A Piece of Heaven

3/22/2012 05:14:00 PM

Allah punya jalan sendiri untuk menentukan takdir seseorang, Dia sutradara terhebat yang mengatur semua skenario manusia di dunia ini. Termasuk caraNya yang membuat ku bisa berkenjung ke sebuah tempat "a piece of heaven" Lombok.

Aku ingat sekali waktu itu, pagi hari sebelum kami mengerjakan TO 5 bahasa Indonesia. Kebiasaan saya, Putri, dan Fani adalah memandangi SMAN 39 dari depan kelas kami, dari lantai dua. Begitu menyejukkan mata dan menenangkan hati menurutku. Kemudian Riksa datang dan berkata
"Aduuh..gimana dong, gue lagi galau banget nih!" kayanya serius banget dari ekspresi mukanya. Putri kemudian menimpali,
"Kenapa lo? mau dinikahin!" Kemudian Riksa menjawab,
"Bukaaan, gue diajak ke Lombok sama nyokap gue.." Saya, Putri, dan Fani langsung heboh, gak ngerti kenapa Riksa harus galau.
"Yaudah ikut aja sana, ngapai galau! Uas masih bisa belajar hari minggunya kaaaan!"

dan Riksa menjawab lagi, dan jawaban itu adalah perkataannya yang paling indah sepanjang dua tahun aku mengenalnya.

"Dan gue... boleh ngajak temen.."

Kami bertiga langsung histeris, loncat-loncat kegiraangan, narik-narik tangan Riksa sambil teriak-teriak "RIKSA AJAK GUE AJA RIK!! RIKSAAA...AJAK GUE!"

dan Riksa bilang, "Yaudah kalian bertiga ikut aja.."

Dan kita bertiga tambah histeris, tambah teriak-teriak kegirangan, tambah loncat-loncat kaya orang gila. "Riksa makasih ya Riiik, huaaa...lo baik banget siiiih :DD"

Yep, semenjak saat itu aku tidak bisa berhenti tersenyum, tidak bisa berhenti membayangkan sedang snorkling, tidak bisa berhenti membayangkan bermain air di pantai yang airnya bening dan biru, dan saya pun menjadi orang paling murah senyum di dunia ini. TO 5 bahasa Indonesiapun dipenuhi dengan bayang-bayang Lombok.
Senyum..senyum...senyum.....
Lombok....Lombok....dan Lombok.... aaah~ bahagianya hidup ini.

Sore harinya Putri dan Fani gugur, orang tuanya tidak mengizinkan dengan alasan ujian. Oke, giliranku. Malam harinya dengan muka sangat memelas dan dengan segenap hati aku meminta izin untuk diperbolehkan pergi ke Lombok. Sempat terbentur masalah uas tapi aku meyakinkan akan meyicil belajar dari sekarang.

Dan....

Ayahku mengizinkan! Hyeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!!! :D :D Thank God! Thank you dad! malamnya aku tidak bisa tidur, senyumku makin mengembang, dan langsung belajar agama.

Hari itupun tiba, hari Jumat tanggal 16 maret! pukul 6 pagi aku berangkat ke rumah Riksa. Dari sana kami pergi ke bandara Soekarno Hatta. Pukul 10.45 kami terbang meninggalkan Jakarta.Meninggalkan semua kesemrawutannya, meninggalkan stressnya ujian, meninggalkan semua beban pikiran :)
1575 km jauhnya saat itu aku dan Jakarta, pulau-pulau kecil, pantai dengan deburan ombaknya yang putih dan lautnya yang biru kehijauan mulai terlihat dan memanjakan mata kami. Lombok memang menyimpan keindahan yang luar biasa! Subhanallah :)

