Recep Tayyip Erdogan

4/09/2014 03:21:00 AM

Kalau kamu merasa dunia ini baik baik saja, semua terlihat bahagia, aman sentosa, hati-hati.. jangan-jangan kamu yang tidak peka terhadap dunia di sekitarmu.


Ketika kamu sudah merasa pintar, banyak ilmu, merasa tahu segala hal, hati-hati..jangan-jangan ilmumu yang terlalu dangkal hingga membentengimu dari luasnya ilmu Allah.

Ketika kamu sudah merasa menjadi pribadi yang paling keren, paling hebat, paling sempurna, hati-hati..jangan-jangan kamu yang belum mengenal orang-orang hebat di sekitarmu.

Berbicara tentang orang hebat, aku ingin menceritakaan seorang lelaki, seorang 'ikhwan akut' yang sangat inspiratif.

Ialah Recep Tayyip Erdogan.

Hanya sekedar ingin berbagi apa yang telah aku baca. Tulisan di bawah ini, ialah kutipan-kutipan dari buku Erdogan, Muadzin Istanbul Penakluk Sekularisme Turki karya Syarif Taghian yang telah aku sesuaikan dengan gaya tulisanku, dan tambahan opini pribadi. Semoga tidak merubah maksud isinya.

Simak!

Waktu itu tanggal 29 Januari 2009, saat konferensi ekonomi internasional di Davos. Terjadi perdebatan sengit mengenai masalah pembantaian Israel terhadap rakyat Palestina di jalur Gaza. Dalam perdebatan tersebut Perdana Menteri Israel Shimon Peres membela mati-matian tentang kebijakan negaranya dengan suara keras dan lantang, ini ditujukan secara langsung kepada perdana menteri Turki dengan mengatakan,
"Apa yang akan dilakukan Turki jika dihujani dengan puluhan roket. hamas tidak memberikan pilihan kepada kami."

Erdogan segera menjawab pertanyaan ini dengan mengungkapkan kemarahannya dan mendapatkan tepuk tangan meriah dari para diplomat yang hadir dengan mengatakan, 

"Israel pastinya lebih tahu tentang pembunuhan itu sebelum peluncuran roket-roket tersebut. Kalian membantai anak-anak di Pantai Gaza tanpa dosa."

Ia menambahkan, 

"Alangkah menyedihkannya jika para diplomat yang hadir bertepuk tangan bagi orang-orang yang membunuh anak-anak dan melakukan operasi militer yang memakan korban ribuan nyawa yang tidak berdosa. Tidak ada alasan apapun yang memperbolehkan pembunuhan membabi buta terhadap orang-orang yang tidak berdosa."

Kemudian Peres menjawabnya, 

"Perdana Menteri Israel telah berbicara lebih dari sekali bahwa ia tidak senang membunuh anak-anak di Palestina di Jalur Gaza."

Ketika Erdogan ingin menjawab Shimon Peres itu, tiba-tiba dihentikan oleh David Ignatius, seorang wartawan Washington Post yang memimpin perdebatan, dengan alasan waktunya telah habis. Tiada yang bisa dilakukan Erdogan kecuali meninggalkan ruang konferensi setelah mengucapkan sepatah kata kepada hadirin,

"Peres berbicara 25 menit, sedangkan aku tidak diberi kesempatan untuk berbicara setengah dari waktu ini. Karena itu, aku meninggalkan tempat ini dan aku yakin tidak akan kembali lagi ke Davos. Kalian melarangku berbicara."

Riuh gegap gempita, ribuan warga menyambut kepulangan Erdogan dari Davos di Lapangan terbang Istanbul dengan membawa tulisan, "Engkau layak mengenakan mahkota pahlawan Davos.."

Ialah Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, berani ambil sikap, berani menunjuk dan berteriak dihadapan wajah PM Israel. Bagaimana sekiranya dengan SBY? haha..


Kejadian ini tentu menimbulkan akibat yang tidak main-main. Masalahnya Erdogan berteriak pada PM Israel yang kita tahu kekutannya tidak main-main. Hubungan Turki-Israel memanas! 

