Binar Mimpi
3/04/2013 06:00:00 PM
Setiap satu tahun sekali, ada pengecatan ulang setiap kamar
di kosanku. Kira-kira sejak bulan februari lalu kamarku baru dicat ulang. Apa
yang terjadi jika sebuah kamar dicat? Semua tempelan yang ada di tembok harus
dilepas, tembok harus clean!
Ternyata ini berdampak besar, pengecatan ulang kamar
berdampak luar biasa pada hidupku. Kalian tahu 99 mimpiku kan, sebuah kertas
karton emas setinggi dua meter yang aku tempel di tembok di samping tempat
tidurku, yang selalu menarik perhatian jika ada orang lain masuk ke kamarku.
Bisa dilihat dari sudut mana pun dan kapan pun, ketika aku masuk kamar, keluar
dari kamar mandi, setelah salat, sebelum tidur, saat bangun tidur, dan semua
aktivitas di kamarku selalu melihat daftar mimpi-mimpiku yang menjulang hingga
ke langit-langit.
Dulu, saat pertama kali aku menuliskannya, dan
menempelkannya. Dulu, saat aku masih sibuk mempersiapkan peralatan ospek. Dulu,
saat aku masih bingung kemana arah jatos, gerbang lama, atau gerbang baru.
Dulu, saat aku baru mengenal teman-teman kosan dan teman-teman ILKOM C. Dulu,
sekitar enam bulan yang lalu, ada degup saat melihat semua deretan
mimpi-mimpiku, ada gemuruh di dada saat melihat kata demi kata tertoreh pada
karton emas itu, ada sebuncah harapan yang menggebu-gebu saat aku membacakan
semua yang tertulis di sana saat selesai salat malam.
Itu dulu.
Kemarin sore, 3 Maret 2013, aku menempelkan kembali di
tempatnya semulai, setelah hampir tiga minggu tembokku bersih dari tempelan
apapun. Bahkan aku lupa, apa saja 102 mimpi itu!
Oh ya, sekarang 99 mimpi itu sudah bertambah menjadi 102
mimpi dan masih akan terus bertambah nanti.
Sepi, tidak ada rasa apapun saat aku melihatnya kembali. Aku
mulai menganggap itu tulisan-tulisan iseng belaka. Bahkan aku menertawakan
mimpi-mimpiku sendiri.
Gila kamu qoon, Sierra Nevada, Alpen, Caribean,Melihat aurora, menaklukkan
Kilimanjaro, Menjadi Fotografer NatGeo, emang lo siapa? Mana bisa? Jangan
mimpi!!
Aku mulai menganggap semua tulisan itu hanya hiasan belaka
di kamar kosanku.
Hidupku mulai redup, aku jadi malas membaca buku, malas
membaca Al-Quran, malas mengerjakan tugas, dan aktivitas yang lainnya. Aku
seperti lampu yang habis dayanya, seperti langit malam tanpa bintang, seperti
langit siang penuh dengan awan, dan seperti langit kutub tanpa aurora. Aku
kehilangan cahaya yang mebuatku selalu memendarkan sinar semangat.
Alhamdulillahirabbilalamin… J
Hari ini Allah menambah dayaku, menyingkap awan kelabu
sehingga membuat milyaran bintang berkelap-kelip di langit mimpiku, membuat
langit biru berhiaskan awan putih menceriakan hariku, dan membuat aurora
menari-nari indah, menggairahkan hidupku.
Hari ini, setelah aku mengikut Komunikasi Visual yang sedang membahas mengenai visualisasi
mimpi-mimpi, aku tersadar. Betapa selama ini aku jadi pembohong besar untuk
diriku sendiri, betapa aku hanyalah seorang pembual besar. Aku merasa menjadi zonk, looser! NATO, No Action Talk Only!
Bagaimana tidak, aku bermimpi keliling Indonesia tetapi
tidak mulai mencari uang, aku bermimpi menjadi penulis tetapi malas membaca, aku
bermimpi bisa hafal Al-Quran tetapi murojaah pun tidak kulakukan, aku bermimpi
bisa punya penghasilan sendiri , tetapi tak satu pun bisnis yang aku mulai, Aku
bermimpi memiliki IPK 3.8, tetapi tugas saja aku tunda, buku kuliah belum
dibaca, dan banyak mimpi-mimpi lainnya yang hanya sebatas ‘ingin’ tanpa usaha
apapun.
Bodoh sekali, kalau berfikir mimpi itu akan terkabul begitu
saja tanpa usaha yang berarti.
Orang-orang yang berhasil dengan mimpinya, punya usah lebih
dari rata-rata orang kebanyakan, berani keluar dari zona nyaman, dan mau
berlelah-lelah untuk mewujudkannya. Bukan yang paling tajam, tatapi yang paling
bersungguh-sungguh!
Hari ini, Senin, 8 Maret 2012. Aku tatap kembali karton emas
itu dan semua kata-kata yang menguntai di atasnya dengan binar mata yang
bercahaya, dengan degup dan gemuruh di dada, dengan keyakinan hati dan sejuta
harap kepada Sang Maha Pengabul Doa.
Hari ini. Aku, Farah Qoonita, serius dengan apa yang aku
tuliskan di atas karton emas itu. Mulai hari ini, aku akan berusaha untuk
benar-benar mewujudkannya.
Selangkah demi selangkah.
Semoga Allah selalu menjaga binar, daya, dan rasa gemuruh
ini.
Semoga Allah selalu ringankan setiap langkah.
Semoga Allah berkenan mewujudkan mimpi-mimpiku J
0 komentar