Tentang Apresiasi
2/15/2014 05:28:00 PM
Teman-teman, aku menyadari satu hal.
Sebenarnya teori mengenai ini sudah lama aku baca, tetapi
penerapannya baru terasa saat ini.
Aku menyadari hal ini dari respon teman-teman yang
menganggap aku sangat positif, sangat ceria, dan sangat narsis. Yah, aku anggap
itu pujian. Terima kasih teman-temaaaan kuuu, hahahaa… :D
Aku juga mulai menyadari “keanehan” atau “keunikan” pada
diriku, akhir-akhir ini. Aku adalah orang yang sangat menghargai dan menyukai
karya-karya yang aku buat. Karya-karyaku tentu megenai per-video-an,
per-foto-an dan per-desain-an itu. Tentu tidak selamanya aku sangat menyukai
karya-karyaku, untuk beberapa kasus aku kadang menghina karyaku sendiri, ih video aku yang ini super alaaay..ih
desain apaan nih, ciple! Kira-kira seperti itu.
Semoga ini tidak berarti sombong, tetapi sungguh aku sangat
menghargai aku dan karyaku, ahahaaa :D
Contoh sederhananya seperti menamai hardisk-ku dengan QOON
KEREN. Wohoho :D
Contoh lainnya: mencetak peta dunia yang aku tambahkan foto
wajahku sebesar 2x1 meter di tembok kosan, menempel banyak stiker bertuliskan “Qoonit”
di kamar, menempel hasil desain infografik buatan sendiri sebagai penyemangat
olahraga, atau memasang desain WPAP-WPAP-an sebagai wallpaper laptop, foto
sampul fb, dan twitter.
WPAP-WPAP-an |
Seringkali aku juga memuji hasil karya sendiri. Agak
menyedihkan memang, entahlah..tetapi menurutku itu pantas dipuji. Hakakakakak
:p
Seperti:
Qoon : Liat deh, desain aku yang ini, bagus yaaah…
X : Ee, iya lucu kok *wajah datar*
atau
Qoon : Liaaaat, aku baru belajar buat ini, lucu yaa..lucu
yaa, iih..aku sukaaa!
X : Apaan sih Qoon, jadi serem tau mukanyaa
Y : Kaya monster Qoon
Z : Kaya zombie jadinya
Qoon : Masa siih, tapi aku sukaaa! Ahahahaha :D
Atau di lain kesempatan, ketika aku telah selesai
menyelesaikan sebuah projek video, maka orang-orang terdekatku harus
menontonnya. Kalau di rumah
Qoon : Abiii udah liat video terbaru aku bloom?
Qoon : Umi liat video akooh!
Qoon : Kaafnan, Kayyis, Umar, videonya udah jadiii loooh!
Walaupun tanggapan mereka beragam; umi pasti memuji lalu
menyampaikan beberapa saran, kaafnan biasanya memuji “Kereen Qoon”, begitu juga
dengan Kayyis dan Umar. Abi walaupun tidak tertarik dan hanya melihat sebentar juga
memuji, “Dari awalnya aja udah bagus, pasti bagus videonya..” bzzzz -_-
Kalau di kosan juga tidak jauh berbeda:
Qoon : teh Arinciiiin ayoo liat video terbaru akuuu,
Finaaaaa….Nisaaaa…teh Viviiiiiin udah liat bloom?..Diaan..Eciiii…video aku udah
jadi….teh Ellaaaak….
Qoon : Liaat foto bintang akuuu, liat deeh ini keren
bangeeet! ahahha
Walaupun tanggapan mereka juga beragam, hahaha..
Arina : Iya Qoon, iyaa…kalo kamu bilang ada video keren, aku
ga usah mikir susah-susah itu video buatan siapa. Pasti buatan kamu kaaaan!
Qoon : Iyayah? Ahahaha.. :D
Vivin : Qoon, kamu udah nunjukin video itu ke akuu, kamu
lupa yaa..
