Memikat atau Mencari

8/20/2018 12:53:00 PM

Ada dua cara manusia dalam menemukan jodohnya: Memikat atau Mencari.

Pertama Memikat, pencarian jodoh ini menggunakan daya tarik perempuan dan lelaki sebagai kuncinya. Kecantikan, ketampanan, suara dengan daya cipta imaginasi luar biasa, polesan yang menciptakan efek rupawan, atau gaya berpakaian yang menampakkan indahnya lekuk tubuh.

Cara Memikat ini mirip seperti insting hewan saat musim kawin tiba. Burung merak akan mengembangkan bulunya, merekah, indah bukan main. Singa akan berjalan gagah, mengaum, di depan para betina. Ayam jago dan kucing garong akan mengejar kemana pun betinanya berlari.

Walau terdengar jahat menyamakan manusia dengan hewan, tapi suka tak suka manusia memang punya "sisi hewan". Dominan atau tidaknya, tergantung bagaimana setiap manusia menaklukkan sisi hewannya.

Ada yang terus menerus menekannya hingga ia tampak seperti malaikat yang berjalan di bumi. Namun, ada juga yang melepaskannya liar tak terkendali hingga ia tampak seperti hewan berparas rupawan.

Maka tak heran ada manusia yang bisa berganti ganti pasangan dengan cepat. Asal nikmat semua dilumat.

Dengan Memikat, kabar baiknya kau mungkin bisa berjodoh dengan incaranmu. Namun, seiring waktu berlalu, daya pikat sangat mungkin luntur. Wajah bisa berkerut, tubuh bisa tak berbentuk, kekayaan bisa bangkrut. Kalau sudah begini, semoga ada ikatan kuat lain yang mampu mempertahankan sebuah komitmen.

Kedua Mencari: pencarian jodoh ini menggunakan frekuensi antar manusia sebagai penghubungnya. Bagaimana sebuah frekuensi, mampu mempertemukan dua manusia? Simpelnya mari kita lihat bagaimana Siti Khadijah dan Nabi Muhammad SAW bersatu.

Kedua manusia ini sungguh tak pernah saling memikat saat berjumpa. Mereka dipertemukan dalam satu perusahaan yang sama. Siti Khadijah sebagai CEO, cantik incaran satu kota, kaya, dan terhormat. Nabi Muhammad SAW sebagai pegawai marketing andalan, dengan gaji dua kali lipat, tampan, dan berakhlak sempurna.

Walau keduanya punya daya pikat sempurna, keduanya tetap professional bekerja. Nabi Muhammad tak pernah terpikir untuk merayu CEO-nya, dan Siti Khadijah tak pernah modus ikut ekspedisi ke luar negeri agar bisa menggaet pegawai teladannya.

Dalam kesibukan menjalankan kehidupannya agar selalu lebih baik, tanpa sadar, kedua frekuensi manusia ini terus mencari.

Sejak dahulu Nabi Muhammad dan Siti Khadijah tak pernah menyembah berhala, tak percaya Latta, Uza, dan Manna. Keduanya sama sama berakhlak baik, sopan, dan jujur. Keduanya sama sama fokus dalam karier dan pengembangan potensi. Nabi Muhammad tak pernah bermain wanita, Siti Khadijah sangat menjaga dirinya dari banyak pria.

Kedua frekuensi ini akhirnya bertemu. Diperantarai kawannya Khadijah: Nafisah, keduanya sepakat mengikat janji suci.

Allah yang ikatkan keduanya. Allah tau keduanya bisa saling mendukung, melengkapi, menjaga, dan menguatkan, untuk mengemban misi menyampaikan risalah untuk semesta.

Karna Allah yang satukan, segala kasih sayang dan kebaikan untuk keluarga ini pun Allah yang turunkan. Tak peduli hartanya habis untuk berdakwah, wajah keriput, badan kurus kering, hingga Khadijah Allah panggil pun, cinta kedua manusia ini tetap kuat dan suci. Perkara mencari ini sungguh tak main-main.

Begitulah dua cara menemukan jodoh. Jadi kau pilih yang mana, Memikat atau mencari?


You Might Also Like

0 komentar

Instagram