Turki ambil sikap, 
inilah kebijakan-kebijakan yang dibuat Erdogan terhadap Israel:

1.Erdogan mengakui eksistensi Hamas dan menolak penyebutannya sebagai jaringan teroris. Ia mengakui menerima pemimpin Hamas.
2. Kedekatan Turki-Suriah, yang dianggap Israel merupakan langkah berbahaya, mengarah pada persekutuan berbahaya yang bisa jadi mengganggu kebijakan politiknya terhadap Suriah di masa depan.
3. Turki menolak penggunaan wilayahnya oleh Amerika Serikat untuk menginvasi Iran, hingga bertekad menghadang semua pesawat yang melewati wilayah udara Iran.
4. Turki meminta pejabat Israel agar tidak ikut serta (selama dua kali, tahun 2008 dan 2009) dalam latihan militer Elang Anatoli.
5. Tahun 2004 Erdogan menolak kunjungan Ariel Sharon ke Turki karena pembantaian yang dilakukannya di Palestina.


Percobaan Pembunuhan

Sikap Erdogan tentu membuat Israel naik darah. Ketegasan Erdogan harus dibayar mahal. Mereka tidak memiliki bahasa apapun untuk menjawabnya kecuali mengalirkan darah. Mossad Israel berupaya membunuh Erdogan, lebih dari satu kali, tetapi dengan izin Allah mereka tidak berhasil menjalankannya.

Ditemukan surat elektronik di sebuah komputer milik salah seorang terdakwa yang berafiliasi pada jaringan Ergenekon. Surat tersebut mengungkapkan adanya agenda Zionis untuk membunuh PM Turki, Erdogan.

Pada 27 Mei 2010, badan keamanan Turki berhasil menggagalkan usaha pembunuhan Erdogan dengan menggunakan boneka anak-anak yang berisi bom dalam sebuah kunjungannya ke sejumlah kota di Turki.

Surat kabar Tharf dan Aksyam Turki menyebutkan bahwa badan kemanan Turki berhasil menggagalkan delapan upaya pembunuhan Erdohan selama tiga tahun.

mari berhenti sejenak.

Mungkin beberapa di antara pembaca bingung, tiba-tiba kalian sudah berada di perdebatan Erdogan dan Peres di Davos. 

Oke, ini sejarah singkat dari Andalusia yang berlandaskan Islam, kemudian menajdi Turki yang sekuler, dan akhirnya berhasil ditumbangkan oleh Erdogan.

Hubungan Turki dan Zionis ternyata sudah terjalin sejak tahun 1492, saat Andalusia runtuh. Kekhalifahan Utsmani menerima beberapa tamu di wilayahnya dari keluarga Yahudi yang melarikan diri dari Andalusia. Pemerintah Utsmani sangat menghormati dan memuliakan mereka hingga memberikan beberapa tanah di kota Salonika di Yunani. 

Akan tetapi, bersamaan dengan berjalannya waktu, kekhalifahan Utsmani mulai melemah. Pada saat yang bersamaan sejumlah besar bangsa Yahudi berpura-pura masuk Islam dan berhasil menduduki beberpa jabatan strategis di pemerintahan. Mereka bekerjasama secara rahasia dengan Iggris dan Perancis serta bangsa Yahudi lainnya untuk menggulingkan Kekhalifahan Utsmani. 

Agenda mereka sempat terhenti, ketika Sultan Abdul Hamid II menjabat sebagai khalifah Kesultanan Utsmani tahun 1876-1909. Kaum Yahudi, tidak tinggal diam, mereka mendirikan Young Turk, Perkumpulan Pemuda Turki dan menyebarkan ideologi Islam dengan keras. Semakin lama Young Turk semakin kuat dan membentuk sebuah partai bernama Partai Persatuan dan Kemajuan. 

Partai Persatuan dan Kemajuan melancarkan kudeta terhadap kekuasaan Sultan Abdul Hamid II tahun 1909. Ideologi sekuler semakin digencarkan. Dalam kondisi seperti inilah Musthafa Kemal muncul, dibantu Inggris, untuk mengkudeta rezim kekhalifahan Utsmani, dan berdirilah Republik Turki.

Konstitusi berubah total, Musthafa Kemal Attaturk menegaskan Turki adalah negara sekuler tanpa agama sama sekali. menghapuskan syariat Islam, memformat hukum dan konstitusi berdasarkan hukum Swiss dan Italia. Semua bentuk penampilan Islam di muka umum dilarang. 150 ulama terkemuka dibunuh.

Pada tahun 1948 negara Israel berdiri di atas tanah Palestina, dan pada 1949 Turki mengakui berdirinya Israel. Hubungan kerjasama antara kedua negara dimulai, semakin erat dan kuat.

93 tahun berlalu, Turki dibalut dalam sekulerisme.

