Pejuang Seujung Jari

7/03/2015 12:38:00 AM

Kerjaanku hanya duduk saja selama beberapa jam. 

Dengan cemilan coklat dan minuman menyegarkan yang selalu tersedia.

Tangan kanan sibuk “klik-klik” geser-geser mouse

jari jemari lincah ke sana kemari di atas keyboard

Mata lurus menatap layar komputer

Duduk juga santai, kadang tegap, kadang bungkuk, kadang setengah tidur.

Ah..betapa santainya

Betapa perjuangan ini baru seujung jari.

Ini tahun kedua aku menjadi ketua departemen Infokom di BKI Fikom Unpad. Mungkin aku yang tak becus menghasilkan penerusku selanjutnya. Maafkan bila leadership ku begitu asal-asalan.

Awalnya, aku melihat Infokom dengan sebelah mata. Dibanding departemen lainnya, bidangku ini hanya pelengkap saja. Tidak sebermanfaat syiar yang koar-koar ke seluruh penjuru Fikom tentang Islam. Tidak sekompleks mentoring yang harus mengorganisasi puluhan pementor dan yang dimentor. 

Toh, hanya mading di masjid yang entah berapa orang yang melihat. Toh, hanya twit, postingan facebook, atau tumblr, yang entah siapa saja yang melihat. Paling anak BKI lagi yang baca, batinku dalam hati.

Namun, aku menantang diriku sendiri, “Qoon, kalo kamu anggap infokom mudah, coba buktikan buat Infokom BKI keren!” tekadku dalam hati.

Lalu, di sinilah aku. Berusaha menebar manfaat dengan desain, tulisan, video, banner, dan media sosial. Terlihat begitu sederhana bukan.

Betapa perjuangan ini baru seujung jari


perjuanganku ini tidak ada apa apanya bukan, jika dibandingkan dengan aktifis lain di luar sana. Mereka yang koar koar di depan Istana Merdeka. Berpeluh keringat di bawah terik sinar matahari.Menyampaikan aspirasi segenap rakyat yang ekonominya semakin terpuruk.

Sungguh tidak sebanding, dengan para relawan di daerah daerah terisolir. Di saat kondisi sedang pelik, justru mereka mendatangi. Dengan senyum berseri, membantu dengan hati. 



Apalagi dengan pahlawan-pahlawan pemangku kepentingan. Lihat Ridwan Kamil yang mampu buat kebijakan kebijakan yang memudahkan rakyatnya. Apalagi, manusia cerdas dan tampan, sang penumbang sekulerisme di Turki, Erdogan. Ia mampu buat pendidikan merata untuk semua rakyatnya. Kesehatan terjangkau.  Ekonomi melesat. Lihat berapa besar manfaat yang mampu mereka tebarkan.


Amal jariyah tak henti mengalir, untuk para Wali Songo, yang menggeser Hindu-Budha, dan mengenalkan Islam untuk rakyat Indonesia. Mereka yang hidup untuk orang lain, dan mau bersusah payah menyeru kebajikan dan mencegah yang mungkar.


juga untuk para pendiri, pahlawan bangsa Indonesia. Bung Tomo, yang selalu menggemakan takbir dan pidato membakar semangat untuk melawan penjajah Belanda. Panglima Soedirman yang mampu menangkan perang gerilya walaupun di atas tandu. Jasa mereka abadi selamanya.


Apalagi dengan para pejuang yang karenanya Masjid Al-Aqsa masih milik umat Islam. Palestina masih berdiri. Walau harus banjir peluru dan darah. Ialah para mujahidin, pasukan militer yang mampu tandingi tentara Israel, Izudin Al-Qasam. 



Perjuanganku tidak ada seujung jarinya bukan, jika harus dibandingkan dengan  300 pejuang Badr yang berjuang dengan keimanan sekuat baja. Bagaimana tidak kuat? mereka harus percaya, akan menang melawan 1000 orang musuh. Cukup dengan ucapan, "Cukuplah Allah sebagai penolong kalian" oleh Rasulullah SAW, hati mereka langsung mantap. Rela berbalut puluhan luka tebasan pedang, rela melawan saudara atau orang tuanya sendiri, rela mengorbankan nyawa
. Ialah mereka 300 orang yang berjuang demi tegaknya Islam di bumi ini.




perjuanganku semakin tidak berarti, jika harus dibandingkan dengan manusia yang menebar rahmat untuk seluruh alam. Manusia sempurna tanpa dosa. Manusia yang dijamin Surga. Manusia pembawa cahaya. Karenanya Islam bisa dirasakan oleh 1/3 manusia di dunia ini. Ialah Rasulullah SAW. Perjuangannya menjadi hikmah dan pelajar bagi seluruh manusia. Percobaan pembunuhan sudah ratusan jumlahnya, penganiayaan, penghinaan, jangan ditanya.


Betapa berjuang ini hanya sujung jari 



Bahkan seujungnya pun tidak. Manfaat yang aku tebarkan baru sedikit saja. Iri rasanya dengan mereka yang mampu tebarkan manfaatkan dengan begitu luas. 



Laluu.. Allah jawab keresahan hambanya yang merasa tidak berguna ini, coba simak baik-baik:


"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu, dan dengarlah serta taatlah. Dan infakkan lah harta yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulang orang orang yang beruntung."

"Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan balasan untukmu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun."

QS. Attaghabun 16-17


Ternyata Allah menyuruh kita memberi sesuai kesanggupan, memberi dengan kemampuan terbaik. 


Walaupun terlihat sepele. Hanya sebatas desain, video, dan postingan di media sosial, tetapi kalau dikerjakan dengan sepenuh hati, memberikan yang terbaik. Semoga Allah mencatatnya sebagai pemberat amalan baik.


Da emang qoonit cuma bisanya itu, gimana dong?


Semoga kelak jari jari ini dapat menjadi saksi di hari perhitungan kelak. Bahwa mereka telah digunakan untuk menebar kebaikan, amiinnn...


Walaupun hari ini terlihat sederhana, moga 10 atau 20 tahun lagi, manfaat yang aku tebarkan bisa lebih luas dan dahsyat lagi! ammiiinnn....semuakan berproses! huh hah semangat qoon!


Juga untuk pejuang seujung jari lainnya, yang berkontribusi dengan jari jemarimu. Mari berusaha berikan persembahan terbaik. Ayoh kita asah terus kemampuan desain dan video ini, belajar, dan terus belajar.



Allah kan lihat proses bukan hasil, oyyeeyyy!!



Juga untuk semua pejuang penebar manfaat dimanapun kalian berada. Siapapun, dengan bidang dan keahlian yang kalian miliki. 


Jangan pernah berhenti memberi. semoga bisa jadi pribadi penuh arti :))



- Malam jumat, malam ganjil, malam 23 Ramadhan. Masya Allah....keberkahan berlapis lapis!

eiya, ini karya Pejuang Seujung Jari, berturut turut : Nabila, Cholis, (proker BKI sih hehe), Fildzah

You Might Also Like

0 komentar

Instagram