Menyenangkan, Bermanfaat, Mulia

5/29/2015 09:56:00 AM

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi membuat desain grafis menjadi salah satu bidang yang kian digandrungi. Dulu, desain grafis belum menjadi profesi yang menjanjikan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, profesi ini semakin dikenal karena beberapa perguruan tinggi membuka jurusan desain grafis atau yang sekarang lebih dikenal sebagai desain komunikasi visual. Desain grafis menjadi wadah apresiasi seni dan kreativitas bagi anak muda. Oleh karena itu, wajar jika banyak anak muda yang mendalami bidang ini. 

Salah satunya Ahmad Rifqi Anshorulloh. Lulusan S1 Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Nasional (Itenas) ini mendirikan Studio Desain Monoponik bersama empat rekannya pada 12 Desember 2012. Bersama Monoponik, pemuda kelahiran 8 April 1991 ini mengukuhkan eksistensinya di dunia desain grafis. Ia bekerjasama dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Pemerintah Kota Bandung, hingga situs jual beli online bukalapak.com. Diora mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dengan pria yang akrab disapa Rifqi ini di Studio Desain Monoponik, di Kompleks Setra Dago, Antapani, Bandung, Sabtu, 1 Mei 2015. 

Bagaimana awal mula tertarik dengan desain grafis? 
 Awalnya, saya belum tahu dunia desain grafis. Saya tahunya dunia seni dulu. Dari kecil kan saya senang menggambar. Pas SMA sempat berpikir juga nilai matematika kurang bagus, tapi nilai kesenian bagus. Artinya, saya punya potensi di sana. Ketertarikan itu akhirnya muncul ketika saya tahu ada bidang yang bisa mewadahi apa yang saya bisa. Bidang ilmu itu desain grafis. Ada jurusannya di perguruan tinggi. Bahkan, keprofesiannya pun ada. 

Sebelum mengenal desain grafis, apa yang suka digambar? 
 Awalnya karakter desain, tapi seiring berjalannya waktu, saya tahu dunia desain itu luas. Nggak cuma gambar pemandangan atau objek tertentu. Luasnya sampai ke cara berpikir. 

Siapa sosok yang menginspirasi? 
 Untuk studio, ada 123Clan di Kanada, Tado di UK, Muti di Afrika Selatan. Kalau lokal, saya suka Heimlo, Thinking Room, dan Visious di Jakarta. Dijadikan inspirasi untuk memperkuat karakter dan menambah wawasan sebagai desainer grafis. Untuk sosok, saya suka Irvan Noe'man. Beliau desainer multidisiplin yang memulai dari desain interior. Kemudian, beliau juga desainer produk dan desainer grafis. Beliau memiliki firma desain bernama BD+A Design Alliance di Jakarta. Saya menyukai beliau dari sisi keilmuan.

Kamu dan teman-teman mendirikan Studio Desain Monoponik. Bagaimana ceritanya? 
 Secara resmi, Monoponik berdiri pada Desember 2012. Untuk nama monoponik, dulu sebagai kreator karakter desain, saya memakai nama Mocho. Nama ini saya implementasikan juga untuk nama karakter saya. Naufal (co-founder Monoponik.red), nama panggilannya Nof. adi, sebenarnya itu personal branding aja agar lebih mudah dikenal teman-teman. Dari Mocho dan Nof, kami gabung jadi Mono. Untuk lanjutannya, kami terinspirasi dari ponsel-ponsel jadul yang memakai nada dering monoponik. Kami mengartikan monoponik itu berangkat dari satu nada. Kami inginnya jika memiliki studio desain dan tim, ada keselarasan nada. Sepakat pada satu visi misi. 

 Apa saja kendala selama mendirikan Studio Desain Monoponik? 
 Kendala awal lebih ke masalah manajemen bisnis. Kadang kami bingung dengan cara mengelolanya. Kami benar-benar mulai dari nol. 

Apa yang menjadi kekhasan Studio Desain Monoponik? 
Kekhasan Monoponik ada di ilustrasi. Selain itu, juga di warna. Kami karakteristiknya itu gatelan pake warna. Warna-warnanya yang solid, yang colourful. 

Apakah kamu setuju dengan anggapan penilaian karya grafis sangat subjektif? 
 Sebagai seorang desainer grafis, tugas kami membuat karya desain grafis yang ideal. Setelah ideal, barulah penilaian itu kembali kepada orang-orang, mau suka atau tidak. 

Bagaimana apresiasi masyarakat terhadap karya grafis? 
 Perubahan pasti ada, tapi masih ada beberapa kalangan yang belum mengapresiasi dengan nilai yang sewajarnya. Masih ada yang minta harga teman atau yang punya budget kecil tapi maunya banyak. Kebanyakan tidak paham kalau yang mahal dari sebuah karya grafis itu bukan tools-nya, tapi idenya. 

Apa yang membuat kamu bahagia bekerja di bidang ini? 
Bahagia saya saat orang-orang juga bahagia dengan karya yang saya buat. Saat teman-teman dan orang tua juga ikut bahagia dengan karya saya. 

 Arti desain grafis bagi kamu? 
 Desain grafis adalah aktivitas kehidupan bagi saya. Saya hidup di sini dan mencintai bidang ini. Mendesain itu menyenangkan dan bermanfaat. 

Tiga kata untuk desain grafis?

 Menyenangkan, bermanfaat, mulia. 


Reporter : Cendikia Panggih
Teks : Cendikia Panggih dan Rizani Hammama


Ini sampul majalah Diora. geng jujuju srikandi


Layout Meet The Great oleh Firda Fauziyyah


Layout Meet The Great oleh Firda Fauziyyah

Salah satu motion graphic Monoponik yang keren binggo binggoooo :D


You Might Also Like

0 komentar

Instagram