Gertakan Receh untuk Erdogan

7/04/2016 12:11:00 AM

Teror bom kembali menyapa Turki. Tepatnya 28 Juni lalu di Bandara Attaturk yang menewaskan 28 orang. Erdogan nampaknya harus menarik nafas dalam-dalam akan serangan bertubi-tubi pada negaranya.

Gertakan ini tentu bukan yang pertama, kedua, atau ketiga. Namun, tekanan yang Erdogan alami bahkan telah terjadi sejak 2009. Ah, inilah yang terjadi jika kebenaran ditegakkan di tengah kejamnya politik dunia internasional.

Maka simak baik-baik.

Waktu itu tanggal 29 Januari 2009, di konferensi ekonomi internasional di Davos. Terjadi perdebatan sengit mengenai masalah pembantaian Israel terhadap rakyat Palestina di jalur Gaza. Dalam perdebatan tersebut Perdana Menteri Israel Shimon Peres membela mati-matian tentang kebijakan negaranya dengan suara keras dan lantang, ini ditujukan secara langsung kepada Erdogan, yang dulu masih menjabat sebagai Perdana Menteri Turki dengan mengatakan,

"Apa yang akan dilakukan Turki jika dihujani dengan puluhan roket. hamas tidak memberikan pilihan kepada kami."

Erdogan segera menjawab pertanyaan ini dengan mengungkapkan kemarahannya dan mendapatkan tepuk tangan meriah dari para diplomat yang hadir dengan mengatakan, 

"Israel pastinya lebih tahu tentang pembunuhan itu sebelum peluncuran roket-roket tersebut. Kalian membantai anak-anak di Pantai Gaza tanpa dosa." Ia menambahkan, 

"Alangkah menyedihkannya jika para diplomat yang hadir bertepuk tangan bagi orang-orang yang membunuh anak-anak dan melakukan operasi militer yang memakan korban ribuan nyawa yang tidak berdosa. Tidak ada alasan apapun yang memperbolehkan pembunuhan membabi buta terhadap orang-orang yang tidak berdosa."

Kemudian Peres menjawabnya, 

"Perdana Menteri Israel telah berbicara lebih dari sekali bahwa ia tidak senang membunuh anak-anak di Palestina di Jalur Gaza."

Ketika Erdogan ingin menjawab Shimon Peres itu, tiba-tiba dihentikan oleh David Ignatius, seorang wartawan Washington Post yang memimpin perdebatan, dengan alasan waktunya telah habis. Tiada yang bisa dilakukan Erdogan kecuali meninggalkan ruang konferensi setelah mengucapkan sepatah kata kepada hadirin,

"Peres berbicara 25 menit, sedangkan aku tidak diberi kesempatan untuk berbicara setengah dari waktu ini. Karena itu, aku meninggalkan tempat ini dan aku yakin tidak akan kembali lagi ke Davos. Kalian melarangku berbicara."

Riuh gegap gempita, ribuan warga menyambut kepulangan Erdogan dari Davos di Lapangan terbang Istanbul dengan membawa tulisan, "Engkau layak mengenakan mahkota pahlawan Davos.."

Ialah Presiden Republik Turki, Recep Tayyip Erdogan, berani ambil sikap, berani menunjuk dan berteriak dihadapan wajah PM Israel. Salam hormat bagimu duhai pemimpin!

Kejadian ini tentu menimbulkan akibat yang tidak main-main. Masalahnya Erdogan berteriak pada PM Israel yang kita tahu kekutannya tidak main-main. Hubungan Turki-Israel memanas! 

Turki ambil sikap, 

inilah kebijakan-kebijakan yang dibuat Erdogan terhadap Israel:

1.Erdogan mengakui eksistensi Hamas dan menolak penyebutannya sebagai jaringan teroris. Ia mengakui menerima pemimpin Hamas.

2. Kedekatan Turki-Suriah, yang dianggap Israel merupakan langkah berbahaya, mengarah pada persekutuan berbahaya yang bisa jadi mengganggu kebijakan politiknya terhadap Suriah di masa depan.

3. Turki menolak penggunaan wilayahnya oleh Amerika Serikat untuk menginvasi Iran, hingga bertekad menghadang semua pesawat yang melewati wilayah udara Iran.

4. Turki meminta pejabat Israel agar tidak ikut serta (selama dua kali, tahun 2008 dan 2009) dalam latihan militer Elang Anatoli.

5. Tahun 2004 Erdogan menolak kunjungan Ariel Sharon ke Turki karena pembantaian yang dilakukannya di Palestina.

Bukan hanya gertakan pada negaranya, percobaan pembunuhan juga telah berkali-kali terjadi pada dirinya.

Ketegasan Erdogan harus dibayar mahal. Mereka tidak memiliki bahasa apapun untuk menjawabnya kecuali mengalirkan darah. Mossad Israel berupaya membunuh Erdogan, lebih dari satu kali, tetapi dengan izin Allah mereka tidak berhasil menjalankannya.

Ditemukan surat elektronik di sebuah komputer milik salah seorang terdakwa yang berafiliasi pada jaringan Ergenekon. Surat tersebut mengungkapkan adanya agenda Zionis untuk membunuh PM Turki, Erdogan.

Pada 27 Mei 2010, badan keamanan Turki berhasil menggagalkan usaha pembunuhan Erdogan dengan menggunakan boneka anak-anak yang berisi bom dalam sebuah kunjungannya ke sejumlah kota di Turki.

Surat kabar Tharf dan Aksyam Turki menyebutkan bahwa badan kemanan Turki berhasil menggagalkan delapan upaya pembunuhan Erdogan selama tiga tahun.

“Akan datang pada manusia suatu zaman,saat orang yang bersabar di antara mereka di atas agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR.Tirmidzi)

Bom 28 juni lalu, pasti hanya gertakan receh bagimu. Semoga Allah selalu kuatkan hatimu, tegaskan langkahmu, dan kokohkan semangatmu duhai Recep Tayyib Erdogan sang Penakluk Sekulerisme Turki.

Sumber:
Taghian, Syarif. 2012. Erdogan Muadzi Istanbul Penakluk Sekularisme Turki.Jakarta. Dar Al-Kitab Al-Arabi Damaskus-Kairo.

You Might Also Like

0 komentar

Instagram