Kami tiba di Lombok, akhirnya.... :)
Ini adalah orang-orang yang membantu dan memandu kami di Lombok. Karena berlatar belakang tentara keluarga Riksa mendapat banyak kemudahan. Tante yang berbaju kuning itu Ibunya Riksa yang sangat baik hati, dua tante baik hati lainnya adalah temen se persit (persatuan istri tentara) yang sekaligus menjadi pemandu kami, dan om yang tidak kalah baik hati itu adalah supir yang siap mengantar kami kemanapun. Aku akan merindukan kalian :))
Yep, pemberhatian pertama adalah suku asli pulau lombok; suku sasak.
Kerajinan yang mereka buat adalah kain songket. Mereka memintal benang, dan menenun kain sendiri. Hukum adat yang berlaku ialah bila seorang wanita belum bisa menenun ia tidak boleh menikah.Mas asli suku Sasak ini menjadi pemandu kami. Keunikkan dari suku ini ialah mereka membersihkan lantai dengan kotoran kerbau, tapi anehnya rumah mereka tidak bau, dan bila sepasang kekasih ingin menikah mempelai lelaki harus menculik mempelai wanita pada malam hari. Kata "menculik" benar-benar menculik! ketika pagi hari anak gadisnya sudah hilang, berarti anaknya telah menikah dengan pria lain. aah.. percintaan memang rumit.
Ironisnya, penduduk yang telah berusia lanjut, akan hidup sendirian di rumah yang sangat kecil (kira-kira 3x4 meter), gelap, dan hanya ada peralatan memasak. Kasian yaah ;(

Hari itu ditutup dengan belanja mutiara (hanya untuk tante-tante itu), dan makan malam dengan ayam taliwang. Nyummi :9

Besok paginya kami meninggalkan hotel pukul 10.00 waktu lombok. Kami ingin menuju Gili Trawangan. Sepanjang perjalan pemandangannya luar biasa indah. Di kanan jalan perbukitan yang hijau dan di sebelah kiri adalah pantai. Sayang aku tidak bisa seenaknya saja berhenti dimanapun untuk mengambil gambar, ini tidak seperti keluargaku. Jadilah saya hanya bisa meratapi pantai-pantai indah yang terus berlalu begitu saja. Beruntungnya Riksa minta berhenti di pantai Malibu.
Spot yang biasanya ramai saat matahari terbenam. Sayangnya kami sedang tidak beruntung, langit lombok sedang tertutup awan tebal, mendung menyelimuti langit saat itu ;( tapi melihat pantai yang biru dan sama-samar terlihat terumbu karangnya yang kehijauan, sudah sangat memanjakan mataku. Subhanallaah.. indah sekali :)

Karena cuaca lombok saat itu sedang angin kencang dan ombak yang tinggi, pelabuhan yang biasanya beroperasi sepi. Tidak ada perahu yang berani melaut, aku sudah pasrah saja bila harus tidak ke Gili Trawangan. Tapi Tante Yuni mengusahakan dan ternyata ada pelabuhan darurat! Huaaaa...senangnya! :DKami menyebrang ke Gili Trawangan bersama warga setempat, bersama sayur-mayur, LPG, dan belanjaan ibu-ibu lainnya. Ibaratnya perahu ini adalah angkot yang menghubungkan Lombok dan Gili Trawangan.Yang memprihatinkan, wisatawan asing lebih mendominasi. Sayangkan ini tanah air kita, kenapa yang menikmati malah wisatawan asing.Sekitar 15 menit meyebrang. Pantai biru tosca dan pasir putih menyambut kami. Hatiku berdebar-debar melihat pemandangan seindah ini. Air lautnya begitu bening dan biru, Subhanallah ini pantai terindah yang pernah aku lihat :'''''))) Pantai yang biasanya hanya bisa aku lihat di tv dengan muka yang teramat mupeng bisa aku lihat dengan mata kepalaku sendiri! Terimakasih ya Allah telah menakdirkan aku berkunjung kesini.
Di sana ada penangkaran penyu. Kalian jangan sampai punah yaa :'')
Ini keindahan pantai di sana, tidak sabar untuk menikmati keindahan di dalamnya ;DTanpa babibu kami langsung ganti baju, dan bersiap untuk snorkling! wuuuuhhhhuuuu...!!! :DDDDPemandu snorkling kami, si manusia ikan. Ia mengajarkan kami untuk tidak panik saat menghantam ombak, karena ombak saat itu memang sedang tinggi. Kulangkahkan kaki menuju beningnya air laut, sekuat tenaga aku berenang mengikuti pemandu yang berenang sangat cepat. Berenang lalu mundur lagi terbawa ombak, belum apa-apa aku sudah takut. Riksa dan pemandu itu sudah berenang jauh mendahuluiku. Aku merasa jalan di tempat, aku takuuut...! Kakiku sudah lelah.Perlu waktu membiasakan diri untuk bernapas dengan mulut, tapi tiba-tiba Riksa berenang berbalik dan kami berenang bersama perlahan.