Qoon : Eh emang udah? Aku lupaaa, ahahha
Dan seterusnyaaaaaa, huahahahaha :D
Lihat keanehan pada percakapan di atas kaan! Dan lihat
betapa aku menyukai hasil karyaku sendiri. Fufufu~
Apa aku harus dibawa ke psikiater? ._.
Sepertinya tidak perlu, setelah aku pikir-pikir -kenapa aku
memiliki pola pikir seperti ini- aku menemukan jawabannya! Gotcha!
Keunikan pada diri ku ini, tidak lain dan tidak bukan karena
pola asuh dari kecil. Aku ingat betapa apresiasi pada setiap apa yang aku
kerjakan saat masih kecil mudah sekali aku dapatkan. Sejak kecil aku selalu
bertabur pujian dan hadiah walaupun sederhana.
Aku ingat dulu, dari TK hingga SD, saat aku gemar-gemarnya
menggambar dengan crayon, spidol, dan
teman-temannya menyenangkannya itu.
Setelah selesai menggambar, Qoonit kecil yang lucu selalu menyodorkan hasil
karya sederhananya itu ke umi:
Qoon : Liat gambar akuu..bagus ga?
Umi : Baguuuusss..
Qoon : Kalo ini?
Umi : Baguuuuss..
Qoon : Ini?
Umi : Baguuus..
Sampe aku bingung sendiri
Qoon : Iih..kenapa semua gambar aku dibilang bagus sih!
Umi : Ya, emang bagus kok
Qoon : Hemmmh… -_-
Selesai menggambar, maka gambar itu sudah terpajang di salah
satu lorong rumah. Alhasil, jadilah lorong itu berisi karton A4 yang sudah
berisi gambar-gambarku. Apresiasi lainnya seperti, umi yang membelikan aku
permen BOOM jika aku berani rapeling menuruni
gedung SD-ku dulu dari lantai dua ke lantai satu pada saat acara out bond. Atau membelikan hadiah
sederhana seperti boneka beruang, crayon, donat, es krim, kalau aku berprestasi
di kelas.
Kalau diingat, tindakan apresiasi itu begitu sederhana. Hanya
ucapan “bagus”, hanya donat seharga Rp500, hanya permen seharga Rp6000, begitu
sederhana. Aku bahkan tidak menganggap itu sesuatu yang penting dulu, semuanya
berlalu begitu saja.
Hingga tak terasa Qoonit kecil sudah mulai dewasa saat ini.
Tahun ini aku sudah kepala dua! Huaaaa..horor gak siiih ><
Apresiasi-apresiasi yang sangat sederhana itu memengaruhi,
bahkan menguasai pola pikirku saat ini. Walaupun sederhana, tetapi dilakukan
secara terus-menerus, bertahun-tahun. Qoonit kecil yang otaknya dulu sangat
mudah menyerap banyak hal, apapun itu, menanamkan hal tersebut pada pikirannya.
Merasuk semakin dalam…semakin dalam..dan dan dalaaam.
TARAAAA!
Jadilah Qoonit yang seperti sekarang ini! Huahahahaha :D
Lihat betapa pentingnya proses pembelajaran saat kita masih
kecil. Lihat betapa pentingnya peran seorang ibu dalam membentuk kepribadian
seorang anaknya. Lihat betapa pentingnya nilai-nilai yang ditanamkan saat kita
masih kecil.
Masa kecil memang tidak bisa diisi dengan main-main. Aku
jadi bersyukur memiliki masa kecil seperti itu! Terima kasih ya Allah, terima
kasiiii my beloveeeeed moooom! Umii, Abi, Kaafnan, Umar, dan
Kayyis..Keluargakuu.. :D
Betapa beruntungnya sodara-sodara!
Alhamdulillahirabbilalamin :)
Mungkin itu bisa menjawab pertanyaan kalian, mengenai betapa
aku sangat menghargai karya-karya yang aku buat. Ini pelajaran berharga buat
kita, calon ibu, mengenai pentingnya penanaman nilai-nilai pada anak. Pengaruhnya
dibawa hingga dewasa! Menjadi pola pikir sehari-hari!
Sekian.
0 komentar