi muslimah Unpad. Siapa sangka, sosok ini ternyata dicintai dan diterima khalayak luasss. Kiprahnya tidak hanya dikenal kalangan Unpad, tapi ITB, Telkom, Itenas, UPI, UI, UGM, kalimantan, semarang, dll

Ah..cukup menjadi solusi bagi keresahan saya tidak berkarier di syiar media. Hehehe

Semua orang menyukai pribadi yang baik. Tapi tidak dengan orang yang menyuruh kepada yang baik. Kenapa? karena akan berbenturan dengan pola pikir dan keyakinan tiap orang.

Nah, di sini masalahnya.

Bagi teman teman yang pernah merasakan mengelolah Oficial Account line, pasti tau deh gimana susahnya menigkatkan adders. Apalagi yang dijual adalah ajakan-ajakan kebaikan. Bukan jokes receh, cinta-cintaan, galau-galau nikah, video dari yutub, atau meme-meme. (walaupun susah juga si bikin konten-konten itu, wkwk)

Tapi, bukan dakwah namanya kalo gak ada tantangan. (wazek 😂) Kami, tim Jasmine berpikir keras untuk memecahkan masalah ini. Lalu tercetuslah beberapa solusi:

1. Tentukan segmen
Makin jelas segemnnya makin baik. Kalau kata dosen dulu, "tentukan segmen hingga kamu bisa membayangkan orangnya seperti apa. Cara berpakaiannya gimana, hobinya apa, selera musiknya, hingga tempat nogkrongnya dimana." Segmented!

Kalo teh jasmine sendiri, segmennya perempuan, kisaran 18-25 tahun, mahasiswa, kekinian, gaul, intelek, agak labil, bahaha 😂

2. Samakan Frekuensi
Kenali segmenmu. Cobalah menjadi yang paling mengerti mereka. Kenali kesukaan, isu-isu terhangat, dan masalah yang mereka hadapi.

Saat membuat konten, berangkat dari masalah yang sangat dekat dengan mereka. Visual, Judul, dan tiga baris pertama dalam sebuah postingan teramat penting men. Dalam materi penulisan, kita kenal dengan lead, alias  kalimat pembuka.

Jika judul dan lead tidak menarik, tulisan kalian tamat sampai di situ. Terkadang, para pelaku dakwah mengawali tulisannya dengan penggalan hadits dan Al-Quran.

Memang itu kalimat paling indah sejagad raya. Tapi kalau segemennya anak anak gaul, kekinian, labil, dan sedang mencari jati diri. Bisa dipastikan postingan kalian hanya di-scroll dengan cepat. Tak sampai satu ayat pun!

Ada banyak cara membuat judul dan lead yang menarik. Seperti menggunakan kalimat dan diksi yang konfrontatif, tidak biasa, ngajak mikir.

Sederhananya, orang tidak akan tertarik dengan wacana "anjing menggigit manusia," tapi akan tertarik dengam "manusia menggigit anjing" Kira-kira seperti itu.

contoh dari postingan teh jamsine,

"Sadar gak ada yang aneh sama Spanyol dan Portugal? Orang menyebutnya negara Sepak Bola saat ini, tapi sejarah pernah mencatatnya dengan nama Andalusia."

"Diam-diam ada yang cemburu padamu. Ia berikan semua perhatian dan kebaikan, tapi tak begitu denganmu. Ah, apa ini yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan?"

Judul-judul yang digunakan seperti,
"Ekonomi Libdido"
"Polemik Bikini dan Burkini"
"Mekkah Dibom"
"Definisi Cowok Keren"
Hal-hal yang menggelitik logika pembaca.

Jangan sampe kalian bikin judul kayak,
"Adab makan"
"Keutamaan menuntut ilmu"
"Keutamaan Berpuasa"
Pliss atulah, ini bukan buku pelajaran agama anak SD 😂😂

Jangan lupa, samakan gaya bahasa. Nabi Adam hingga Nabi Muhammad pun selalu berdakwah dengan gaya dan bahasa kaumnya bukan? Jangan kebanyakan bahasa arab deh, mentang-mentang konten dakwah. Kalau bisa dibahasa Indonesiakan kenapa tidak. Gunakan bahasa yang semudah dan seumum mungkin.

3. Padukan dengan visual yang efektif.
Saya tekankan visual yang efektif yah bukan yang bagus. Kalau mau bagus ya sok atulah ke akun akun macem @art.academy @worldofartists @studiomuti @kananstudio #eehhh (skip yang terakhir, wkwk 😂😂)

Visual yang efektif berarti, visual yang mampu menyampaikan pesan secepat mungkin pada pembaca. Perhatikan font, warna, layout, format desain. (ini butuh bab sendiri sih membahasnya, bisa kepoin #prinsipdesain )

Perang visual terjadi setiap saat di timeline-mu. Pastikan visualmu cukup tangguh untuk menarik perhatian pembaca. Melambatkan kecepatan scroll pembaca dan...klik!

3. Fasilitas Konseling

You Might Also Like

0 komentar

Instagram