Mendekati Sorot Lampu
9/06/2019 01:02:00 PM
Saat kita mendekati sorot lampu, bayangan kita akan berkali
lipat lebih besar dari ukuran tubuh kita. Tipuan semu yang akan membuat kita membanggakan
amal yang sebenarnya tak seberapa.
Saat kita mendekati sorot lampu, wajah kita seakan bersinar
diguyur kegemilangan. Padahal hitam legam dosa kita tersembunyi di belakang.
Saat kita mendekati sorot lampu, poisisi kita seakan lebih
tinggi dari manusia lainnya. “Aku disorot lampu, sedangkan kau tidak,” begitu
kiranya hati manusia berkata. Padahal sorot lampu tak ada hubungannya sama
sekali dengan derajat manusia.
Mungkin inilah yang menyebabkan Uwais Al-Qarni marah saat
dielu-elukan namanya oleh Amirul mukminin, Umar bin Khattab. Ia menolak sorot
lampu, panggung, dan lemparan bunga kekaguman dari banyak manusia. Padahal
kekasih Allah saja mengaguminya.
“Biar amalku menjadi rahasiaku dengan Tuhanku.” Begitu
ungkap Uwais Al-Qarni.
Hati-hati dengan sorot lampu. Sebuah jebakan yang bisa
melunturkan manisnya imanmu.
0 komentar