Bumi Laskar Pelangi
12/17/2012 12:18:00 PM Pagi buta, pukul dua dini hari, 14 Desember 2012, rumahku sudah ramai. Ah, boi nak kemane kite ni?
Setelah semua siap dengan ransel masing-masing, kami mengepakkan barang di mobil. Langit malam Jakarta waktu itu berbintang, samar. Pukul 2.50 kami berangkat.
Ini tiket emas kami, menuju tempat yang sudah aku cita-citakan enam tahun lalu :)
semua sudah beres, suasa di ruang tunggu yang membosankan.
Aha! itulah tujuan kami. Pukul 6.05 pesawat siap take off. Meninggalkan Jakarta, menuju pulau jelita :)
Di sana kami disambut oleh teman abi, menggunakan mobil Xenia berplat BN sekian-sekian. Jika kamu berkunjung ke Belitung dan bertemu patung seperti gambar di atas, berarti kalian ada di pusat kota, titik 0 Km Pulau Belitung. Sekilas, patung tersebut sama sekali tidak spesial, sebuah bongkahan hitam yang membosankan. Namun, ternyata itu adalah batu Billitonite, alias Batu Satam, hanya ada di Belitung, sebuah batu luar angkasa! berasal dari meteorit yang jatuh tepat di pulau ini ribuan tahun yang lalu. Dimanfaatkan untuk perhiasan dan cinderamata. Batu ini bisa mengeluarkan energi, letakan di telapak tangan dan rasakan energi yang terpancar dari batu tersebut, selain itu, coba letakan dalam gelas berisi air, dan tidak lama kemudian air di dalam gelas tersebut akan habis. Subhanallah..
Ini kondisi jalan di Pulau Belitung, sepi. Informasi untuk kalian, di Belitung ini tidak ada angkot, paling tidak dalam setiap rumah ada satu motor. Jadi, jika kalian berkunjung ke sini, sewalah mobil, atau tunggu sebuah bus kecil, sebuah transportasi umum di sana, tetapi jarang terlihat. Pulau Belitung hanya terbagai menjadi dua kecamatan; Belitung Timur dan Belitung.
Destinasi pertama menuju Belitung Timur, SD Muhammadiyah Gantong. Ini bukan sekolah asli mereka, tempat aslinya lebih terpencil. Namun, karena kepentingan lokasi shooting dan wisata, sekolah ini di pindahkan.
Selanjutnya kita mengunjungi Museum Kata Andrea Hirata. Dahulu ini rumah beliau, biasanya setiap hari Jumat Andrea Hirata suka ke museum ini, tetapi jumat lalu kami belum beruntung.
Ini ruang petama, banyak kata-kata indah Andrea Hirata dibingkaidan disusun sedemikian rupa, menjadi indah dipandang.
"Bermimpilah karena Tuhan akan memeuluk mimpi-mimpimu" :) jangan pernah takut untuk bermimpi teman-teman!
Berbagai rupa sampul novel karya Andrea Hirata.
Puas melihat-lihat Museum Kata Andrea Hirata, kami melanjutkan perjalanan. Pukul 11.20 kami sampai di Bendung Pice Besar, buatan kompeni Belanda, bekas penambangan Timah. Terletak di Desa Gantung, Kecamatan Belitung Timur. Luasnya 140 m persegi dan berhasil mengairi 4.388 Ha sawah.
Di bendungan tersebut ketemu Mahar, percaya atau tidak. Mukanya memang sudah banyak berubah, tetapi jika diperhatikan lebih seksama, mirip juga kok. Mahar malu-malu waktu aku minta foto, "Ah, tak usahlah aku ini di foto". "Ayolah, tampakkan wajah tampan kau Boi!" mihihi..
"Bu Mus, aku nak menulis untuk ibu" setelah beliau membaca novelnya, Bu Mus sempat marah, "Sampai aku gebuk itu Andrea karena tulisannya itu" beliau melanjutkan, "Tapi alhamdulillah sekarang jadi begini"
Ini foto para Laskar Pelangi yang asli, tetapi sayangnya tidak ada Ikal dan Lintang dalam foto ini. Bu Mus bercerita percakapannya dengan Andrea Hirata, "Bu Mus, kenape tak ada fotoku di sene?" "Ah, kerjaan kau dulu bolos melulu" Ruang tengahnya berisi berbagai penghargaan untuk beliau. sudah tiga kali Bu Mus bertemu dengan presiden. Sebuah Novel yang benar-benar merubah segalanya. Salut buat Andrea Hirata.
Para kepiting kecil sedang bincang sore. Banyak sekali hewan ini di pantai, mungkin ribuan, karena kedatanganku mereka harus menyingkir, masuk ke dalam pasir. Maaf yaa :)
Matahari yang semakin mendekati horizon, semakin indah saja warnanya. Sore hari ini Allah baik sekali melukiskan langit untukku. Siapa seniman yang lebih hebat dari Dia? Subhanallah
Esok harinya, pagi hari pukul 8. Matahari bersinar tanpa cadar awan, langit biru bergradasi, hari yang sempurna untuk mengunjungi pantai-pantai di Belitung. Gambar di atas, suasana pantai di Tanjung Kelayang. Airnya bening seperti kristal. Tidak bisa berhenti mengucap Subhanallah. Dari Tanjung Kelayang kami akan menyeberang ke Pulau Lengkuas.
Ini pemandangan menuju Pulau Lengkuas. Batu-batu Granit berbagai ukuran dan bentuk menghiasi laut biru Belitung.
Kami berhenti dulu untuk snorkeling! menyenangkan sekali berenang bersama ikan-ikan itu
Abang-abang perahu itu berhasil menangkap ikan badut ini, tetapi setelah itu dilepaskan kembali kok.
Keindahan Pantai Lengkuas, aku seperti berada di film Pirates of Carribean :D
Dari Pulau Lengkuas, kami melanjutkan perjalanan ke Tanjung Tinggi. Salah satu lokasi syuting Laskar Pelangi.
Batu-batu sebesar rumah hiasannya. Subhanallah :D
Hari ke-3, destinasi terakhir, Danau Kaolin. Terbentuk, lagi-lagi, karena penambangan Kaolin. Mineral yang berfungsi untuk bahan baku cat, sabun, lotion, dan lain-lain.
Sedih meninggalkan bumi laskar pelangi itu :''')
Untuk yang berencana pergi ke bumi Laskar Pelangi ini, jangan lupa untuk selalu menjaga lingkungan ya! jangan buang sampah sembarangan, apalagi ke laut! Kalau snorkeling jangan pegang-pegang terumbu karang apalagi mengambil ikannya, cukup lihat saja. Hormati kearifan lokal! :)
Semoga alamnya tetap lestari sampai kapanpun :DD
Selamat menikmati alam Indonesia! :D
0 komentar