Seorang Kekasih

9/02/2017 11:10:00 PM

Seorang petugas rumah sakit pernah bercerita, kita sebut saja ia Pak Amin.
Pak Amin punya tugas yang sangat mulia: Membimbing pasien yang sedang sekarat untuk mengucap "Laa Ilaaha Illa Allah". Atau umumnya kita sebut, "talqin". Sudah ribuan kali Pak Amin mentalqin pasien di rumah sakit tersebut. "Dari 100 pasien, mungkin hanya 7 orang yang bisa mengucapkan syahadat. Bahkan sekedar "Allah" saja pun sulit terucap." Deg. 

Mendengar ceritanya aku istighfar berulang kali. Membayangkan nasibku kelak saat di ujung maut. Bisakah aku mengucapkan kalimat-Nya?
Kemudian ia melanjutkan, "kamu tahu, kebanyakan orang-orang yang bisa ditalqin, bukan orang yang punya tampang ustad, ustzah gitu," loh kok? "Justru para pekerja kasar. Kuli bangunan, pedagang asongan, tukang sapu jalanan, yah kalangan mereka lah dek.." lanjutnya.
Aku menelan ludah.
Kalimatnya membuatku berpikir amat dalam. Kalian pernah dengar "kekasih tersembunyi" kan.
Jenis manusia yang sama sekali tidak populer. Kehadirannya tak pernah dirasakan. Ada atau tidak ada dirinya sama saja.
Jenis manusia yang nol nilainya dari kacamata dunia.
Tapi siapa sangka, diam-diam ternyata mereka yang paling ikhlas dalam bekerja. Ternyata dalam setiap lelahnya di bawah terik matahari, dzikir tak pernah henti mengalir. Ternyata dibalik kesederhaaan hidupnya, justru hatinya yang paling bersih. Ternyata dari sedikitnya uang yang mereka miliki, bagian untuk sedekahnya justru yang paling besar.
Kita tak pernah tahu kekasih tersembunyi di sekitar kita.
Allah yang paling tahu kondisi hati sekalipun yang paling dalam, yang dinyatakan ataupun dirahasiakan. Allah yang tak pernah luput membalas kebaikan. Tak peduli kalangan bangsawan, atau yang kekurangan.
Jangan pernah meremehkan seseorang. Bisa jadi dialah sang kekasih itu.


FQ.

You Might Also Like

0 komentar

Instagram