Setelah cukup jauh dari bibir pantai, kemudian aku coba melihat ke dalam air.

Dan....

Sebuah dunia baru yang sangat indah terhampar di bawah birunya air laut ini. Ikan-ikan dengan beraneka warna dan bentuk berenang dengan bahagia, damai, dan tentram.

Subhanallaaaah.... :)

Sayangnya aku tidak memiliki kamera bawah air untuk mengabadikan keindahan itu, tapi jenis ikan seperti inilah yang aku temukan berenang diantara terumbu karang.

Mereka semua dengan malu-malu tapi mau menghampiri roti yang aku bawa. Mulut-mulut kecil mereka yang sangat lucu itu mencubit roti itu dengan cepat, kemudian berenang menjauh, namun kemudian berbalik lagi untuk memakan roti itu lagi. Aku ingin menyentuh mereka tapi mereka begitu takut, yang paling aku sukai adalah ikan yang berwarna pelangi itu, mereka sangat indah :''''))) Senang sekali bisa melihat mereka. Bahagialah kalian di sana, semoga seiring waktu kalian tetap bisa tinggal di sana, habitat kalian tetap lestari, teruslah berkembang biak dan hiasi laut gili trawangan :)

Sedang asik memperhatikan ikan-ikan, si manusia ikan itu menarik kami, kami berenang dengan cepat.Rupanya sebuah penyu berukuran besar, kira-kira berdiameter 1 meter sedang menghampiri terumbu karang. Kami sangat beruntung! Huaaaaa... aku melihat penyu langsung di habitat asliya! Kemudian pemandu itu berenang kedasar laut dan mengangkat penyu itu ke atas. Setelah puas mengelus-ngelus penyu itu, kemudian kami melepaskannya kembali, aku memperhatikannya berenang hingga jauh, hilang tertutup warna biru laut :))))
Waktu berlalu begitu cepat, dan kami harus meninggalkan potongan kecil surga ini. Aaaaaaah.... rasanya tidak ingin pulang! tidak ingin berpisah dari laut biru ini, tidak mau berpisah dengan ikan-ikan kecil itu, tidak mau berpisah dengan penyu, tidak mau pergi dari siniiii.... Aku akan merindukan kalian, tunggu aku kemabali :)))

Setibanya di Lombok, kami makan siang setelah itu kembali ke pantai Malibu untuk melihat matahari terbenam. Namun ternyata langit lombok belum berubah, mendung tertutup awan tebal. ;(

Esok harinya 18 Maret, hari terakhirku berada di Lombok :''''( Hari itu dihabiskan untuk belaja dan belanja, aku dan Riksa menggunakan waktu membosankan ini untuk belajar. Hemfft.. Uas di depan mata.

Pukul 15.00 waktu lombok kami harus terbang meninggalkan lombok ;(
Benar saja, pada ketinggian 32.000 m dpl empat lapis awan kami lewati. Lombok memang benar-benar diselimuti awan.
Satu jam berada di udara, melihat berupa-rupa jenis awan, tiba-tiba air laut kecoklatan mulai terlihat, laut itu ramai oleh kapal-kapal, dan daratan daratan yang kelabu, semrawut, memusingkan juga terlihat. Kemudian aku tersadar aku sudah tiba di Jakarta :''''( Entah kenapa aku merasa sedih, melihat pemandangan ini. bayangan ujian menari-nari di depan mataku.

Liburan yang terasa begitu cepat, tetapi memberikan pengalaman tidak terlupakan. Aku begitu beruntung bisa berkunjung ke sana. Terimakasih yang sedalam-dalamnya dan sebesar-besarnya kepada Allah, kepada keluarga Riksa, kepada kedua orang tuaku.

Alhadulillahirabbilalamin..... :)))

You Might Also Like

0 komentar

Instagram