Singkat cerita, pada tahun 2002, Erdogan berhasil menjabat sebagai Perdana Menteri Turki.

Erdogan berhasil menumbangkan sekulerisme di Turki.

Prestasi yang ia torehkan gemilag:
Perbandingan ekonomi Turki periode 2002-2007 dengan periode sebelumnya,

1. Tingkat pertumbuhan terus meningkat selama periode antara 2002-2008. Dengan mengecualikan krisis global tahun 2008, laju pertumbuhan antara 2002-2006 sekitar 6,9%
2. Melonjaknya PDB dari 350 milyar pada tahun 2002 menjadi 750 milyar pada tahun 2008.
3. Melonjaknya PDB per kapita dari 3.300 milyar dollar pada tahun 2002 menjadi 10.000 milyar dolar pada tahun 2008.
4. Meningkatnya volume ekspor dari 33 miliyar menjadi 130 milyar pada akhir tahun 2008.


Erdogan pun mengungkap rahasia kesuksesannya itu seraya berkata, "Orang-orang bertanya kepada saya tentang sebab kesuksesan saya dalam mengentaskan kota dari berbagai persoalannya. Maka saya katakan, kami memiliki senjata yang tidak kalian miliki. Senjata itu adalah keimanan. Kami memiliki akhlak Islam, teladan bagi umat manusia, Rasulullah SAW."

Tahun 1998, Erdogan sempat dipenjarakan selama 10 bulan oleh lawan politiknya, dengan tuduhan: Pembangkitan diskriminasi etnis atau agama di Turki, padahal kala itu pembangunan tengah berkembang pesat.

Seusai salat jumat, Erdogan menuju penjara diiringi 500 mobil pendukungnya. Erdogan menyampaikan pidatonya,

"Seorang mukmin kebahagiaannya akan tampak di wajahnya, dan kesedihannya ada dalam hatinya."

Erdogan sesaat memandang ke arah pendukungnya dan berkata,

"Selamat tinggal, wahai pendukungku. Aku ucapkan selamat Hari Raya Idul Adha kepada penduduk Istanbul, masyarakat Turki dan seluruh dunia Islam. Aku tidak pernah merasa keberatan dan aku tidak akan dendam untuk menentang negaraku. Tiada perjuanganku kecuali demi untuk kebahagiaan umatku. Aku akan menghabiskan waktu beberapa bulan ini untuk mempelajari jalan-jalan yang dapat menghantarkan negeri ini pada era milenium ketiga, in syaa Allah itu adalah masa-masa yang indah. Aku akan bekerja sungguh-sungguh di penjara. Sementara kalian yang berada di luar penjara, berbuatlah sesuai dengan batas kemampuan kalian. Kerahkan kemampuan kalian agar kalian bisa menjadi arsitektur yang handal, dokter yang baik, dan ahli hukum yang profesional. Aku pergi untuk menunaikan kewajibanku. Dan pergilah kalian juga untuk menunaikan kewajiban kalian."



Yak, itulah beberapa poin penting yang menurutku layak dibagikan kepada kalian. Selengkapnya bisa kalian baca di buku tersebut yang tebalnya sekitar 5 cm, hehe..

Nah, kawan..

Lihat, bagaimana seorang pemimpin bisa mebalikkan keadaan, bisa merubah kejahatan, bisa menebar kebaikan, bisa menolong yang lemah. Betapa besar dan penting posisi seorang pemimpin itu. Indonesia butuh pemimpin seperti Erdogan, yang punya sikap, yang berani, yang mengabdikan dirinya untuk rakyatnya, yang ingin membuat negaranya lebih baik.

Sebentar lagi pergantian pemimpin di Indonesia akan terjadi, akankah ada perubahan berarti?

Sekian, semoga bisa diambil hikmah dan pelajaran sebanyak-banyaknya :)



Sumber:
Taghian, Syarif. 2012. Erdogan Muadzi Istanbul Penakluk Sekularisme Turki. Jakarta. Dar Al-Kitab Al-Arabi Damaskus-Kairo.
Sumber gambar:
wikimedia.org/wikipedia/commons/1/11/WORLD_ECONOMIC_FORUM_ANNUAL_MEETING_2009_-_Recep_Tayyip_Erdogan
http://www.reporter.am/images/StandardImage/Erdogan-Peres-Davos
.uludagsozluk.com/153/recep-tayyip-erdoğan

You Might Also Like

0 komentar

Instagram