The Reason

11/16/2015 06:28:00 AM

Suatu hari di perpustakaan Fikom Unpad,

“Menurut gue si gak papa jadi SPG. Toh cuma diliatin dikit ama om-om, asal gak dicolek. Ya kan? Ya realistis aja. Gue butuh duit buat hangout bareng temen temen gue, butuh beli baju, tas..”

Lalu yang diajak bicara hanya mengangguk-angguk, tanda setuju. Percakapan selanjutnya lebih menyeramkan lagi. Tentang pacarnya, tentang pergaulannya, begitu bebas, di luar batas.

Hatiku berdegup. Ada luapan perasaan aneh dalam hati.

Beribu pertanyaan bermunculan,

Ya Tuhan, bagaimana mungkin ada pemikiran seperti itu?
Kenalkah ia dengan konsep Surga dan Neraka?
Tak adakah yang mengingatkannya?
Tahukah ibunya akan hal ini?

Daaaaan semua pertanyaan itu berujung pada satu jawaban:
Dia pasti belum faham.

Percakapan itu menyadarkan aku akan satu hal.

Rasa syukur!

Ya Rasa Syukur..

Kalian tahu? Kita semua memiliki kesempatan yang sama untuk terlahir menjadi orang tersebut. Namun, kenyataannya tidak. Betapa aku bersyukur atas berjuta-juta-juta karunia yang Allah perkenankan untukku.

Betapa aku bersyukur bisa berada di jalan yang Surga jadi tujuannya, bisa memiliki perspektif Islam dalam memandang semua hal, bisa memiliki teman-teman yang saling mengingatkan dalam kebaikan, dan yang paling aku syukuri: bisa terlahir dari keluarga yang sudah mengenalkanku dan menjagaku tetap dalam nilai-nilai Islam semenjak aku begitu kecil.

Sungguh, sungguh! Betapa beruntungnya menjadi aku.

Berjuang di jalan ini adalah wujud syukur atas nikmat Islam yang masih Allah perkenankan ada dalam hati ini :)

Sebuah alasan yang sangat sangat pantas!

You Might Also Like

0 komentar

Instagram