Malam Pesta Pora Terakhir

7/29/2014 12:09:00 AM

Malam pesta pora telah berakhir.

Sungguh malam yang sangat berkesan bersama ratusan orang lainnya. Mungkin ribuan kalau malaikat juga turut dihitung. Malam itu kami berpesta pora bersama para malaikat yang menebarkan keberkahan dan rahmat-Nya. 

Tanggal 27 Juli 2014 atau 29 Ramadhan, malam terakhirku untuk Salat Tahajud di Bulan Ramadhan. Malam ini kami akan mengkhatamkan Al-Quran yang mulai dibaca sejak malam ke-21 Ramadhan.

Beruntungnya aku bisa turut berada bersama mereka malam itu. Tak ada tempat dan momen lain yang bisa membuat Qoonit tidak meminta macam-macam. Tidak minta dilancarkan akademiknya, tidak minta keliling dunia, tidak minta keliling Indonesia, tidak minta jadi videografer keren, tidak minta naik gunung ini dan itu, tidak minta dilukiskan langit yang indah, dan permintaan remeh temeh lainnya. 

Malam itu permintaan Qoonit hanya ingin diampuni dosa-dosanya, dimaafkan kesalahanya, dan dibersihkan hatinya. Setiap sujud, setiap rukuk, dengan kerendahan hati selalu kuselipkan doa memohon ampun atas semua dosa-dosa yang entah sebanyak apa. 

Ah, mana pernah aku melakukan itu kalau bukan di malam pesta pora.

Aku di sana bersama para "ikhwan dan akhwat akut", itu sebutanku untuk mereka yang berjilbab lebar hingga pantat, untuk lelaki yang berjanggut, yang memiliki wajah khas orang soleh sering dibasuh air wudhu, sering baca Al-Quran, dan sering salat. Semoga kalian mengerti maksud kosa kataku itu.

Dulu aku bingung, kenapa orang se-soleh dan se-solehah kalian masih saja mengangis tersedu-sedu saat salat, saat mendengar ayat Al-Quran yang menceritakan sulitnya hari akhir, saat berdoa memohon ampunan, "Bukan kah kalian orang soleh yang gemar berbuat baik dan takut berbuat dosa? bukan kah hafalan Quran kalian banyak? bukan kah ilmu tentang Islam yang kalian fahami tinggi? kenapa kalian masih menangis?"

Kemudian baru aku ketahui kalau orang soleh, kalau "Ikhwan dan Akhwat akut" itu selalu merasa dirinya penuh dengan dosa, selalu ragu apakah sudah dapat Surga, selalu takut dengan siksa neraka. Ya, itulah jawaban pertanyaan-pertanyaan Qoonit kecil dulu.

Lalu tanyakan dirimu sendiri kenapa matamu tidak basah dengan air mata. Rasulullah bilang, tidak akan tersentuh api neraka mata orang yang basah dengan air mata karena takut kepada Allah. Ah, lihatlah banyak mata-mata seperti itu di sini.

Isak tangis semakin ramai saat imam membacakan ayat Al-Quran yang menceritakan tentang kehidupan setelah mati. Coba banyangkan bagaimana ratusan orang menangis di satu tempat, menangis karena takut akan pertemuan dengan-Nya, takut tidak mendapat tempat kembali yang baik. 

Merinding.

Seluruh tubuhku merinding, mukaku memanas. Al-Quran yang aku baca jadi tidak jelas karena mataku berair. Aku merasa Allah sedang berbicara kepada ku. 

Allah cerita bagaimana nanti ketika manusia dibangkitkan ada wajah yang muram ada yang berseri seri. 
Allah cerita nanti banyak orang menyesal kenapa dulu tidak berbuat baik, bahkan mereka bilang, "alangkah beruntungnya jika dulu aku jadi tanah!"
Allah cerita nanti di hari perhitungan, tangan, kaki, kulit yang akan memberikan kesaksian
Allah cerita kalau nanti rapor manusia itu akan diberikan dari dua arah. Kalau dari kanan artinya rapornya bagus, kalau dari kiri berarti rapornya jelek. 
Allah cerita nanti kalau di neraka manusia saling menyalahkan satu sama lain.
Allah cerita nanti di neraka manusia akan minum air yang mendidih seperti unta yang kehausan
Allah cerita nanti makanan di nerka itu Buah Zaqqum, buah berduri yang tidak mengenyangkan dan menggemukkan
Allah cerita nanti di surga banyak bidadari dan pelayan yang sebaya dan penuh cinta
Allah cerita banyaaaaak sekali malam itu.

Air mata menetes, tidak bisa terbendung lagi, yang lain sudah terisak-isak sejak tadi. 

Aku takut.

Suara tangis makin kencang ketika imam membacakan tiga surat terakhir; Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan Annas. Kami sudah khattam dalam 10 hari. Itu artinya Ramadhan akan pergi. 

Malam pesta pora itu ditutup dengan doa. Doa terpanjang dan "ter-akhirat" yang pernah aku baca ketika salat.

Kami minta diindahkan akhlaqnya serupa Al-Quran
Disinari hatinya dengan cahaya-Nya
Diluruskan jalannya sesuai tuntunan Al-Quran
Diwafatkan bersama orang beriman
Diteguhkan hatinya setia dengan hidayah Allah
Dimudahkan proses sakaratul mautnya
Dimudahkan proses di alam kuburnya
Dimudahkan proses perhitungan amalnya
Diberikan cahaya dan kemudahan saat melewati jembatan Siratal Mustaqim
Dimasukkan ke surga
Dijauhkan dari neraka
Diampuni dosa-dosanya
Dibahagiakan orang tuanya
Diselamatkan seluruh kaum muslimin, di Gaza, Palestina, Syiria, dan lainnya
Diteguhkan hatinya agar tetap taat walaupun Ramadhan pergi
dan
Meminta dengan sangat agar doa kami dikabulkan.

Aku percaya ribuan malaikat malam itu turun, ikut meng-aminkan doa doa kami. 

Malam pesta pora berakhir :')

dan Selamat Idul Fitri semuanya!

You Might Also Like

0 komentar

Instagram