Qoonit Siap OJ!

9/16/2013 11:22:00 PM

Qoon : Ih aku gak sabar banget nih nunggu semester tiga! Pasti kuliah jurnalistik seru banget, aargh..lama banget sih!
Ella : Rekam-rekam tuh omongannya Qoonit
Asma : Iyak, biar jadi bandingan nanti kalo dia udah masuk jurnal, awas kalau sampe ngeluh!

Aku ingat sekali percakapan itu berlangsung di depan mading Averous sebelum kami bertiga pergi untuk membeli makan malam, saat aku masih semester satu. BOOM! tiba-tiba aku sudah masuk semester tiga dan sudah memulai rangkaian Ospek Jurnalistik (OJ).

OJ sendiri nanti akan berlangsung selama tiga sampai empat hari, berbulan-bulan sebelumnya, entah berapa bulan, adalah rangkaian pra-OJ.

OJ ini bagiku seperti Diklat Palawa part-2. Hectic dan kesibukannya mirip-mirip, jam tidur terpangkas, aktivitas meningkat, adrenalin terpacu. Bedanya OJ ini tidak ada hukuman fisik, kalau terlambat hanya dimarahi sebentar, kalau tugas tidak terkumpul lengkap yang terkena damprat ketua angkatan, kalau jumlah angkatan yang hadir tidak lengkap hanya dimarahi sebentar, kalau tidak menggunakan jam tangan, sepatu bertali, atau kemeja hanya dimarahi sebentar. Aku sudah biasa, masuk telinga kanan keluar telinga kiri, tidak ada yang namanya: "Kamu terlambat?! ambil jatah satu seri!" atau "Yang tidak menggunakan ikat pinggang, kemeja, pita siswa, sepatu bertali, ambil jatah empat seri!"

Dalam OJ ini hanya dibutuhkan mental sekuat baja, untuk fisik tidak perlu kuat asal sehat. Sampai saat ini belum se-hectic Diklat Palawa. Aku masih sempat berkegiatan di SPMI, masih bisa desain untu acara-acara BKI, dan masih sempat jogging, tetapi aku yakin nanti akan melebihi sibuknya Palawa. Kita lihat saja nanti!

Terhitung tanggal 14 September 2013, angkatan Jurnalistik 2012 dikumpulkan di belakang gedung 5. Disambut senior dengan jahim biru menterngnya itu, mengelilingi kami dengan wajah sangar. Beberapa orang diantaranya di depan dan membentak-bentak kami, yaah seperti biasa -_-

Semenjak saat itu rentetan tugas-tugas diberikan kepada kami. Maksud dari pemberian tugas ini positif sekali sebenarnya, tetapi waktu pengerjaan yang pendek membuat kadar stress meningkat. Dengan tugas-tugas yang diberikan, hal ini 'memaksaku' untuk berlama-lama membaca berbagai buku, mencari data, dan menuliskannya kembali dengan analisa yang tepat.

Untuk orang-orang seperti aku, mungkin memang hanya ini cara agar aku mau membaca berbagai buku dan menulis. Seperti kata mas Item dalam seminar Etika Jurnalistik, "Baca! tulis! Baca! Tulis! terus jangan pernah berhenti! itulah satu-satunya cara untuk menjadi jurnalis yang hebat."

Bahkan Allah menurunkan ayat Al-Quran yang pertama kali adalah Iqra' artinya bacalah! Betapa spesialnya perintah "Bacalah!" dari Allah untuk manusia :') Allah kan mengangkat derajat hambaNya yang berilmu. Ah, aku jadi malu~
Ini tugas keempat, pertama kalinya aku menggunakan mesin tik. Rasanya bahagia tidak terperi mengetik menggunakan laptop setelah mengetik kurang lebih tiga halaman dengan mesin tik. Aku mengerjakan T4 (Tugas ke-4) itu dari pukul 21.00-2.00 dengan setengah hati dan berusaha menguatkan jari telunjuk dan tengahku agar tidak manja. CETAK-CETOK-CETAK-CETOK suara mesin tik menemani malamku hari itu.

Sesuatu yang dikerjakan setengah hati hasilnya tidak akan sempurna. Padahal Rasulullah selalu mengajarkan untuk melakukan setiap pekerjaan dengan maksimal, terbaik, dan 100%. Astaghfirullah.

"Qoonit, setelah gue analisis tugas lo itu termasuk yang paling berantakan, duh gue jahat ya? maaf ya Qoon." Itu perkatannya Idsam di kelas reportase tanggal 27 September 2013. Yah, memang kenyataannya demikian, cerminan perilaku sehari-hari juga sepertinya, hehe..
Typo tersebar dimana-mana, bahkan pada judul pun aku sudah salah mengetik. Hal yang lebih parah lagi, tidak ada keinginan sedikit pun untuk men-tipxnya atau membenarkannya. *geleng-geleng* 

Insya Allah tugas-tugas selanjutnya bisa lebih baik lagi dan lebih ikhlas lagi mengerjakannya.

QOONIT SIAP OJ! :D

You Might Also Like

0 komentar

Instagram